مسند أحمد ٣٢١٧: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ قَالَ أُنْبِئْتُ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ فَجَاءَ الْمَلَكُ بِهَا حَتَّى انْتَهَى إِلَى مَوْضِعِ زَمْزَمَ فَضَرَبَ بِعَقِبِهِ فَفَارَتْ عَيْنًا فَعَجِلَتْ الْإِنْسَانَةُ فَجَعَلَتْ تَقْدَحُ فِي شَنَّتِهَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَحِمَ اللَّهُ أُمَّ إِسْمَاعِيلَ لَوْلَا أَنَّهَا عَجِلَتْ لَكَانَتْ زَمْزَمُ عَيْنًا مَعِينًا
Musnad Ahmad 3217: Telah menceritakan kepada kami Isma'il telah menceritakan kepada kami Ayyub ia berkata: Aku diberitakan dari Sa'id bin Jubair ia berkata: Ibnu Abbas berkata: Kemudian datanglah satu malaikat kepadanya hingga sampai pada sumber air zamzam, kemudian malaikat itu menginjaknya dengan tumitnya, lalu keluarlah mata air, kemudian ia mulai menciduk air dengan geribanya. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda: "Semoga Allah merahmati Ummu Isma'il, kalau sekiranya ia terburu-buru, niscaya air zamzam itu seperti air biasa."
Musnad Ahmad Nomer 3217