مسند أحمد ٤٢١٧: حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ أَخْبَرَنَا يُونُسُ عَنْ زِيَادِ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ رَأَيْتُ رَجُلًا جَاءَ ابْنَ عُمَرَ فَسَأَلَهُ فَقَالَ إِنَّهُ نَذَرَ أَنْ يَصُومَ كُلَّ يَوْمِ أَرْبِعَاءَ فَأَتَى ذَلِكَ عَلَى يَوْمِ أَضْحًى أَوْ فِطْرٍ فَقَالَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَمَرَ اللَّهُ بِوَفَاءِ النَّذْرِ وَنَهَانَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ النَّحْرِ
Musnad Ahmad 4217: Telah menceritakan kepada kami Husyaim telah mengabarkan kepada kami Yunus dari Ziyad bin Jubair ia berkata: "Aku melihat seorang lelaki mendatangi Ibnu Umar dan memberitahukan kepadanya bahwa dulu ia bernadzar untuk berpuasa pada setiap hari rabu, kemudian hari itu bertepatan dengan hari 'iedul adlha atau 'iedul fitri. Maka Ibnu Umar menjawab, "Sesungguhnya Allah Ta'ala memerintahkan (kita) untuk memenuhi nadzar, sedangkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam melarang kita berpuasa pada hari sembelihan ('iedul adlha)."
Musnad Ahmad Nomer 4217