بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
قُلْ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كَانَ مِنْ عِنْدِ اللّٰهِ وَكَفَرْتُمْ بِهٖ وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِّنْۢ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ عَلٰى مِثْلِهٖ فَاٰمَنَ وَاسْتَكْبَرْتُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ ﴿١٠﴾
qul ara`aitum ing kāna min 'indillāhi wa kafartum bihī wa syahida syāhidum mim banī isrā`īla 'alā miṡlihī fa āmana wastakbartum, innallāha lā yahdil-qaumaẓ-ẓālimīn
Katakanlah, “Terangkanlah kepadaku, bagaimana pendapatmu jika sebenarnya (Al-Qur'an) ini datang dari Allah, dan kamu mengingkarinya, padahal ada seorang saksi dari Bani Israil yang mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang disebut dalam) Al-Qur'an lalu dia beriman, kamu menyombongkan diri. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (10)
Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dengan sanad yang shahih yang bersumber dari ‘Auf bin Malik Al-Asyja’I, bahwa Rasulullah Saw. Pergi bersama ‘Auf bin Malik ke gereja kaum Yahudi pada hari raya mereka. Mereka merasa tidak senang dengan kehadiranya. Rasulullah bersabda: “Hai kaum Yahudi! Hadapkan kepadaku dua belas orang dari kalian mengucapkan syahadat, bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah. pasti Allah akan menggugurkan kemarahannya kepada setiap kaum Yahudi yang ada di bumi”. Mereka semuanya terdiam dan tak seorang pun yang menjawab. Setelah bubar, Rasulullah ditegur oleh salah seorang dari mereka dengan berkata: “Tunggulah sebentar hai Muhammad! Tampaknya engkaulah yang disebut dalam Taurat”. Orang itu pun balik bertanya kepada kaum Yahudi: “Siapakah aku ini sepengetahuan kalian?”. Mereka menjawab: “Demi Allah kami tidak mengenal seseorang yang lebih alim tentang kitab Allah, lebih pintar dari engkau dan dahulu tak ada seorang pun yang lebih pintar dari ayah atau kakekmu. Ia berkata: “Sesungguhnya aku bersaksi bahwa ia adalah Nabi yang engkau dapati di dalam Taurat”. Kaum Yahudi berkata: “Engkau sungguh telah berbohong” sambil diseret dan dimakinya.
Diriwayatkan oleh Asy-Syaikhani yang bersumber dari Sa’d bin Abi Waqqash, bahwa yang dimaksud dengan ayat “wasyahida syahidum min bani israila ‘ala mitslihi” (Surat Al-Ahqaf: 10) ialah Abdullah bin Salam.
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Abdullah bin Salam, bahwa ayat “wasyahida syahidu” (Surat Al-Ahqaf: 10) turun berkenaan dengan Abdullah bin Salam, yang menegaskan bahwa Muhammad tertulis didalam Taurat.