بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوْا عَدُوِّيْ وَعَدُوَّكُمْ اَوْلِيَاۤءَ تُلْقُوْنَ اِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوْا بِمَا جَاۤءَكُمْ مِّنَ الْحَقِّۚ يُخْرِجُوْنَ الرَّسُوْلَ وَاِيَّاكُمْ اَنْ تُؤْمِنُوْا بِاللّٰهِ رَبِّكُمْۗ اِنْ كُنْتُمْ خَرَجْتُمْ جِهَادًا فِيْ سَبِيْلِيْ وَابْتِغَاۤءَ مَرْضَاتِيْ تُسِرُّوْنَ اِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَاَنَا۠ اَعْلَمُ بِمَآ اَخْفَيْتُمْ وَمَآ اَعْلَنْتُمْۗ وَمَنْ يَّفْعَلْهُ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ ﴿١﴾
yā ayyuhallażīna āmanụ lā tattakhiżụ 'aduwwī wa 'aduwwakum auliyā`a tulqụna ilaihim bil-mawaddati wa qad kafarụ bimā jā`akum minal-ḥaqq, yukhrijụnar-rasụla wa iyyākum an tu`minụ billāhi rabbikum, ing kuntum kharajtum jihādan fī sabīlī wabtigā`a marḍātī tusirrụna ilaihim bil-mawaddati wa ana a'lamu bimā akhfaitum wa mā a'lantum, wa may yaf'al-hu mingkum fa qad ḍalla sawā`as-sabīl
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan musuh-Ku dan musuhmu sebagai teman-teman setia sehingga kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal mereka telah ingkar kepada kebenaran yang disampaikan kepadamu. Mereka mengusir Rasul dan kamu sendiri karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang, dan Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sungguh, dia telah tersesat dari jalan yang lurus. (1)
اِنْ يَّثْقَفُوْكُمْ يَكُوْنُوْا لَكُمْ اَعْدَاۤءً وَّيَبْسُطُوْٓا اِلَيْكُمْ اَيْدِيَهُمْ وَاَلْسِنَتَهُمْ بِالسُّوْۤءِ وَوَدُّوْا لَوْ تَكْفُرُوْنَۗ ﴿٢﴾
iy yaṡqafụkum yakụnụ lakum a'dā`aw wa yabsuṭū ilaikum aidiyahum wa alsinatahum bis-sū`i wa waddụ lau takfurụn
Jika mereka menangkapmu, niscaya mereka bertindak sebagai musuh bagimu lalu melepaskan tangan dan lidahnya kepadamu untuk menyakiti dan mereka ingin agar kamu (kembali) kafir. (2)
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ali yang berkata, “Suatu ketika, Rasulullah mengutus saya ,Zubair dan Miqdad Al-Aswad seraya berkata, ‘Pergilah ke kebun buah itu. Di sana kalian akan menemukan seorang wanita yang padanya ada sepucuk surat. Ambillah surat tersebut darinya dan bawa kemari!’ kami lantas berangkat ke kebun itu. Di sana kami menemukan seorang wanita. Kami lalu berkata keapdanya, ‘Keluarkan surat yang engkau bawa!’ wanita itu menjawab, ‘Saya tidak membawa surat apapun.’ Kami berkata lagi kepadanya, ‘Jika engkau tidak menyerahkan surat yang engkau bawa itu, maka kami benar-benar akan melucuri pakaianmu!’ Akhirnya, wanita itu pun mengeluarkan secarik kertas dari balik pengikat rambutnya. Kami lantas membawa surat itu kepada Rasulullah. Setelah dibuka ternyata surat itu ditulis oleh Hathib bin Ali Baltha’ah dan ditujukan kepada orang-orang musyrik di Mekkah. Di dalamnya, Hathib membocorkan beberapa hal rahasia yang berkenaan dengan Rasulullah. Rasulullah lantas berkata kepada Hathib, ‘Apa yang engkau lakukan ini?!’ Hathib menjawab, ‘Wahai Rasulullah, jangan tergesa-gesa menuduh yang bukan-bukan kepada saya. Sesungguhnya saya hanyalah seorang pendatang di suku Quraisy, bukan merupakan penduduk asli di sana. Sebaliknya, orang-orang muhajirin yang ada (di Madinah) sekarang ini, mereka semua memiliki kerabat yang akan menjaga keluarga dan harta benda mereka yang berada di Mekkah. Karena ketiadaan hubungan secara nasab itulah, saya ingin menanam jasa kepada mereka (orang-orang kafir Quraisy) agar dengan itu mereka tidak mengganggu keluarga saya (yang ada di Mekkah). Saya melakukan tindakan ini sama sekali bukan karena ingin kafir kembali atau murtad dari Islam atau karena saya ridha dengan kekafiran.’ Mendengar penjelasan Hathib tersebut, Nabi saw lalu berkata, ‘Ia berkata benar.’ Berkenaan dengan Hathiblah Allah menurunkan surat ini.”