بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
حٰمۤ ۚ ﴿١﴾
ḥā mīm
Ha Mim
Tafsir Surah Asy-Syura Ayat: 1
*( 1-2. ) Dalam pembahasan terdahulu telah diterangkan mengenai huruf-huruf hijaiyah yang mengawali surat-surat Al-Qur'an.
*Tetapi di sini Ibnu Jarir telah meriwayatkan sebuah atsar yang gharib, aneh, lagi irasional. Ia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Zuhair, telah menceritakan kepada kami Abdul Wahhab ibnu Najdah Al-Huti, telah menceritakan kepada kami Abul Mugirah Abdul Quddus ibnul Hajjaj, dari Artah ibnul Munzir yang menceritakan bahwa pernah ada seorang lelaki datang kepada Ibnu Abbas yang pada saat itu Ibnu Abbas sedang berhadapan dengan Huzaifah ibnul Yaman, lalu lelaki itu menanyakan kepadanya tentang tafsir firman-Nya: ( Ha Mim 'Ain Sin Qaf. ) (Asy-Syura, 42:1-42:2)
*Ibnu Abbas menundukkan kepalanya, lalu berpaling dari lelaki itu. Lelaki itu mengulangi pertanyaannya, tetapi Ibnu Abbas memalingkan muka tidak menjawabnya barang sepatah kata pun, kelihatannya dia tidak senang dengan pertanyaan itu. Kemudian si lelaki itu mengulangi pertanyaannya untuk yang ketiga kalinya, tetapi Ibnu Abbas tidak menjawab sepatah kata pun.
*Akhirnya Huzaifah£ berkata kepada lelaki itu, bahwa dialah yang akan menjawab pertanyaan itu. Huzaifah£ mengatakan, Engkau tahu mengapa Ibnu Abbas tidak suka menafsirkannya, sebenarnya ayat ini diturunkan berkenaan dengan seorang lelaki dari kalangan ahli baitnya. Lelaki itu dikenal dengan nama Abdullah, dia bertempat tinggal di salah satu tepi sungai di belahan bumi timur. Dia membangun dua buah kota padanya yang di antara keduanya terbelah oleh sebuah sungai. Apabila Allahﷻ telah menetapkan lenyapnya kerajaan mereka dan runtuhnya negeri mereka serta masa keemasannya telah punah, maka di suatu malam Allah mengirimkan api kepada salah satu dari kedua kota itu. Kemudian pada pagi harinya kota itu menjadi hangus lagi gelap, semuanya telah terbakar, seakan-akan belum pernah ada sebuah kota padanya. Kejadian itu membuat para penghuninya merasa heran, mengapa kota mereka bisa hancur seperti itu. Dan begitu matahari memancarkan sinar terangnya di hari yang sama, tiba-tiba berkumpullah padanya semua orang yang angkara murka lagi pengingkar dari kalangan mereka, lalu Allah membenamkan kota itu bersama mereka semuanya. Yang demikian itulah makna yang dimaksud dari firman-Nya, Ha Mim 'Ain Sin Qaf, yakni suatu ketetapan dari Allah dan cobaan serta keputusan dari Ha Mim. 'Ain artinya keadilan dari Allah, Sin artinya bakal terjadi, sedangkan Qaf artinya menjadi kenyataan yang akan menimpa kedua kota tersebut.
*Riwayat yang lebih gharib lagi diriwayatkan oleh Al-HafizAbu Ya'la Al-Mausuli di dalam juz kedua dalam kitab Musnad Ibnu Abbas-nya, dari Abu Dzar£, dari Nabiﷺ sehubungan dengan kisah tersebut. Tetapi sanadnya lemah sekali dan munqati'.
*Dia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Talib Abdul Jabbar ibnu Asim, telah menceritakan kepada kami Abu Abdulah Al Hasan ibnu Yahya Al-Khusyani Ad-Dimasyqi, dari Abu Mu'awiyah yang mengatakan bahwa Khalifah Umar ibnul Khattab£ di suatu hari menaiki mimbar, lalu ia mengatakan, Hai manusia, apakah ada seseorang di antara kamu yang pernah mendengar Rasulullahﷺ menafsirkan firman-Nya, Ha Mim, 'Ain Sin Qaf? Maka Ibnu Abbas£ berdiri, lalu berkata, Saya.
*Ibnu Abbas mengatakan, Ha Mim adalah salah satu dari asma-asma Allahﷻ Umar bertanya, Kalau 'Ain-nya? Ibnu Abbas menjawab, Orang-orang yang berpaling dari (Al-Qur'an) menyaksikan azab yang terjadi dalam Perang Badar. Umar bertanya, Kalau Sin-nya? Ibnu Abbas menjawab, Kelak orang-orang yang aniaya akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali. Umar bertanya, Kalau Qaf-nya? Ibnu Abbas diam, tidak menjawab. Maka berdirilah Abu Dzar, lalu menafsirkan seperti tafsir yang dikemukakan oleh Ibnu Abbas, dan selanjutnya ia mengatakan bahwa Qaf artinya peristiwa dahsyat dari langit yang menimpa semua manusia (hari kiamat).