مسند أحمد ٥٩٧٦: حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ حَبِيبٍ عَنْ طَاوُسٍ قَالَ قَالَ رَجُلٌ لِابْنِ عُمَرَ إِنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ يَزْعُمُ أَنَّ الْوَتْرَ لَيْسَ بِحَتْمٍ قَالَ سَأَلَ رَجُلٌ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صَلَاةِ اللَّيْلِ فَقَالَ صَلَاةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى فَإِذَا خِفْتَ الصُّبْحَ فَأَوْتِرْ بِوَاحِدَةٍ
Musnad Ahmad 5976: Telah menceritakan kepada kami Jarir dari Manshur dari Habib dari Thawus dia berkata: seorang laki-laki berkata kepada Ibnu Umar, " Abu Hurairah Radliyallahu'anhu beranggapan bahwa (shalat) witir bukanlah sebuah kewajiban." Ibnu Umar menjawab, "Seorang laki-laki pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam mengenai shalat malam. Beliau menjawab, 'Shalat malam adalah dua raka'at-dua raka'at dan jika kamu khawatir kedatangan waktu subuh, shalat witirlah satu raka'at.'"
Musnad Ahmad Nomer 5976