Tafsir Al-Qur'an Surah Al-Furqan Ayat 1

Tafsir Al-Qur'an Surah Al-Furqan Ayat 1

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ


تَبٰرَكَ الَّذِيْ نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلٰى عَبْدِهٖ لِيَكُوْنَ لِلْعٰلَمِيْنَ نَذِيْرًا ۙ ﴿١

tabārakallażī nazzalal-furqāna 'alā 'abdihī liyakụna lil-'ālamīna nażīrā

Mahasuci Allah yang telah menurunkan Furqan (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya (Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin dan manusia).


Tafsir Ibnu Katsir

Tafsir Surah Al-Furqan Ayat: 1
*Allahﷻ berfirman, memuji diri-Nya sendiri Yang Mahamulia atas apa yang telah diturunkan-Nya kepada Rasul-Nya, yaitu Al-Qur'an yang mulia, seperti pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya:

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ عَلٰى عَبْدِهِ الْكِتٰبَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَّهٗ عِوَجًا۝ قَيِّمًا لِّيُنْذِرَ بَأْسًا شَدِيْدًا مِّنْ لَّدُنْهُ وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ اَجْرًا حَسَنًا۝
( Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Al-Kitab (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya, dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya, sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik, ) (Al-Kahfi, 18:1-18:2)

Dan dalam surat ini Allahﷻ berfirman:

تَبٰرَكَ
( Mahasuci Allah. ) (Al-Furqan, 25:1)

*Lafaz ( tabāraka ) adalah wazan tafa'ala dari lafaz ( al-barakah, ) yakni keberkahan yang tetap, kokoh, lagi kekal.

الَّذِيْ نَزَّلَ الْفُرْقَانَ
( yang telah menurunkan Al-Furqan (Al-Qufan). ) (Al-Furqan, 25:1)

*Nazzala adalah kata kerja yang menunjukkan pengertian menurunkan secara berulang-ulang dan banyak. Sama dengan pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya:

وَالْكِتٰبِ الَّذِيْ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ
( dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. ) (An-Nisa, 4:136)

*Kalau Al-Qur'an disebutkan dengan ( nazzala ) yang menunjukkan makna turun secara berulang-ulang dengan ulangan yang banyak, sedangkan kitab-kitab terdahulu disebutkan dengan ( nazala ). Karena kitab-kitab terdahulu diturunkan sekaligus, sedangkan Al-Qur'an diturunkan secara berangsur-angsur, terpisah-pisah, dan terinci ayat demi ayat, hukum demi hukum dan surat demi surat. Hal ini lebih berkesan dan lebih mendapat perhatian yang sangat dari orang yang Al-Qur'an diturunkan kepadanya. Seperti yang disebutkan oleh firman Allahﷻ dalam pertengahan surat ini, yaitu:

وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْاٰنُ جُمْلَةً وَّاحِدَةً كَذٰلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهٖ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنٰهُ تَرْتِيْلًا۝ وَلَا يَأْتُوْنَكَ بِمَثَلٍ اِلَّا جِئْنٰكَ بِالْحَقِّ وَاَحْسَنَ تَفْسِيْرًا۝
( Berkatalah orang-orang yang kafir, "Mengapa Al-Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja? Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya kelompok demi kelompok. Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datang kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya. ) (Al-Furqan, 25:32-25:33)

*Karena itulah Allah menemakan Al-Qur'an dalam ayat ini dengan Al-Furqan, sebab Al-Qur'an membedakan antara perkara yang hak dan yang batil, membedakan antara jalan petunjuk dan jalan kesesatan, dan membedakan antara jalan yang menyimpang dan jalan yang lurus, serta membedakan antara yang halal dan yang haram.

*******
Firman Allahﷻ:

عَلٰى عَبْدِهٖ
( kepada hamba-Nya. ) (Al-Furqan, 25:1)

*Kata sifat ini mengandung makna pujian dan sanjungan karena di-mudafi-kan kepada predikat kehambaan yang berarti hamba Allah, sebagaimana hal ini disebutkan pula dalam salah satu keadaannya yang paling mulia, yaitu saat ia di-Isra-kan, melalui firman-Nya:

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا
( Mahasuci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam. ) (Al-Isra, 17:1)

*Sebagaimana disebutkan pula pujian ini di saat ia sedang berdoa melalui firman-Nya:

وَاَنَّهٗ لَمَّا قَامَ عَبْدُ اللّٰهِ يَدْعُوْهُ كَادُوْا يَكُوْنُوْنَ عَلَيْهِ لِبَدًا
( Dan bahwasanya tatkala hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah-Nya (mengerjakan ibadah), hampir saja jin-jin itu desak mendesak mengerumuninya. ) (Al-Jin, 72:19)

*Sebagaimana disebutkan pula predikat ini saat wahyu diturunkan kepadanya dan malaikat turun menemuinya, melalui firman-Nya:

تَبٰرَكَ الَّذِيْ نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلٰى عَبْدِهٖ لِيَكُوْنَ لِلْعٰلَمِيْنَ نَذِيْرًا
( Mahasuci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. ) (Al-Furqan, 25:1)

Adapun firman Allahﷻ:

لِيَكُوْنَ لِلْعٰلَمِيْنَ نَذِيْرًا
( agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. ) (Al-Furqan, 25:1)

Yakni sesungguhnya dia (Nabiﷺ) dikhususkan oleh Allah untuk menerima Kitab yang mufassal, mulia, menjelaskan, lagi muhkam.

لَا يَأْتِيْهِ الْبَاطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهٖ تَنْزِيْلٌ مِّنْ حَكِيْمٍ حَمِيْدٍ
( Yang tidak datang kepadanya (Al-Qur'an) kebatilan, baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Mahabijaksana lagi Maha Terpuji. ) (Fushshilat, 41:42)

Yaitu Kitab yang dijadikan sebagai Furqan yang besar; tiada lain hal ini agar ia mengemban risalah secara khusus ditujukan kepada orang-orang yang bernaung di bawah pohon-pohon yang hijau dan orang-orang yang hidup di padang sahara (yakni semua bangsa), sebagaimana yang disebutkan oleh salah satu dari sabdanya yang mengatakan:

بُعِثْتُ اِلَى الْاَحْمَرِ وَالْاَسْوَدِ
( "Aku diutus kepada bangsa yang berkulit merah dan berkulit hitam. )

Dan sabda lainnya yang mengatakan:

اُعْطِيْتُ خمسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ اَحَدٌ مِنَ الْاَنْبِيَاءِ قَبْلِيْ
( "Sesungguhnya aku dianugerahi lima perkara yang belum pernah diberikan kepada seorang pun dari kalangan para nabi sebelumku. )

Yang antara lain disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ اِلٰى قَوْمِهٖ خَاصَّةً وَبُعِثْتُ اِلَى النَّاسِ عَامَّةً
( "Dahulu seorang nabi diutus hanya kepada kaumnya saja, sedangkan aku diutus kepada seluruh umat manusia. )

Sama halnya dengan apa yang disebutkan oleh Allahﷻ dalam ayat lain melalui firman-Nya:

قُلْ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنِّيْ رَسُوْلُ اللّٰهِ اِلَيْكُمْ جَمِيْعًا
( Katakanlah, "Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian semua. ) (Al-A'raf, 7:158), hingga akhir ayat.

Yakni Tuhan yang mengutusku adalah Allah Yang memiliki langit dan bumi, yang berfirman kepada sesuatu, "Jadilah, maka terjadilah dia, Dialah Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan. Seperti yang disebutkan dalam ayat ini melalui Firman-Nya:

الَّذِيْ لَهٗ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَّلَمْ يَكُنْ لَّهٗ شَرِيْكٌ فِى الْمُلْكِ
( yang kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaannya). ) (Al-Furqan, 25:2)


Tafsir Jalalain  Tafsir Muyassar