Tafsir Al-Qur'an Surah Al-Baqarah Ayat 100

Tafsir Al-Qur'an Surah Al-Baqarah Ayat 100

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ


اَوَكُلَّمَا عٰهَدُوْا عَهْدًا نَّبَذَهٗ فَرِيْقٌ مِّنْهُمْ ۗ بَلْ اَكْثَرُهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ ﴿١٠٠

a wa kullamā 'āhadụ 'ahdan nabażahụ farīqum min-hum, bal akṡaruhum lā yu`minụn

Dan mengapa setiap kali mereka mengikat janji, sekelompok mereka melanggarnya? Sedangkan sebagian besar mereka tidak beriman.


Tafsir Ibnu Katsir

Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat: 100
*Malik ibnu Saif (seorang Yahudi) mengatakan ketika Rasulullahﷺ telah menjadi utusan Allah dan memperingatkan kepada mereka perjanjian yang diambil oleh Allah atas diri mereka dan apa yang dijanji-kan Allahﷻ kepada mereka sehubungan dengan perkara Nabi Muhammadﷺ, "Allah tidak menjanjikan kepada kami tentang Muhammad, dan Dia tidak mengambil janji apa pun atas diri kami. Maka Allahﷻ menurunkan firman-Nya:

اَوَكُلَّمَا عٰهَدُوْا عَهْدًا نَّبَذَهٗ فَرِيْقٌ مِّنْهُمْ
( Patutkah (mereka ingkar kepada ayat-ayat Allah), dan setiap kali mereka mengikat janji, segolongan mereka melemparkannya. ) (Al-Baqarah, 2:100)

*Al-Hasan Al-Basri mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: ( Bahkan sebagian besar dari mereka tidak beriman. ) (Al-Baqarah, 2:100)

*Memang benar, tiada suatu perjanjian pun di muka bumi ini yang mereka lakukan melainkan mereka pasti melanggar dan merusaknya. Mereka mengadakan perjanjian di hari ini, dan besoknya mereka pasti merusaknya.

*Menurut As-Saddi, makna ( lā yu`minūna ) ialah 'mereka tidak beriman dengan apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammadﷺ'.

*Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya, ( segolongan mereka melemparkannya. ) (Al-Baqarah, 2:100) bahwa perjanjian itu dirusak oleh segolongan orang dari kalangan mereka.

*Ibnu Jarir mengatakan bahwa asal makna ( an-nabadz ) ialah membuang dan melemparkan. Karena itu anak yang hilang disebut ( manbudz ), yakni diambil dari kata ( an-nabadz ) ini, dan disebut pula nabiz bagi buah kurma serta buah anggur yang dimasukkan (dilemparkan) ke dalam air.

*Kaum yang disebut dalam ayat ini dicela oleh Allahﷻ karena mereka merusak perjanjian mereka dengan Allah yang telah disebut sebelumnya, yaitu mereka bersedia memegangnya dan mengamalkan-nya sesuai dengan apa yang sebenarnya. Lebih ironisnya lagi mereka mengiringi hal tersebut dengan kedustaan terhadap Rasulﷺ yang diutus kepada mereka, juga kepada seluruh umat manusia, padahal perihal Rasul tersebut telah termaktub di dalam kitab mereka sifat-sifat dan ciri-ciri khasnya serta berita-beritanya; dan mereka diperintah-kan di dalamnya agar mengikuti Rasul itu, mendukung, dan menolongnya. Sebagaimana yang disebutkan di dalam firman-Nya:

اَلَّذِيْنَ يَتَّبِعُوْنَ الرَّسُوْلَ النَّبِيَّ الْاُمِّيَّ الَّذِيْ يَجِدُوْنَهٗ مَكْتُوْبًا عِنْدَهُمْ فِى التَّوْرٰىةِ وَالْاِنْجِيْلِ
( (Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka ) (Al-A'raf: 7:157) hingga akhir ayat.

Sedangkan dalam surat ini disebutkan:

وَلَمَّا جَاۤءَهُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَهُمْ
( Dan setelah datang kepada mereka seorang rasul dari sisi Allah yang membenarkan kitab yang ada pada mereka, ) (Al-Baqarah, 2:101) hingga akhir ayat.

Yakni segolongan dari kalangan mereka melemparkan kitab yang ada di tangan mereka yang di dalamnya terkandung berita gembira kedatangan Nabi Muhammadﷺ

*Di dalam ayat ini disebutkan ( warā`a zhuhūrihim ), di belakang punggung mereka, yakni mereka meninggalkannya seakan-akan mereka tidak mengetahui apa isinya. Sebagai gantinya mereka memusatkan perhatiannya untuk mempelajari sihir serta menjadi pengikutnya. Karena itu, mereka bermaksud mencelakakan Rasulullahﷺ Lalu mereka menyihirnya melalui sisir, buntelan secarik kain, dan ketandan kering pohon kurma yang disimpan di bawah batu di pinggir sumur Arwan. Orang yang melakukan hal ini dari kalangan mereka adalah seorang lelaki yang dikenal dengan nama Labid ibnul A'sam, semoga laknat Allah menimpa dirinya, dan semoga Allah memburukkannya. Maka Allah memperlihatkan hal tersebut kepada Rasulullahﷺ dan menyembuhkannya serta menyelamatkannya dari sihir tersebut, seperti yang dinyatakan di dalam kitab Sahihain secara panjang lebar dari Siti Aisyah¥, Ummul Mu'minin, yang hadisnya akan diketengahkan kemudian.


Tafsir Jalalain  Tafsir Muyassar