مسند أحمد ١٥٢٥٧: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ مَنْصُورٍ قَالَ سَمِعْتُ مُجَاهِدًا يُحَدِّثُ عَنْ أُسَيْدِ بْنِ ظُهَيْرٍ قَالَ كَانَ أَحَدُنَا إِذَا اسْتَغْنَى عَنْ أَرْضِهِ أَوْ افْتَقَرَ إِلَيْهَا أَعْطَاهَا بِالنِّصْفِ وَالثُّلُثِ وَالرُّبُعِ وَيَشْتَرِطُ ثَلَاثَ جَدَاوِلَ وَالْقُصَارَةَ وَمَا سَقَى الرَّبِيعُ وَكُنَّا نَعْمَلُ فِيهَا عَمَلًا شَدِيدًا وَنُصِيبُ مِنْهَا مَنْفَعَةً فَأَتَانَا رَافِعُ بْنُ خَدِيجٍ فَقَالَ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَمْرٍ كَانَ لَكُمْ نَافِعًا وَطَاعَةُ اللَّهِ وَطَاعَةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْرٌ لَكُمْ نَهَاكُمْ عَنْ الْحَقْلِ وَقَالَ مَنْ كَانَتْ لَهُ أَرْضٌ فَلْيَمْنَحْهَا أَخَاهُ أَوْ لِيَدَعْهَا وَنَهَانَا عَنْ الْمُزَابَنَةِ وَالْمُزَابَنَةُ الرَّجُلُ يَكُونُ لَهُ الْمَالُ الْعَظِيمُ مِنْ النَّخْلِ فَيَجِيءُ الرَّجُلُ فَيَأْخُذُهَا بِكَذَا وَكَذَا وَسْقًا مِنْ تَمْرٍ
Musnad Ahmad 15257: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far mengatakan, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Manshur mengatakan: pernah aku mendengar Mujahid menceritakan hadis dari Usaid bin Zhuhair mengatakan: Salah seorang dari kami jika dahulu jika tidak memerlukan lagi ladangnya, ia menyerahkannya kepada seseorang dengan syarat mendapatkan bagian separoh, sepertiga, atau seperempatnya, dan juga mensyaratkan memperoleh tiga anak sungai, sisa-sisa hasil panen, dan sesayuran yang tumbuh karena musim semi. Ketika itu kami harus bekerja ekstra keras sehingga kami hitung dengan cara itu mendapat manfaat. Di kemudian hari Rafi' bin Khudaij mendatangi kami seraya mengatakan 'Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam melarang suatu hal yang mendatangkan manfaat bagi kalian namun pada saat yang sama ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya lebih baik bagi kalian. Rasul melarang kalian jual beli buah-buahan yang masih dalam tangkai untuk ditukar buah masak dalam ukuran tertentu, dan beliau bersabda: Siapa yang mempunyai pekarangan, berikan saja kepada saudaranya, atau tinggalkan saja. Rasul juga melarang kami muzabanah, dan maksud muzabanah, seseorang yang mempunyai kurma masih dalam pohon, kemudian didatangi tengkulak, ia mengajukan penawaran agar kurmanya ditukar dengan beberapa wasaq kurma masak.
Musnad Ahmad Nomer 15257