Muhammad bin Hibban bin Ahmad bin Hibban atau Hatim at-Tamimi al-Busti as-Sijistani
صحيح ابن حبان ١٠٤: أَخْبَرَنَا عُمَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْهَمْدَانِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، قَالَ: حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، قَالَ: حَدَّثَنَا فُلَيْحٌ، عَنْ هِلاَلِ بْنِ عَلِيٍّ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: بَيْنَمَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحَدِّثُ الْقَوْمَ، جَاءَهُ أَعْرَابِيٌّ، فَقَالَ: مَتَى السَّاعَةُ؟ فَمَضَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحَدِّثُ، فَقَالَ بَعْضُ الْقَوْمِ: سَمِعَ مَا قَالَ، وَكَرِهَ مَا قَالَ. وَقَالَ بَعْضُهُمْ: بَلْ لَمْ يَسْمَعْ. حَتَّى إِذَا قَضَى حَدِيثَهُ، قَالَ: أَيْنَ السَّائِلُ عَنِ السَّاعَةِ؟ قَالَ: هَا أَنَا ذَا، قَالَ: إِذَا ضُيِّعَتِ الأَمَانَةُ، فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ، قَالَ: فَمَا إِضَاعَتُهَا؟ قَالَ: إِذَ اشْتَدَّ الأَمْرُ، فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ.
Shahih Ibnu Hibban 104: Umar bin Muhammad Al Hamdani mengabarkan kepada kami, dia berkata; Muhammad bin Al Mutsanna menceritakan kepada kami, dia berkata: Utsman bin Umar menceritakan kepada kami, dia berkata; Fulaih menceritakan kepada kami dari Hilal bin Ali dari Atha' bin Yasar, dari Abu Hurairah, dia berkata: Suatu ketika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam tengah memberi petuah kepada suatu kaum. Lalu seorang badui mendatanginya seraya bertanya, “Kapan hari kiamat (tiba)?" Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam tetap memberi petuah pada kaum tersebut, sebagian kaum berkata, “Beliau mendengar apa yang diucapkan dan tidak menyukai apa ymg diucapkan.” Yang lain berkata, “Bahkan tidak mendengar" Setelah petuah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam usai, beliau bertanya, “Mana orang yang bertanya tentang hari kiamat (tadi)?“ orang itu menjawab, “Saya.” Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam menjawab, “Apabila amanat disia-siakan maka tunggulah kiamat." Orang itu bertanya, “Disia-siakan bagaimana ?“ Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam menjawab, “Jika masalah semakin runyam maka tunggulah kiamat ” 3:65
Shahih Ibnu Hibban Nomer 104