Tafsir Al-Qur'an Surah Yusuf Ayat 106

Tafsir Al-Qur'an Surah Yusuf Ayat 106

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ


وَمَا يُؤْمِنُ اَكْثَرُهُمْ بِاللّٰهِ اِلَّا وَهُمْ مُّشْرِكُوْنَ ﴿١٠٦

wa mā yu`minu akṡaruhum billāhi illā wa hum musyrikụn

Dan kebanyakan mereka tidak beriman kepada Allah, bahkan mereka mempersekutukan-Nya.


Tafsir Ibnu Katsir

Tafsir Surah Yusuf Ayat: 106
*Ibnu Abbas mengatakan, termasuk pengertian 'iman' di kalangan mereka yang memiliki sifat ini ialah apabila ditanyakan kepada mereka, "Siapakah yang menciptakan langit, siapakah yang menciptakan bumi, dan siapakah yang menciptakan gunung-gunung itu? Mereka menjawab, "Allah, padahal mereka masih dalam keadaan mempersekutukan-Nya dengan yang lain. Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid, Ata, Ikrimah, Asy-Sya'bi, Qatadah, Ad-Dahhak, dan Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam.

*Di dalam kitab Sahihain disebutkan bahwa kaum musyrik di masa lalu mengatakan dalam talbiyah mereka, "Labbaika, tiada sekutu bagi-Mu, kecuali sekutu yang menjadi milik-Mu; Engkau memilikinya, sedangkan dia tidak memiliki.

*Di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan bahwa dahulu apabila kaum musyrik mengatakan, "Labbaika, tiada sekutu bagi-Mu, maka Rasulullahﷺ bersabda: "Cukup, cukup!

Maksudnya, jangan diteruskan dan jangan dilebihkan dari itu.

Dan Allahﷻ telah berfirman:

اِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ
( sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar. ) (Luqman, 31:13)

*Inilah yang disebutkan syirik yang paling besar, yaitu menyembah Allah dengan selain-Nya.

*Di dalam kitab Sahihain disebutkan sebuah hadis melalui Ibnu Mas'ud, bahwa ia bertanya kepada Rasulullahﷺ, "Wahai Rasulullah, dosa apakah yang paling besar? Rasulﷺ menjawab,

اَنْ تَجْعَلَ لِلّٰهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ
( "Bila kamu menjadikan tandingan bagi Allah, padahal Dia-lah yang menciptakan kamu. )

*Al-Hasan Al-Basri mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: ( Dan sebagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain). ) (Yusuf, 12:106) Bahwa hal tersebut berkenaan dengan orang munafik. Apabila dia beramal, maka amalnya adalah karena riya (pamer); hal itu berarti dia musyrik dalam amalnya. Maksudnya adalah seperti yang disebutkan oleh Allah dalam firman-Nya:

اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَاِذَا قَامُوْٓا اِلَى الصَّلٰوةِ قَامُوْا كُسَالٰى يُرَاۤءُوْنَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ اِلَّا قَلِيْلًا
( Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk bersalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan salat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. ) (An-Nisa, 4:142)

*Masih ada satu jenis syirik lagi, yaitu syirik khafi yang kebanyakan pelakunya tidak menyadarinya, seperti yang diriwayatkan oleh Hammad ibnu Salamah, dari Asim ibnu Abun Nujud, dari Urwah yang mengatakan bahwa Huzaifah menjenguk seorang yang sedang sakit. Lalu Huzaifah melihat di lengan si sakit itu ada tambangnya, maka Huzaifah memutuskan -atau melepaskan- tali itu, kemudian Huzaifah membacakan firman-Nya: ( Dan sebagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain). ) (Yusuf, 12:106)

Di dalam sebuah hadis disebutkan:

مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللّٰهِ فَقَدْ اَشْرَكَ
( "Barang siapa bersumpah dengan nama selain Allah, berarti dia telah musyrik. )

Hadis ini merupakan riwayat Imam Turmuzi yang dinilainya hasan melalui Ibnu Umar.

*Di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Imam Abu Daud, serta lain-lainnya disebutkan melalui Ibnu Mas'ud£ yang mengatakan bahwa Rasulullahﷺ pernah bersabda:

اِنَّ الرُّقٰى وَالتَّمَائِمَ وَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ
( "Sesungguhnya ruqyah (jampi), tamimah (kalung penangkal), dan tiwalah (jimat) adalah perbuatan syirik. )

*Menurut lafaz yang ada pada Imam Bukhari dan Imam Muslim disebutkan seperti berikut:

الطِّيَرَةُ شِرْكٌ وَمَا مِنَّا اِلًّا وَلَكِنَّ اللّٰهَ يَذْهِبُهٗ بِالتَّوَكُّلِ
( Tiyarah (ramalan kesialan) adalah perbuatan syirik yang tiada kaitannya dengan agama kita, tetapi Allah menghapuskannya dengan bertawakal kepada-Nya. )

*Imam Ahmad meriwayatkannya secara lebih rinci daripada ini. Untuk itu ia mengatakan telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, telah menceritakan kepada kami Al-A'masy, dari Amr ibnu Murrah, dari Yahya Al-Jazzar, dari anak lelaki saudara Zainab, dari Zainab istri Abdullah ibnu Mas'ud yang menceritakan, "Kebiasaan Abdullah apabila datang dari suatu keperluan, lalu sampai di depan pintu rumah pintu rumah, terlebih dahulu ia berdehem dan meludah, karena dia tidak suka bila melihat kami dalam keadaan yang tidak disukai olehnya.

Pada suatu hari ia datang dari suatu urusan, lalu ia berdehem; saat itu di dekatku ada seorang nenek-nenek yang mengobatiku dengan ruqyah (jampi) karena aku sedang sakit humrah (demam). Maka aku memasukkan jimat yang diberikannya ke bawah ranjang. Abdullah masuk ke dalam rumah, lalu duduk di sampingku; maka ia melihat benang di leherku, lalu ia bertanya, 'Benang apakah ini?' Aku menjawab, 'Benang ruqyahku.' Abdullah ibnu Mas'ud menarik benang itu dan memutuskannya, lalu berkata, 'Sesungguhnya keluarga Abdullah benar-benar tidak membutuhkan perbuatan syirik. Aku pernah mendengar Rasulullahﷺ bersabda:

اِنَّ الرُّقٰى وَالتَّمَائِمَ وَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ
( Sesungguhnya ruayah, tamimah, dan tiwalah adalah perbuatan syirik. )

Aku bertanya, 'Mengapa engkau berkata demikian, padahal dahulu mataku selalu belekan, dan aku bila mengalaminya selalu pergi ke Fulan orang Yahudi itu untuk me-ruqyah-nya. Apabila telah di-ruqyah olehnya, maka mataku normal kembali.' Ibnu Mas'ud menjawab, 'Sesungguhnya hal itu dari setan, dialah yang meludahinya dengan tangannya. Apabila setan telah me-ruqyah-nya, maka sembuhlah penyakit mata itu. Padahal cukuplah bagimu mengucapkan doa seperti yang pernah diucapkan oleh Nabiﷺ, yaitu:

اَذْهِبِ الْبَأْسَ رَبَّ النَّاسِ. اِشْفِ وَاَنْتَ الشَّافِيْ لَا شِفَاءَ اِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا
( Lenyapkanlah penyakit ini, wahai Tuhan manusia, sembuhkanlah (penyakitku). Engkaulah Yang menyembuhkannya), tiada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, yaitu kesembuhan yang tidak menyisakan suatu penyakit pun. )

*Di dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dari Waki', dari Ibnu Abu Laila, dari Isa ibnu Abdur Rahman disebutkan bahwa ia (Isa ibnu Abdur Rahman) masuk menjenguk Abdullah ibnu Ukaim yang sedang sakit. Lalu ada yang berkata, "Sebaiknya engkau memakai kalung penangkal penyakit. Abdullah ibnu Ukaim menjawab, "Apakah engkau biasa menggunakan tamimah, padahal Rasulullahﷺ pernah bersabda:

مَنْ تَعَلَّقَ شَيْئًا وُكِلَ اِلَيْهِ
( "Barang siapa menggantungkan sesuatu (jimat), maka nasibnya diserahkan kepadanya. )

Imam Nasa'i meriwayatkannya melalui Abu Hurairah.

*Di dalam kitab Musnad Imam Ahmad disebutkan hadis Uqbah ibnu Amir yang mengatakan bahwa Rasulullahﷺ pernah bersabda:

مَنْ عَلَّقَ تَمِيْمَةً فَقَدْ اَشْرَكَ
( "Barang siapa yang menggantungkan tamimah, sesungguhnya dia telah berbuat syirik. )

*Di dalam riwayat lain disebutkan seperti berikut:

مَنْ تَعَلَّقَ تَمِيْمَةً فَلَا اَتَمَّ اللّٰهُ لَهٗ وَمَنْ تَعَلَّقَ وَدَعَةً فَلَا وَدَعَ اللّٰهُ لَهٗ
( "Barang siapa yang memakai kalung tamimah, maka semoga Allah tidak menjadikannya sebagai penangkal sakitnya. Dan barang siapa yang memakai kalung wada'ah, semoga Allah tidak menjadikannya sebagai penjagaan dari sakitnya. )

*Disebutkan dari Al-'Ala, dari ayahnya, dari Abu Hurairah£ yang mengatakan bahwa Rasulullahﷺ pernah bersabda:

قَالَ اللّٰهُ اَنَا۠ اَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ وَمَنْ عَمِلَ عَمَلًا اَشْرَكَ فِيْهِ مَعِيْ غَيْرِيْ تَرَكْتُهٗ وشِرْكُهٗ
( Allah berfirman, "Akulah yang memberikan kecukupan kepada orang-orang yang mempersekutukan-(Ku) dari perbuatan musyriknya. Barang siapa yang mengerjakan suatu perbuatan yang di dalamnya ia mempersekutukan Aku dengan selain-Ku, niscaya Aku tinggalkan dia bersama perbuatan syiriknya. )

Hadis ini merupakan riwayat Imam Muslim.

*Dari Abu Sa'id ibnu Abu Fudalah, disebutkan bahwa ia pernah mendengar Rasulullahﷺ bersabda:

اِذَا جَمَعَ اللّٰهُ الْاَوَّلِيْنَ وَالْاٰخَرِيْنَ لِيَوْمٍ لَا رَيْبَ فِيْهِ يُنَادِيْ مُنَادٍ: مَنْ كَانَ اَشْرَكَ فِيْ عَمَلٍ عَمِلَهٗ لِلّٰهِ فَلْيَطْلُبْ ثَوَابَهٗ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللّٰهِ فَاِنَّ اللّٰهَ اَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ
( "Apabila Allah telah menghimpunkan orang-orang yang terdahulu dan yang terkemudian untuk menghadiri suatu hari yang tiada keraguan padanya (hari kiamat), maka berserulah (malaikat) juru penyeru mengatakan, "Barang siapa berbuat syirik dalam suatu amal yang dikerjakannya bagi Allah, maka hendaklah ia meminta pahalanya dari selain Allah. Karena sesungguhnya Allah-lah Yang memberikan kecukupan kepada orang-orang musyrik dari perbuatan syiriknya. )

Hadis riwayat Imam Ahmad.

*Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yunus, telah menceritakan kepada kami Lais, dari Yazid (yakni Ibnul Had), dari Amr, dari Mahmud ibnu Labid, bahwa Rasulullahﷺ pernah bersabda:

اِنَّ اَخْوَفَ مَا اَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الْاَصْغَرُ
( "Sesungguhnya hal yang sangat aku khawatirkan akan menimpa kalian ialah syirik kecil. )

Mereka (para sahabat) bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah syirik kecil itu? Rasulullahﷺ menjawab,

الرِّيَاءُ يَقُوْلُ اللّٰهُ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اِذَا جُزِيَ النَّاسُ بِاَعْمَالِهِمْ: اِذْهَبُوْا اِلَى الَّذِيْنَ كُنْتُمْ تُرَاءُوْنَ فِى الدُّنْيَا فَانْظُرُوْا هَلْ تَجِدوْنَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً
( "Riya (pamer). Allahﷻ berfirman di hari kiamat bila manusia diberi balasan amal perbuatannya, 'Pergilah kalian kepada orang-orang yang dahulu kalian pamer kepada mereka ketika di dunia, lalu lihatlah, apakah kalian menjumpai balasan amal kalian di sisi mereka?'. )

*Ismail ibnu Ja'far telah meriwayatkannya dari Amr ibnu Abu Amr maula Al-Muttalib, dari Asim ibnu Amr ibnu Qatadah, dari Mahmud ibnu Labid dengan sanad yang sama.

*Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, telah menceritakan kepada kami Ibnu Hubairah, dari Abu Abdur Rahman Al-Habli, dari Abdullah ibnu Amr yang mengatakan bahwa Rasulullahﷺ pernah bersabda:

مَنْ رَدَّتْهُ الطِّيَرَةُ عَنْ حَاجَةٍ فَقَدْ اَشْرَكَ
( "Barang siapa yang kembali karena tiyarah-nya (alamat kesialannya) dari keperluannya, maka sesungguhnya dia telah syirik. )

Ketika mereka (para sahabat) bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah kafarat perbuatan tersebut? Rasulullahﷺ bersabda:

اَنْ يَقُوْلَ اَحَدُهُمْ: اللهم لَا خَيْرَ اِلَّا خَيْرُكَ وَلَا طَيْرَ اِلَّا طَيْرُكَ وَلَا اِلٰهَ غَيْرُكَ
( Hendaknya seseorang di antara kalian mengucapkan, "Ya Allah, tiada kebaikan kecuali hanya kebaikan-Mu, dan tiada tiyarah kecuali hanya tiyarah-Mu, dan tiada Tuhan selain Engkau. )

*Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Namir, telah menceritakan kepada kami Abdul Malik ibnu Abu Sulaiman Al-Azrami, dari Abu Ali (seorang lelaki dari Bani Kahil) yang menceritakan bahwa Abu Musa Al-Asy'ari pernah berkhotbah kepada kami yang isinya antara lain mengatakan, "Hai manusia, peliharalah diri kalian dari perbuatan syirik ini, karena sesungguhnya perbuatan syirik itu lebih tersembunyi daripada langkah-langkah semut. Maka berdirilah Abdullah ibnu Harb dan Qais ibnul Mudarib, lalu keduanya berkata, "Demi Allah, kamu harus mengeluarkan bukti apa yang kamu ucapkan atau kami benar-benar akan melaporkannya kepada Umar, baik kami diberi izin ataupun tidak. Abu Musa Al-Asy'ari menjawab, "Aku akan mengeluarkan bukti dari apa yang aku ucapkan tadi, bahwa pada suatu hari Rasulullahﷺ berkhotbah kepada kami, antara lain beliau bersabda:

يَا اَيُّهَا النَّاسُ اتَّقَوْا هٰذَا الشِّرْكَ فَاِنَّهٗ اَخْفٰى مِنْ دَبِيْبِ النَّمْلِ
( "Hai manusia, peliharalah diri kalian dari perbuatan syirik ini, karena sesungguhnya perbuatan syirik itu lebih tersembunyi daripada langkah-langkah semut. )

Lalu ada seseorang yang ditakdirkan oleh Allah bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah kami menjaganya, padahal perbuatan itu lebih tersembunyi daripada langkah-langkah semut? Rasulullahﷺ menjawab melalui sabdanya:

قُوْلُوْا: اللهم اِنَّا نُعُوْذُ بِكَ مِنْ اَنْ نُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا نَعْلَمُهٗ وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا نَعْلَمُهٗ
( Katakanlah oleh kalian, "Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari perbuatan mempersekutukan Engkau dengan sesuatu yang kami ketahui, dan memohon ampun kepada-Mu terhadap perbuatan syirik yang tidak kami ketahui. )

*Menurut riwayat dari jalur lain, orang yang bertanya itu adalah Abu Bakar As-Siddiq, seperti yang telah diriwayatkan oleh Al-Hafiz Abu Ya'la Al-Mausuli melalui hadis Abdul Aziz ibnu Muslim, dari Lais ibnu Abu Sulaim, dari Abu Muhammad, dari Ma'qal ibnu Yasar yang mengatakan bahwa ia menyaksikan Nabiﷺ; atau ia mengatakan bahwa telah menceritakan kepadaku Abu Bakar As-Siddiq, dari Rasulullahﷺ yang bersabda:

اَلشِّرْكُ اَخْفٰى فِيْكُمْ مِنْ دَبِيْبِ النَّمْلِ
( "Syirik lebih tersembunyi di antara kalian daripada langkah-langkah semut. )

Maka Abu Bakar bertanya, "Bukankah syirik itu hanyalah perbuatan orang yang menyeru Allah bersama tuhan lainnya? Rasulullahﷺ bersabda,

اَلشِّرْكُ فِيْكُمْ اَخْفٰى مِنْ دَبِيْبِ النَّمْلِ
( "Syirik lebih tersembunyi di antara kalian daripada langkah-langkah semut. )

Kemudian Rasulullahﷺ bersabda, "Maukah aku tunjukkan kepadamu sesuatu yang dapat melenyapkan darimu hal yang paling kecil dan yang paling besar dari perbuatan syirik itu? Yaitu ucapkanlah,

اللهم اَعُوْذُ بِكَ اَنْ اُشْرِكَ بِكَ وَاَنَا۠ اَعْلَمُ وَاَسْتَغْفِرُكَ مِمَّا لَا اَعْلَمُ
( Ya Allah, saya berlindung kepada-Mu agar saya tidak mempersekutukan Engkau (dengan sesuatu), sedangkan saya mengetahuinya), dan saya memohon ampun kepada Engkau dari perbuatan syirik yang tidak saya ketahui. )

*Al-Hafiz Abul Qasim Al-Bagawi telah meriwayatkannya melalui Syaiban ibnu Farukh, dari Yahya ibnu Kasir, dari As-Sauri, dari Ismail ibnu Abu Khalid, dari Qais ibnu Abu Hazim, dari Abu Bakar As-Siddiq yang mengatakan bahwa Rasulullahﷺ pernah bersabda:

اَلشِّرْكُ اَخْفٰى فِيْ اُمَّتِيْ مِنْ دَبِيْبِ النَّمْلِ عَلَى الصَّفَا
( "Syirik lebih tersembunyi di kalangan umatku daripada langkah-langkah semut di atas Bukit Safa. )

Perawi melanjutkan kisahnya, bahwa lalu Abu Bakar bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah jalan selamat dan jalan keluar dari hal tersebut? Rasulullahﷺ bersabda, "Maukah aku ceritakan kepadamu sesuatu yang apabila kamu mengucapkannya tentulah kamu terbebaskan dari yang sedikit dan dari yang banyaknya, serta dari yang kecil dan yang besarnya? Abu Bakar menjawab, "Tentu saja mau, wahai Rasulullah. Rasulullahﷺ menjawab melalui sabdanya: Katakanlah,

اللهم اِنِّيْ اَعُوْذُ بِكَ اَنْ اُشْرِكَ بِكَ وَاَنَا۠ اَعْلَمُ وَاَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا اَعْلَمُ
( "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau agar aku tidak mempersekutukan Engkau (dengan sesuatu), sedangkan aku mengetahuinya), dan aku memohon ampun kepada Engkau dari perbuatan syirik yang tidak aku ketahui. )

*Imam Daruquthni mengatakan bahwa Yahya ibnu Abu Kasir dikenal dengan nama julukan Abun Nadr, hadisnya matruk (tidak terpakai).

*Imam Ahmad, Imam Abu Daud, Imam Turmuzi di dalam kitab sahih-nya, dan Imam Nasa'i telah meriwayatkan melalui hadis Ya'la ibnu Ata; ia pernah mendengar Amr ibnu Asim yang pernah mendengar dari Abu Hurairah bahwa Abu Bakar As-Siddiq pernah bertanya kepada Rasulullahﷺ, "Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku sesuatu doa yang aku ucapkan di pagi hari, petang hari, dan bila aku akan pergi ke peraduanku. Rasulullahﷺ bersabda:

قُلِ اللهم فَاطِرَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهٗ اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اَنْتَ اَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطٰنِ وَشِرْكِهٖ
( Katakanlah, "Ya Allah, Pencipta langit dan bumi, Yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, Tuhan segala sesuatu dan Yang memilikinya, aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau, aku berlindung kepada Engkau dari kejahatan hawa nafsuku dan dari kejahatan setan serta kemusyrikannya. )

*Imam Abu Daud dan Imam Nasa'i meriwayatkannya, dan dinilai sahih oleh Imam Nasa'i.

*Menurut Imam Ahmad dalam salah satu riwayat yang bersumber darinya melalui hadis Lais ibnu Abu Sulaim, dari Mujahid, dari Abu Bakar As-Siddiq, "Abu Bakar£ pernah mengatakan bahwa Rasulullahﷺ pernah menganjurkan kepadaku untuk mengucapkan doa berikut. Kemudian disebutkan doa di atas, dan di akhirnya ditambahkan kalimat berikut:

وَاَنْ اَقْتَرِفَ عَلٰى نَفْسِيْ سُوْءًا اَوْ اَجُرَّهٗ اِلٰى مُسْلِمٍ
( "Dan (aku berlindung kepada Engkau) agar aku tidak melakukan kejahatan atas diriku sendiri, atau aku menimpakannya kepada seorang muslim. )


Tafsir Jalalain  Tafsir Muyassar