مسند أحمد ٩٨٩٦: وَبِإِسْنَادِهِ قَالَ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ الزَّمَانَ الطَّوِيلَ بِأَعْمَالِ أَهْلِ الْجَنَّةِ ثُمَّ يَخْتِمُ اللَّهُ لَهُ بِأَعْمَالِ أَهْلِ النَّارِ فَيَجْعَلُهُ مِنْ أَهْلِ النَّارِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ الزَّمَانَ الطَّوِيلَ بِأَعْمَالِ أَهْلِ النَّارِ ثُمَّ يَخْتِمُ اللَّهُ لَهُ عَمَلَهُ بِأَعْمَالِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَجْعَلُهُ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيُدْخِلُهُ الْجَنَّةَ
Musnad Ahmad 9896: Masih melalui jalur periwayatan yang sama seperti hadits sebelumnya dari Abu Hurairah. Dan dengan sanadnya ia berkata: "Sesungguhnya Seorang lelaki beramal dengan amalan penghuni surga dalam waktu yang lama, kemudian Allah menutupnya dengan amalan penghuni neraka, dan akhirnya Allah pun menjadikannya sebagai penghuni neraka. Dan sesungguhnya Seorang lelaki beramal dengan amalan penghuni neraka dalam waktu yang lama, kemudian Allah menutupnya dengan amalan penghuni surga, dn akhirnya Allah pun menjadikannya sebagai penghuni kesurga.
Musnad Ahmad Nomer 9896