مسند أحمد ٢٣٩٩٠: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ الْمُهَاجِرِ قَالَ سَمِعْتُ صَفِيَّةَ تحَدَّثُ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ أَسْمَاءَ سَأَلَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ غُسْلِ الْمَحِيضِ قَالَ تَأْخُذُ إِحْدَاكُنَّ مَاءَهَا وَسِدْرَتَهَا فَتَطَهَّرُ فَتُحْسِنُ الطُّهُورَ ثُمَّ تَصُبُّ عَلَى رَأْسِهَا فَتُدَلِّكُهُ دَلْكًا شَدِيدًا حَتَّى يَبْلُغَ شُؤُونَ رَأْسِهَا ثُمَّ تَصُبُّ عَلَيْهَا الْمَاءَ ثُمَّ تَأْخُذُ فِرْصَةً مُمَسَّكَةً فَتَطَهَّرُ بِهَا قَالَتْ أَسْمَاءُ وَكَيْفَ تَطَهَّرُ بِهَا قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ تَطَهَّرِي بِهَا فَقَالَتْ عَائِشَةُ كَأَنَّهَا تُخْفِي ذَلِكَ تَبْتَغِي أَثَرَ الدَّمِ وَسَأَلَتْهُ عَنْ غُسْلِ الْجَنَابَةِ قَالَ تَأْخُذِينَ مَاءَكِ فَتَطَهَّرِينَ فَتُحْسِنِينَ الطُّهُورَ أَوْ أَبْلِغِي الطُّهُورَ ثُمَّ تَصُبُّ عَلَى رَأْسِهَا فَتُدَلِّكُهُ حَتَّى يَبْلُغَ شُؤُونَ رَأْسِهَا ثُمَّ تُفِيضُ عَلَيْهَا الْمَاءَ فَقَالَتْ عَائِشَةُ نِعْمَ النِّسَاءُ نِسَاءُ الْأَنْصَارِ لَمْ يَكُنْ يَمْنَعُهُنَّ الْحَيَاءُ أَنْ يَتَفَقَّهْنَ فِي الدِّينِ
Musnad Ahmad 23990: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Ibrahim bin Al Muhajir, dia berkata: saya telah mendengar Shofiyah bercerita dari Aisyah bahwa Asma' pernah bertanya kepada Nabi Shallalahu'alaihiwasallam mengenai mandi setelah haid. Beliau bersabda: "Hendaknya salah seorang di antara kalian mengambil air dan pancinya, lalu kamu bersuci dengan dengan baik, kemudian tuangkan air di kepala sambil mengusap-usapnya hingga merata, kemudian menyiramkan air kembali ke kepalanya, kemudian hendaknya kamu mengambil kapas yang diberi minyak misik (wewangian) dan pergunakanlah untuk bersuci." Asma' berkata: "Bagaimana seharusnya dia bersuci?" beliau bersabda: "Maha Suci Allah, bersucilah saja dengannya." Lalu Aisyah berkata: sepertinya dia (Asma') nggak paham-paham bahwa yang dimaksudkan nabi adalah membersihkan bekas-bekas darah. Lalu dia bertanya kepada beliau mengenai mandi junub. Beliau bersabda: "Hendaknya kamu mengambil airmu dan bersucilah dengan baik, atau sempurnakanlah bersucinya. Kemudian hendaknya kamu menuangkan air ke kepalanya dan mengusap-usapnya hingga merata di sekitar kepalanya. Kemudian siramkanlah air di atasnya." Aisyah berkata: "Sebaik-baik wanita adalah wanita anshar, karena tidak ada rasa malu yang menghalangi mereka untuk memperdalam agama."
Musnad Ahmad Nomer 23990