سنن الدارقطني ٢٧٢: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحُسَيْنِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ حَاتِمٍ , وَمُحَمَّدُ بْنُ الْحُسَيْنِ الْمُقْرِئُ النَّقَّاشُ , قَالَا: نا مُحَمَّدُ بْنُ حَمِّ بْنِ يُوسُفَ التِّرْمِذِيُّ , نا إِسْمَاعِيلُ بْنُ بِشْرٍ الْبَلْخِيُّ , نا عِصَامُ بْنُ يُوسُفَ , بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ , إِلَّا أَنَّهُ قَالَ: «مِنَ الْوُضُوءِ الَّذِي لَا يَتِمُّ الْوُضُوءُ إِلَّا بِهِمَا». تَفَرَّدَ بِهِ عِصَامٌ , عَنِ ابْنِ الْمُبَارَكِ , وَوَهِمَ فِيهِ وَالصَّوَابُ عَنِ ابْنِ جُرَيْجِ , عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ مُوسَى مُرْسَلًا , عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ تَوَضَّأَ فَلْيَتَمَضْمَضْ وَلْيَسْتَنْشِقْ» , وَأَحْسَبُ عِصَامًا حَدَّثَ بِهِ مِنْ حِفْظِهِ , فَاخْتَلَطَ عَلَيْهِ فَاشْتَبَهَ بِإِسْنَادِ حَدِيثِ ابْنِ جُرَيْجٍ , عَنْ سُلَيْمَانَ , عَنِ الزُّهْرِيِّ , عَنْ عُرْوَةَ , عَنْ عَائِشَةَ , عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , قَالَ: «أَيُّمَا امْرَأَةٍ نُكِحَتْ بِغَيْرِ إِذْنِ وَلِيِّهَا فَنِكَاحُهَا بَاطِلٌ» , وَاللَّهُ أَعْلَمُ
Sunan Daruquthni 272: Muhammad bin Al Husain bin Muhammad bin Hatim dan Muhammad bin Al Husain Al Muqri' menceritakan kepada kami, keduanya mengatakan: Muhammad bin Hamm bin Yusuf At-Tirmidzi mengabarkan kepada kami, Isma'il bin Bisyr Al Balkhi mengabarkan kepada kami, Isham bin Yusuf mengabarkan kepada kami, dengan isnad ini, serupa itu, hanya saja ia menyebutkan (dalam redaksinya): "Termasuk bagian wudhu yang mana wudhu tidak akan sempurna kecuali dengan (melakukan) keduanya." Isham meriwayatkannya sendirian dari Ibnu Al Mubarak, dan ia mengira-ngira. Yang benar dari Ibnu Juraij, dari Sulaiman bin Musa secara mursal, dari Nabi SAW: "Barangsiapa berwudhu, maka hendaklah ia berkumur dan beristinsyaq." Aku kira Isham menceritakannya dari hafalannya, lalu hafalannya kacau, lalu tertukar dengan isnad hadits Ibnu Juraij dari Sulaiman bin Musa, dari Az-Zuhri, dari Ursah, dari Aisyah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Wanita mana pun yang dinikahi tanpa seizin walinya, maka pernikahannya batal." Wallahu a'lam.
Sunan Daruquthmi Nomer 272