بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍۙ ﴿١﴾
wailul likulli humazatil lumazah
Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela, (1)
ۨالَّذِيْ جَمَعَ مَالًا وَّعَدَّدَهٗۙ ﴿٢﴾
allażī jama'a mālaw wa 'addadah
yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, (2)
يَحْسَبُ اَنَّ مَالَهٗٓ اَخْلَدَهٗۚ ﴿٣﴾
yaḥsabu anna mālahū akhladah
dia (manusia) mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya. (3)
كَلَّا لَيُنْۢبَذَنَّ فِى الْحُطَمَةِۖ ﴿٤﴾
kallā layumbażanna fil-ḥuṭamah
Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dilemparkan ke dalam (neraka) Hutamah. (4)
وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الْحُطَمَةُ ۗ ﴿٥﴾
wa mā adrāka mal-ḥuṭamah
Dan tahukah kamu apakah (neraka) Hutamah itu? (5)
نَارُ اللّٰهِ الْمُوْقَدَةُۙ ﴿٦﴾
nārullāhil-mụqadah
(Yaitu) api (azab) Allah yang dinyalakan, (6)
الَّتِيْ تَطَّلِعُ عَلَى الْاَفْـِٕدَةِۗ ﴿٧﴾
allatī taṭṭali'u 'alal-af`idah
yang (membakar) sampai ke hati. (7)
اِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُّؤْصَدَةٌۙ ﴿٨﴾
innahā 'alaihim mu`ṣadah
Sungguh, api itu ditutup rapat atas (diri) mereka, (8)
فِيْ عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ ﴿٩﴾
fī 'amadim mumaddadah
(sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang. (9)
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Usman dan Ibnu Umar yang berkata, “Kami acapkali mendengar bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Ubai bin Khalaf.” Diriwayatkan bahwa Suddi berkata, “Ayat ini turun berkenaan dengan Al-Akhnas bin Syuraiq.”
Ibnu Jarir meriwayatkan dari seorang laki-laki yang saleh yang berkata, “Ayat ini turun berkenaan dengan Jamil bin ‘Amir Al-Jumahi.”
Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Ibnu Ishak yang berkata, “Setiap kali Umayyah bin Khalaf bertemu dengan Rasulullah maka ia selalu menghina dan mencaci maki beliau. Allah lalu menurunkan ayat-ayat dalam surah ini secara keseluruhan.”