مسند أحمد ٢٢٤٣: حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ حَدَّثَنَا أَبِي عَنِ ابْنِ إِسْحَاقَ قَالَ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ طَاوُسٍ عَنْ أَبِيهِ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ مَا أَعْمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَائِشَةَ لَيْلَةَ الْحَصْبَةِ إِلَّا قَطْعًا لِأَمْرِ أَهْلِ الشِّرْكِ فَإِنَّهُمْ كَانُوا يَقُولُونَ إِذَا بَرَأَ الدَّبَرْ وَعَفَا الْأَثَرْ وَدَخَلَ صَفَرْ فَقَدْ حَلَّتْ الْعُمْرَةُ لِمَنْ اعْتَمَرْ
Musnad Ahmad 2243: Telah menceritakan kepada kami Ya'qub telah menceritakan kepada kami bapakku dari Ibnu Ishaq berkata: telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Thawus dari bapaknya dari Ibnu Abbas, ia berkata: "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam tidak memerintahkan Aisyah untuk umrah pada malam hashbah kecuali karena membantah para pelaku syirik, yaitu karena mereka biasa mengatakan: "Bila luka telah sembuh dan bekasnya telah sirna kemudian berlalu Shafar, maka telah halal umrah bagi yang (hendak) melaksanakan umrah."
Musnad Ahmad Nomer 2243