بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
اَلَّذِيْنَ يَجْتَنِبُوْنَ كَبٰۤىِٕرَ الْاِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ اِلَّا اللَّمَمَۙ اِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِۗ هُوَ اَعْلَمُ بِكُمْ اِذْ اَنْشَاَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ وَاِذْ اَنْتُمْ اَجِنَّةٌ فِيْ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْۗ فَلَا تُزَكُّوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقٰى ﴿٣٢﴾
allażīna yajtanibụna kabā`iral-iṡmi wal-fawāḥisya illal-lamama inna rabbaka wāsi'ul-magfirah, huwa a'lamu bikum iż ansya`akum minal-arḍi wa iż antum ajinnatun fī buṭụni ummahātikum, fa lā tuzakkū anfusakum, huwa a'lamu bimanittaqā
Yaitu) mereka yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji, kecuali kesalahan-kesalahan kecil. Sungguh, Tuhanmu Mahaluas ampunan-Nya. Dia mengetahui tentang kamu, sejak Dia menjadikan kamu dari tanah lalu ketika kamu masih janin dalam perut ibumu. Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dia mengetahui tentang orang yang bertakwa. (32)
Al-Wahidi, Ath-Thabrani , Ibnul Mundzir dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Tsabit bin Harits Al-Anshari yang berkata, “Orang-orang Yahudi mengatakan bahwa apabila ada anak mereka yang masih kecil meninggal duni maka ia akan ditempatkan di derajat yang mulia (surga). Ucapan mereka itu didengar oleh Rasulullah. Beliau lantas bersabda, “Orang-orang Yahudi itu bohong. Tidak ada seorang pun yang diiptakan Allah di dalah rahim ibunya, melainkan Dia Maha mengetahui apakah orang itu nantinya akan sengsara atau bahagia.”