سنن النسائي ٣٥٤: أَخْبَرَنَا أَبُو مُوسَى قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عَمْرَةَ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ ابْنَةَ جَحْشٍ كَانَتْ تُسْتَحَاضُ سَبْعَ سِنِينَ فَسَأَلَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَيْسَتْ بِالْحَيْضَةِ إِنَّمَا هُوَ عِرْقٌ فَأَمَرَهَا أَنْ تَتْرُكَ الصَّلَاةَ قَدْرَ أَقْرَائِهَا وَحَيْضَتِهَا وَتَغْتَسِلَ وَتُصَلِّيَ فَكَانَتْ تَغْتَسِلُ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ
Sunan Nasa'i 354: Telah mengabarkan kepada kami Abu Musa dia berkata: Telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Az-Zuhri dari 'Amrah dari Aisyah bahwa Ummu Habibah binti Jahsy pernah menderita istihadlah selama tujuh tahun. Lalu ia bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam tentang hal tersebut, dan beliau menjawab: "Itu bukan haidl, tetapi darah penyakit." Kemudian beliau memerintahkannya meninggalkan shalat menurut jadwal kebiasaan haidlnya, lalu mandi kemudian shalat, maka dia mandi setiap akan shalat.
Sunan An Nasa'i Nomer 354