بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
قُلْ لَّوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِّكَلِمٰتِ رَبِّيْ لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ اَنْ تَنْفَدَ كَلِمٰتُ رَبِّيْ وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهٖ مَدَدًا ﴿١٠٩﴾
qul lau kānal-baḥru midādal likalimāti rabbī lanafidal-baḥru qabla an tanfada kalimātu rabbī walau ji`nā bimiṡlihī madadā
Katakanlah (Muhammad), “Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).” (109)
Al-Hakim dan lainya meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa orang-orang Quraisy berkata kepada kaum Yahudi, “berilah kami sesuatu untuk kami tanyakan kepada orang itu”. Mereka menjawab,” tanyai dia tentang ruh”. Maka mereka pun menanyakannya, hingga turunlah ayat, “dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh...”(17;85) orang-orang Yahudi berkata, “kami diberi pengetahuan yang banyak.” Maka turunlah ayat ini.