Ayat Of The Day Surah Al-Kahf Ayat 23 s.d 24

Al-Qur'an Surah Al-Kahf Ayat 23 s.d 24

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

وَلَا تَقُوْلَنَّ لِشَا۟يْءٍ اِنِّيْ فَاعِلٌ ذٰلِكَ غَدًاۙ ﴿٢٣

wa lā taqụlanna lisyai`in innī fā'ilun żālika gadā

Dan jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu, “Aku pasti melakukan itu besok pagi,”

اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ اللّٰهُ ۖوَاذْكُرْ رَّبَّكَ اِذَا نَسِيْتَ وَقُلْ عَسٰٓى اَنْ يَّهْدِيَنِ رَبِّيْ لِاَقْرَبَ مِنْ هٰذَا رَشَدًا ﴿٢٤

illā ay yasyā`allāhu ważkur rabbaka iżā nasīta wa qul 'asā ay yahdiyani rabbī li`aqraba min hāżā rasyadā

kecuali (dengan mengatakan), “Insya Allah.” Dan ingatlah kepada Tuhanmu apabila engkau lupa dan katakanlah, “Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepadaku agar aku yang lebih dekat (kebenarannya) daripada ini.”


Tafsir Surah Al-Kahf Ayat 23 s.d 24

Tafsir Ibnu Katsir

Tafsir QS: 18 Ayat: 23
*Allahﷻ memberi petunjuk kepada Rasul-Nya tentang etika bila hendak mengerjakan sesuatu yang telah ditekadkannya di masa mendatang, hendaklah ia mengembalikan hal tersebut kepada kehendak Allahﷻ Yang mengetahui hal yang gaib, Yang mengetahui apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi, dan yang mengetahui apa yang tidak akan terjadi, seandainya terjadi bagaimana akibatnya.

*Dalam kitab Sahihain telah disebutkan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, dari Rasulullahﷺ yang telah bersabda bahwa Sulaiman ibnu Daud pernah mengatakan, "Sungguh saya akan menggilir ketujuh puluh orang istriku malam ini. Menurut riwayat lain sembilan puluh orang istri, dan menurut riwayat yang lainnya lagi seratus orang istri. Dengan tujuan agar masing-masing istri akan melahirkan seorang anak lelaki yang kelak akan berperang di jalan Allah. Maka dikatakan kepada Sulaiman, yang menurut riwayat lain malaikat berkata kepadanya, "Katakanlah, 'Insya Allah', tetapi Sulaiman tidak menurutinya.

*Sulaiman menggilir mereka dan ternyata tiada yang mengandung dari mereka kecuali hanya seorang istri yang melahirkan setengah manusia. Setelah menceritakan kisah itu Rasulullahﷺ bersabda: "Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, seandainya dia mengucapkan, "Insya Allah (jika Allah menghendaki), dia tidak akan melanggar sumpahnya dan akan meraih apa yang diinginkannya. Dan dalam riwayat yang lain disebutkan: "Dan sungguh mereka (anak-anaknya) akan berperang di jalan Allah semuanya dengan mengendarai kuda.

*Dalam permulaan surat ini telah disebutkan latar belakang penyebab turunnya ayat ini, yaitu dalam pembahasan sabda Nabiﷺ ketika ditanya mengenai kisah para pemuda penghuni gua, yaitu sabda Nabiﷺ yang mengatakan: "Besok aku akan menjawab (pertanyaan) kalian. Kemudian wahyu datang terlambat sampai lima belas hari. Kami telah menyebutkan hadis tersebut secara rinci mencakup semua keterangannya, sehingga tidak perlu diutarakan lagi di sini.


Tafsir QS: 18 Ayat: 24
Firman Allahﷻ:

وَاذْكُرْ رَّبَّكَ اِذَا نَسِيْتَ
( Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa. ) (Al-Kahfi, 18:24)

*Menurut suatu pendapat, makna yang dimaksud ialah apabila kamu lupa mengucapkan pengecualian (Insya Allah), maka sebutkanlah pengecualian itu saat kamu ingat kepadanya. Demikianlah menurut Abul Aliyah dan Al-Hasan Al-Basri.

*Hasyim telah meriwayatkan dari Al-A'masy, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan seorang lelaki yang bersumpah bahwa ia boleh mengucapkan Insya Allah sekalipun dalam jarak satu tahun lamanya, dan ia mengucapkan firman-Nya: ( Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa. ) (Al-Kahfi, 18:24) Maksudnya, mengucapkan kata Insya Allah itu. Dikatakan kepada Al-A'masy, "Apakah engkau mendengarnya dari Mujahid? Al-A'masy menjawab bahwa telah menceritakan kepadanya Lais ibnu Abu Sulaim, dan mengatakan bahwa Kisai mempunyai pendapat yang sama dengan ini.

*Imam Tabrani telah meriwayatkannya melalui hadis Abu Mu'awiyah, dari Al-A'masy dengan sanad yang sama.

*Pada garis besarnya pendapat Ibnu Abbas mengatakan bahwa seseorang masih boleh mengucapkan Insya Allah, sekalipun lamanya satu tahun dari sumpahnya itu. Dengan kata lain, apabila ia bersumpah, lalu berlalu satu tahun dan ia baru teringat bahwa ketika bersumpah ia belum menyebut kalimat Insya Allah, maka hendaklah ia menyebutkannya saat ingat.

*Menurut tuntunan sunnah, hendaknya orang yang bersangkutan mengucapkan Insya Allah agar ia beroleh pahala karena mengerjakan anjuran sunah, sekalipun hal ini dilakukannya sesudah sumpahnya dilanggar. Demikianlah menurut pendapat Ibnu Jarir rahimahullah. Dan ia memberikan ulasan dalam nasnya, bahwa kalimat Insya Allah itu bukan dimaksud untuk menghapus sangsi kafarat sumpah yang dilanggarnya. Apa yang dikatakan oleh Ibnu Jarir ini merupakan takwil yang benar terhadap pendapat Ibnu Abbas.

*Ikrimah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: ( Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa. ) (Al-Kahfi, 18:24) Bahwa makna yang dimaksud dengan iza nasita ialah bila kamu marah.

*Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Haris Al-Jabali, telah menceritakan kepada kami Safwan ibnu Saleh, telah menceritakan kepada kami Al-Walid ibnu Muslim, dari Abdul Aziz ibnu Husain, dari Ibnu Abu Nujaih, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas yang mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: ( Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu, "Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi, kecuali (dengan menyebut), 'Insya Allah'. Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa. ) (Al-Kahfi: 18:23-18:24) Yaitu dengan cara menyebut kalimat Insya Allah.

*Imam Tabrani telah meriwayatkan pula melalui Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: ( Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa. ) (Al-Kahfi, 18:24) Maksudnya, jika kamu lupa mengucapkan kalimat Insya Allah, maka sebutkanlah kalimat itu jika kamu ingat. Kemudian Ibnu Abbas£ mengatakan bahwa hal ini hanya khusus bagi Rasulullahﷺ, tidak diperbolehkan bagi seorang pun dari kita mengucapkan kalimat istisna (Insya Allah) ini kecuali bila berhubungan langsung dengan sumpahnya (yakni tidak ada jarak pemisah).

Imam Tabrani mengatakan bahwa hal ini diriwayatkan secara munfarid oleh Al-Walid, dari Abdul Aziz ibnul Husain.

*Makna ayat mengandung takwil lain, yaitu bahwa melalui ayat ini Allah memberikan petunjuk kepada seseorang yang lupa akan sesuatu dalam pembicaraannya, agar ia mengingat Allahﷻ karena sesungguhnya lupa itu bersumber dari setan. Seperti yang disebutkan oleh pemuda yang menemani Musa, yang perkataannya disitir oleh Allahﷻ melalui firman-Nya: ( dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali setan. ) (Al-Kahfi, 18:63)

*Sedangkan mengingat Allah itu dapat mengusir setan. Apabila setan telah pergi, maka lenyaplah lupa itu. Zikrullah atau mengingat Allah adalah penyebab bagi sadarnya ingatan dari keterlupaannya. Karena itulah maka disebutkan oleh firman-Nya: ( Dan ingatlah Tuhanmu jika kamu lupa. ) (Al-Kahfi, 18:24)

Adapun firman Allahﷻ:

وَقُلْ عَسٰٓى اَنْ يَّهْدِيَنِ رَبِّيْ لِاَقْرَبَ مِنْ هٰذَا رَشَدًا
( dan katakanlah, "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya daripada ini. ) (Al-Kahfi, 18:24)

Artinya, apabila kamu ditanya tentang sesuatu yang tidak kamu ketahui, maka mintalah kepada Allah tentang jawabannya, dan mohonlah kepada-Nya dengan segenap jiwa ragamu agar Dia memberimu taufik ke jalan yang benar dan diberi petunjuk jawabannya. Menurut pendapat yang lain, menafsirkan ayat dengan tafsiran yang lain daripada ini.


Tafsir Jalalain

Tafsir QS: 18 Ayat: 23
(Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu) tentang sesuatu (Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi) lafal Ghadan artinya di masa mendatang.


Tafsir QS: 18 Ayat: 24
(Kecuali dengan menyebut "Insya Allah") artinya, mengecualikannya dengan menggantungkan hal tersebut kepada kehendak Allah, seumpamanya kamu mengatakan Insya Allah (Dan ingatlah kepada Rabbmu) yaitu kepada kehendak-Nya seraya menggantungkan diri kepada kehendak-Nya (jika kamu lupa) ini berarti jika ingat kepada kehendak-Nya sesudah lupa, sama dengan ingat kepada kehendak-Nya sewaktu mengatakan hal tersebut. Hasan dan lain-lainnya mengatakan, "Selagi seseorang masih dalam majelisnya" (dan katakanlah, "Mudah-mudahan Rabbku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat daripada ini) yaitu berita tentang Ashhabul Kahfi untuk menunjukkan kebenaran kenabianku (kebenarannya") yakni petunjuk yang lebih benar, dan memang Allah memperkenankan hal tersebut.


Tafsir Muyassar

Tafsir QS: 18 Ayat: 23
Janganlah kamu mengatakan terhadap sesuatu yang kamu tekadkan untuk melakukannya: Sesungguhnya aku akan melakukan hal itu besok,


Tafsir QS: 18 Ayat: 24
Kecuali bila kamu menggantungkan ucapanmu dengan masyi'ah,yaitu dengan mengucapkan Insya Allah. Ingatlah Rabb-mu, ketika lupa mengucapkan Insya Allah setiap kali kamu lupa, maka ingatlah Allah Karena mengingat Allah akan menghilangkan kelupaan, dan katakanlah: Mudah-mudahan Rabb-ku akan memberiku petunjuk kepada jalan paling dekat yang mengantarkan kepada kebenaran dan petunjuk.


Pencarian Ayat