Severity: Notice
Message: Undefined variable: x
Filename: controllers/Asbabun_nuzul.php
Line Number: 32
Backtrace:
File: /home/u529603274/domains/mjna.or.id/public_html/application/controllers/Asbabun_nuzul.php
Line: 32
Function: _error_handler
File: /home/u529603274/domains/mjna.or.id/public_html/index.php
Line: 315
Function: require_once
Imam Jalaludin As-Suyuthi rahimahullah, adalah seorang ulama dan cendekiawan muslim besar yang hidup pada abad ke-15 Masehi di Kairo, Mesir. Beliau kehebatan dan jasa-jasanya beliau dinobatkan sebagai mujaddid abad ke-9 Hijriyah dan beliau mengaku sebagai ulama mujtahid.
Nama lengkapnya, Abdurrahman bin Abi Bakar bin Muhammad bin Saabiquddien bin al-Fakhr Utsman bin Nashiruddien Muhammad bin Saifuddin Khadhari bin Najmuddien Abi ash-Shalaah Ayub ibn Nashiruddien Muhammad bin asy-Syaich Hammamuddien al-Hamman al-Khadlari al-Asyuuthi. Kemudian lebih dikenal sebagai Imam Jalaludin As-Suyuthi atau Imam As-Suyuthi.
Gelar lengkapnya, Abdurrahman bin Kamaluddin Abu Bakr bin Muhammad bin Sabiquddin, Jalaluddin Al-Misri As-Suyuthi Asy-Syafi’i Al-Asy’ari.
Imam Jalaludin As-Suyuthi lahir setelah waktu magrib, malam Ahad, pada 1 Rajab 849 H (3 Oktober 1445 M) di daerah Asyuth, Kairo, Mesir. Keluarga dari pihak ayahanda beliau berasal dari Persia, sedangkan ibunda beliau dari Sirkasian.
Sekilas tentang Sirkasian atau Adighe adalah satu kelompok etnis yang berada di wilayah Sirkasia, yaitu yang terletak di Kaukasus Utara dan di sepanjang pantai timur laut dari Laut Hitam, di persimpangan Eropa Timur dan Asia Barat di antara Laut Hitam dan Laut Kaspia. Sebagian besar menganut agama Islam Sunni.
Sementara itu menurut Imam Jalaluddin As-Suyuthi sendiri, leluhurnya berasal dari Al-Khudayriyya di Baghdad. Kemudian keluarganya pindah ke Asyuth, Mesir. Oleh karena itulah beliau menyandang nama nisbah, As-Suyuthi.
Ayahandanya mengajar fiqih Mazhab Syafi’i di Masjid dan Khanqah Shaykhu di Kairo. tetapi meninggal ketika Imam As-Suyuthi berusia 5 atau 6 tahun.
Imam Jalaludin As-Suyuthi lahir dari keluarga terhormat dan terpelajar. Dari sejak dini beliau telah dikenalkan kepada ilmu pengetahuan.
Beliau juga ternyata seorang yang berbakat dan cerdas. Beliau memiliki ketekunan dan kesungguhan dalam belajar.
Guru pertama Imam As-Suyuthi adalah ayahanda beliau sendiri, melalui bimbinganya beliau menghafal Al-Qur’an. Sayangnya ayahanda beliau wafat saat beliau baru berumur 5 tahun.
Imam Jalaudin As-Suyuthi berhasil menghafal Al-Qur’an saat beliau baru berumur delapan tahun. Beliau juga tekun dalam menghafalkan hadits-hadits, sehingga dikabarkan beliau hafal sebanyak dua ratus ribu hadits.
Beliau menghafal di luar kepala Minhajul Fiqh wal Ushul, Al-Umdah dan Alfiyah Ibnu Malik dan yang lainya.
Sehingga pada akhirnya Imam Jalaludin Al-Suyuthi menguasai berbagai disiplin ilmu yang meliputi: tafsir, hadits, fiqih, kalam, sejarah, mantik, filsafat, filologi, aritmatika, miqat bahkan bidang kedokteran.
Setelah ayahanda beliau wafat, Imam Jalaludin As-Suyuthi, berguru kepada beberapa ulama besar pada zaman itu.
Di antaranya, dalam menghafal Al-Qur’an, beliau mendapat bimibingan dari Kamaluddin bin Al-Hammad. Untuk Tafsir, beliau belajar kepada Asy-Syaraf Al-Manawi,
Berkaitan dengan ilmu hadis, ia menjumpai ulama-ulama senior dalam bidang itu, sehingga ia dapat mempelajari kitab ummahatu kutubil hadits (buku-buku induk hadis) dan mushthalah kepada ulama-ulama yang kompeten dalam bidang tersebut, misalnya: Taqiyyuddin Asy-Syibii, Qasim bin Qathlu Bugha, dan Taqiyyuddin bin Fahd. Ia mempelajari kitab Shahih Muslim dari Syamsuddin As-Sakrafi. Ia mengkaji kitab Nakhbatul Fikr di hadapan At-Taqiyyi Asy-Syumani.
ilmu fikih, beliau berguru kepada Sirajuddin Al-Bulqini. Di antara guru-gurunya tersebut, ia berguru pada Al-Bulqini sampai wafatnya. Bahasa Arab, beliau pelajari dari Taqiyyuddin Asy-Syumani dan Muhyiddin Ar-Rumi.
Para guru As-Suyuthi juga tidak terbatas kaum lelaki saja. Dia juga sempat belajar dari beberapa guru wanita yang ahli dalam bidang hadis maupun fikih pada masa itu. Di antaranya: Ummu Hana Al-Mishriyyah, Aisyah bin Abdil Hadi, Sarah binti As-Siraj bin Jama’ah, Zainab binti Al-Hafizh Al-Iraqi, dan Ummu Fadhal binti Muhammad Al-Maqdisi.
Dalam menuntut ilmu, Imam As-Suyuthi tidak membatasi diri pada ulama satu mazhab saja. Meskipun beliau bermazhab Syafi’i, beliau juga mempelajari fiqih mazhab lainnya, seperti fiqih mazhab Hanafi.
Imam Jalaludin As-Suyuthi telah menimba ilmu dari banyak guru terkenal, para ahli yang mumpuni dibidangnya masing-masing, para ulama besar yang semua mereka itu tersebar di berbagai negeri dan kota-kota.
Merupakan kebiasaan dimasa itu, orang-orang yang akan menutut ilmu, akan mendatangi gurunya dan tinggal bersama mereka. Begitu juga apa yan dilakukan oleh Imam As-Suyuthi, dengan semangat dan penuh ketekunan beliau medatangi guru-gurunya, tinggal bersama mereka, bahkan ada diantaranya hingga gurunya itu wafat.
Imam Jalaludin As-Suyuthi dalam rangka menutut ilmu telah pergi kota Makkah, Madinah, Syam, Maroko, India bahkan hingga ke Sudan.
Imam Jalaludin As-Suyuthi telah menjadi seorang cendikiawan paling berbakat dan ulama Islam yang kemampuannya telah dikenal dan diakui oleh halayak ramai, meskipun beliau masih berusia muda belia.
Pada tahun 866 H, saat beliau masih berusia antara 17-18 tahun, beliau telah mulai memberikan pelajaran bahasa Arab juga fiqih Mazhab Syafi’i.
Selain itu, Imam As-suyuthi juga mulai menujukkan bakat dan kemampuannya dalam menulis, karya tulis pertamanya berjudul Syarah Al-Isti’adzah wal Basmalah. Setelah itu secara menakjubkan beliau berhasil menulis ratusan kitab.
Ilmu-ilmu yang beliau peroleh itu kemudian beliau gunakan untuk memberi bimbingan dan pertolongan bagi masyarakat luas, sehingga jasa-jasa beliau bagi kepentingan Islam khusunya, begitu sangat besar nilainya.
Pada tahun 871 M, untuk pertama kalinya Imam As-Suyuthi mengeluarkan fatwa. banyak pertanyaan yang diarahkan kepadanya dari banyak tempat. Dari sini, ia mulai berfatwa dan menjawab permasalahan agama. Fatwa-fatwanyanya bisa dijumpai melalui kitabnya yang berjudul Al-Hawi.
Semasa hidupnya, Imam Jalaludin As-Suyuthi menulis banyak buku tentang berbagai hal, seperti Al-Quran, hadits, bahasa, hukum Islam, dan lainnya. Beliau digambarkan sebagai salah satu penulis paling produktif Abad Pertengahan.
Imam As-Suyuthi menulis karya pada lebih dari 700 subjek, sementara survei 1995, menyebutkan angka antara 500 dan 981. Namun, ini termasuk pamflet singkat, dan opini hukum.
Imam As-suyuthi menulis buku pertamanya, Sarah Al-Isti’aadha wal-Basmalah pada tahun 866 H, pada usia tujuh belas tahun.
Ibnu Al-Imād menulis: “Sebagian besar karyanya menjadi terkenal di dunia dalam hidupnya.” Dikenal sebagai penulis yang produktif, muridnya Dawudi berkata: “Saya pernah bersama Syaikh Suyuthi, dan dia menulis tiga volume pada hari itu. Dia bisa mendikte anotasi pada ĥadīth , dan menjawab keberatan saya pada saat yang sama. Pada waktu itu dia adalah ulama terkemuka dari ĥadīth dan ilmu-ilmu terkait, dari para perawi termasuk yang tidak biasa, hadits matn (teks), isnad (rantai perawi), derivasi dari aturan hadits. Dia sendiri mengatakan kepada saya, bahwa ia telah menghafal ribuan hadits.”
Berikut adalah beberapa karya tulisnya yang terkenal:
Sumber Artikel : https://bewaramulia.com/biografi-imam-jalaludin-as-suyuthi-mujaddid-abad-ke-9-hijriyah