مسند أحمد ٢٩٤١: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ عَمْرٍو حَدَّثَنَا الْمُغِيرَةُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ مُحَمَّدٍ أَنَّهُ سَمِعَ ابْنَ عَبَّاسٍ يَقُولُ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَاعَنَ بَيْنَ الْعَجْلَانِيِّ وَامْرَأَتِهِ قَالَ وَكَانَتْ حُبْلَى فَقَالَ وَاللَّهِ مَا قَرَبْتُهَا مُنْذُ عَفَرْنَا وَالْعَفْرُ أَنْ يُسْقَى النَّخْلُ بَعْدَ أَنْ يُتْرَكَ مِنْ السَّقْيِ بَعْدَ الْإِبَارِ بِشَهْرَيْنِ قَالَ وَكَانَ زَوْجُهَا حَمْشَ السَّاقَيْنِ وَالذِّرَاعَيْنِ أَصْهَبَ الشَّعَرَةِ وَكَانَ الَّذِي رُمِيَتْ بِهِ ابْنَ السَّحْمَاءِ قَالَ فَوَلَدَتْ غُلَامًا أَسْوَدَ أَجْلَى جَعْدًا عَبْلَ الذِّرَاعَيْنِ قَالَ فَقَالَ ابْنُ شَدَّادِ بْنِ الْهَادِ لِابْنِ عَبَّاسٍ أَهِيَ الْمَرْأَةُ الَّتِي قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ كُنْتُ رَاجِمًا بِغَيْرِ بَيِّنَةٍ لَرَجَمْتُهَا قَالَ لَا تِلْكَ امْرَأَةٌ قَدْ أَعْلَنَتْ فِي الْإِسْلَامِ حَدَّثَنَا سُرَيْجٌ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي الزِّنَادِ فَذَكَرَ مَعْنَاهُ وَقَالَ فِيهِ عَبْلَ الذِّرَاعَيْنِ خَدْلَ السَّاقَيْنِ وَقَالَ الْهَاشِمِيُّ خَدْلٌ وَقَالَ بَعْدَ الْإِبَارِ
Musnad Ahmad 2941: Telah menceritakan kepada kami Abdul Malik bin Amru telah menceritakan kepada kami Al Mughirah bin Abdurrahman dari Abu Az Zinad dari Al Qasim bin Muhammad bahwa ia mendengar Ibnu Abbas berkata: sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam telah memberlakukan li'an antara Al 'Ajlani dan istrinya. Ia (Ibnu Abbas) berkata: Saat itu istrinya telah hamil, lalu ia berkata: Demi Allah, aku tidak pernah mendekatinya semenjak 'afr. 'Afr adalah kebun kurma yang disirami setelah dibiarkan selama dua bulan semenjak diserbuki (dikawinkan). Ia (Ibnu Abbas) berkata: Suaminya itu betis dan lengannya kecil serta rambutnya tebal, sedangkan yang dituduhnya adalah Ibnu As Samha`. Ia melanjutkan: Maka wanita itu melahirkan anak (berkulit) hitam, berambut tipis dan berlengan gemuk. (Al Qasim) berkata: Maka Ibnu Syadad bin Al Hadi berkata kepada Ibnu Abbas: wanita itukah yang dimaksud oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam 'seandainya aku boleh merajam tanpa bukti, niscaya aku akan merajamnya?." Ibnu Abbas berkata: Oh, Bukan, wanita yang boleh dirajam tanpa bukti maksudnya adalah wanita yang mengaku terus terang (melakukan perzinahan) dalam Islam. Telah menceritakan kepada kami Suraij telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Az Zinad lalu disebutkan maknanya, dan ia katakan dalam redaksinya, 'Kedua lengannya gemuk, kedua betisnya gemuk.' Al Hasyimi berkata: Gemuk. Ia juga mengatakan: Setelah diserbuki.
Musnad Ahmad Nomer 2941