بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكَاظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ ﴿١٣٤﴾
allażīna yunfiqụna fis-sarrā`i waḍ-ḍarrā`i wal-kāẓimīnal-gaiẓa wal-'āfīna 'anin-nās, wallāhu yuḥibbul-muḥsinīn
(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan,
Tafsir Surah Ali `Imran Ayat: 134
*Allahﷻ menyebutkan sifat ahli surga melalui firman-Nya:
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّاۤءِ وَالضَّرَّاۤءِ
( (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya) baik di waktu lapang maupun sempit. ) (Ali Imran, 3:134)
Yakni dalam keadaan susah dan dalam keadaan makmur, dalam keadaan suka dan dalam keadaan duka, dalam keadaan sehat dan juga dalam keadaan sakit. Dengan kata lain, mereka rajin berinfak dalam semua keadaan. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat yang lain, yaitu firman-Nya:
اَلَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ بِالَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرًّا وَّعَلَانِيَةً
( Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara sembunyi dan terang-terangan. ) (Al-Baqarah, 2:274)
*Makna yang dimaksud ialah bahwa mereka tidak kendur dan lupa oleh suatu urusan pun dalam menjalankan ketaatan kepada Allahﷻ Mereka membelanjakan harta untuk keridaan-Nya serta berbuat baik kepada sesamanya dari kalangan kaum kerabatnya dan orang-orang lain dengan berbagai macam kebajikan.
*******
Firman Allahﷻ:
وَالْكَاظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِ
( dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. ) (Ali Imran, 3:134)
Dengan kata lain, apabila mereka mengalami emosi, maka mereka menahannya (yakni memendamnya dan tidak mengeluarkannya); selain itu mereka memaafkan orang-orang yang berbuat jahat kepada mereka.
Disebutkan dalam sebagian asar yang mengatakan:
( "Allahﷻ berfirman, "Hai anak Adam, ingatlah kepada-Ku jika kamu marah, niscaya Aku mengingatmu bila Aku sedang murka kepadamu. Karena itu, Aku tidak akan membinasakanmu bersama orang-orang yang Aku binasakan. )
Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu Hatim.
*Abu Ya'la mengatakan di dalam kitab musnadnya, telah menceritakan kepada kami Abu Musa Az-Zamin, telah menceritakan kepada kami Isa ibnu Syu'aib Ad-Darir (yaitu Abul Fadl), telah menceritakan kepadaku Ar-Rabi' ibnu Sulaiman, An-Numairi, dari Abu Amr ibnu Anas ibnu Malik, dari ayahnya yang mengatakan bahwa Rasulullahﷺ pernah bersabda:
( "Barang siapa yang mengekang amarahnya, maka Allah menahan siksa-Nya terhadapnya. Dan barang siapa yang mengekang lisannya, maka Allah menutupi auratnya. Dan barang siapa yang meminta maaf kepada Allah, maka Allah menerima permintaan maafnya. )
Hadis ini garib, dan di dalam sanadnya terdapat hal yang masih perlu dipertimbangkan.
*Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman, telah menceritakan kepada kami Malik, dari Az-Zuhri, dari Sa'id ibnul Musayyab, dari Abu Hurairah£, dari Nabiﷺ yang telah bersabda:
لَيْسَ الشَّدِيْدُ بِالصُّرَعَةِ وَلَكِنَّ الشَّدِيْدَ الَّذِيْ يَمْلِكُ نَفْسَهٗ عِنْدَ الْغَضَبِ
( "Orang yang kuat itu bukanlah karena jago gulat, tetapi orang kuat ialah orang yang dapat menahan dirinya di kala sedang marah. )
Syaikhain meriwayatkan hadis ini melalui hadis Malik.
*Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, telah menceritakan kepada kami Al-A'masy, dari Ibrahim At-Taimi, dari Al-Haris ibnu Suwaid, dari Abdullah (yakni Ibnu Mas'ud£) yang menceritakan bahwa Rasulullahﷺ pernah bersabda: "Siapakah di antara kalian yang harta warisnya lebih disukai olehnya daripada hartanya sendiri? Mereka menjawab, "Wahai Rasulullah, tiada seorang pun di antara kami melainkan hartanya sendiri lebih disukainya daripada harta warisnya. Rasulullahﷺ bersabda,
اِعْلَمُوْا اَنَّهٗ لَيْسَ مِنْكُمْ اَحَدٌ اِلَّا مَالُ وَارِثِهٖ اَحَبُّ اِلَيْهِ مِنْ مَالِهٖ مَالَكَ مِنْ مَالَكَ اِلَّا مَا قَدَّمَتْ ومَالُ وَارِثَكَ مَا اَخَّرْتَ
( "Ketahuilah oleh kalian, bahwa tiada seorang pun di antara kalian melainkan harta warisnya lebih disukai olehnya daripada hartanya sendiri. Tiada bagianmu dari hartamu kecuali apa yang kamu infakkan, dan tiada bagi warismu kecuali apa yang kamu tangguhkan. )
(Masih melalui jalur periwayatan yang sama) Rasulullahﷺ pernah pula bersabda: "Bagaimanakah menurut penilaian kalian orang yang kuat di antara kalian? Kami menjawab, "Orang yang tidak terkalahkan oleh banyak lelaki. Nabiﷺ bersabda,
لَا وَلَكِنْ الصُّرَعَةُ الَّذِيْ يَمْلِكُ نَفْسَهٗ عِنْدَ الْغَضَبِ
( "Bukan, tetapi orang yang kuat itu ialah orang yang dapat menahan dirinya di kala sedang marah. )
(Masih melalui jalur periwayatan yang sama) Tahukah kalian apakah yang dimaksud dengan ar-raqub? Kami menjawab, "Orang yang tidak mempunyai anak. Nabiﷺ bersabda,
لَا وَلَكِنَّ الرَّقُوْبَ الَّذِيْ لَمْ يُقَدِّمْ مِنْ ولَدِهٖ شَيْئًا
( "Bukan, tetapi ar-raqub ialah orang yang tidak menyuguhkan sesuatupun dari anaknya. )
*Imam Bukhari mengetengahkan hadis tersebut pada bagian pertamanya, sedangkan Imam Muslim mengetengahkannya berasal dari hadis ini melalui riwayat Al-A'masy.
(|Hadis lain diriwayatkan oleh Imam Ahmad.|)
*Disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja'far, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, aku mendengar Urwah ibnu Abdullah Al-Ju'fi menceritakan dari Abu Hasbah atau ibnu Abu Husain, dari seorang laki-laki yang menyaksikan Nabiﷺ berkhotbah. Maka beliau bersabda: "Tahukah kalian apakah yang dimaksud dengan ar-raqub? Kami menjawab, "Orang yang tidak mempunyai anak. Nabiﷺ bersabda, "Ar-raqub yang sesungguhnya ialah orang yang mempunyai anak, lalu ia mati, sedangkan dia belum menyuguhkan sesuatu pun dari anaknya. "Tahukah kalian, siapakah sa'luk itu? Mereka menjawab, "Orang yang tidak berharta. Nabiﷺ bersabda, "Sa'luk yang sesungguhnya ialah orang yang berharta, lalu ia mati, sedangkan dia belum menyuguhkan barang sepeser pun dari hartanya itu. Kemudian dalam kesempatan lain Nabiﷺ bersabda: "Apakah arti jagoan itu? Mereka menjawab, "Seseorang yang tidak terkalahkan oleh banyak lelaki. Maka Nabiﷺ bersabda, "Orang yang benar-benar jagoan ialah orang yang marah, lalu marahnya itu memuncak hingga wajahnya memerah dan semua rambutnya berdiri, lalu ia dapat mengalahkan kemarahannya.
(|Hadis lain diriwayatkan oleh Imam Ahmad.|)
*Disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair, telah menceritakan kepada kami Hisyam (yaitu Ibnu Urwah), dari ayahnya, dari Al-Ahnaf ibnu Qais, dari salah seorang pamannya yang dikenal dengan nama Harisah ibnu Qudamah As-Sa'di yang menceritakan hadis berikut: Bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullahﷺ Untuk itu ia mengatakan, "Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku suatu nasihat yang bermanfaat bagi diriku, tetapi jangan banyak-banyak agar aku selalu mengingatnya. Maka Rasulullahﷺ bersabda, "Kamu jangan marah. Ia mengulangi pertanyaannya kepada Nabiﷺ berkali-kali, tetapi semuanya itu dijawab oleh Nabiﷺ dengan kalimat,
لَا تَغْضَبْ
( "Kamu jangan marah. )
*Hal yang sama diriwayatkan dari Abu Mu'awiyah, dari Hisyam dengan lafaz yang sama. Ia meriwayatkan pula dari Yahya ibnu Sa'id Al-Qattan, dari Hisyam dengan lafaz yang sama yang isinya adalah seperti berikut: Bahwa seorang lelaki bertanya, "Wahai Rasulullah, berilah aku suatu nasihat, tetapi jangan terlalu banyak, barangkali saja aku selalu mengingatnya. Nabiﷺ bersabda, "Kamu jangan marah.
Hadis ini hanya diriwayatkan oleh Imam Ahmad sendiri.
(|Hadis lain diriwayatkan pula oleh Imam Ahmad.|)
*Disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Az-Zuhri, dari Humaid ibnu Abdur Rahman, dari seorang lelaki dari kalangan sahabat Nabiﷺ yang menceritakan: Seorang lelaki bertanya, "Wahai Rasulullah, berwasiatlah untukku. Nabiﷺ menjawab, "Kamu jangan marah. Lelaki itu melanjutkan kisahnya, "Maka setelah kurenungkan apa yang telah disabdakan oleh Nabiﷺ tadi, aku berkesimpulan bahwa marah itu menghimpun semua perbuatan jahat.
Hadis ini hanya diriwayatkan oleh Imam Ahmad sendiri.
(|Hadis lain diriwayatkan oleh Imam Ahmad.|)
*Disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, telah menceritakan kepada kami Daud ibnu Abu Hindun, dari Abu Harb ibnu Abul Aswad, dari Abul Aswad, dari Abu Zar£ yang menceritakan bahwa ketika ia hendak mengambil air dari sumurnya, tiba-tiba datanglah suatu kaum, lalu mereka berkata, "Siapakah di antara kalian yang mau mengambilkan air buat (minum ternak) Abu Zar dan menghitung beberapa helai rambut dari kepalanya? Kemudian ada seorang lelaki berkata, "Saya, lalu lelaki itu menggiring ternak kambing milik Abu Zar ke sumur tersebut (untuk diberi minum). Pada mulanya Abu Zar berdiri, lalu duduk, kemudian berbaring. Ketika ditanyakan kepadanya, "Wahai Abu Zar, mengapa engkau duduk, lalu berbaring? Maka Abu Zar menjawab, "Sesungguhnya Rasulullahﷺ pernah bersabda kepada kami (para sahabat):
اِذَا غَضِبَ اَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ فَاِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ وَاِلَّا فَلْيَضْطَجِعْ
( "Apabila seseorang di antara kalian marah, sedangkan ia dalam keadaan berdiri, hendaklah ia duduk hingga marahnya hilang. Apabila marahnya masih belum hilang, hendaklah ia berbaring. )
*Imam Abu Dawud meriwayatkannya dari Ahmad ibnu Hambal berikut sanadnya. Hanya di dalam riwayatnya disebutkan dari Abu Harb, dari Abu Zar, padahal yang benar ialah Ibnu Abu Harb, dari ayahnya, dari Abu Zar, seperti yang disebutkan di dalam riwayat Abdullah ibnu Ahmad dari ayahnya.
(|Hadis lain.|)
*Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Khalid, telah menceritakan kepada kami Wa-il As-San'ani yang mengatakan, "Ketika kami sedang berada di dalam majelis Urwah ibnu Muhammad, tiba-tiba masuk menemuinya seorang lelaki dan lelaki itu berbicara kepadanya tentang suatu pembicaraan yang membuat Urwah marah. Ketika Urwah marah, maka ia pergi, lalu kembali lagi menemui kami dalam keadaan telah berwudu. Kemudian ia mengatakan bahwa telah menceritakan kepadaku ayahku di hadapan kakekku (yaitu Atiyyah ibnu Sa'd As-Sa'di) yang berpredikat sebagai sahabat, bahwa Rasulullahﷺ pernah bersabda:
اِنَّ الْغَضَبُ مِنَ الشَّيْطَانِ وَاِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنَ النَّارِ واِنَّمَا تُطْفَاُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَاِذَا اُغْضِبَ اَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ
( "Sesungguhnya marah itu perbuatan setan, dan setan itu diciptakan dari api, dan sesungguhnya api itu hanya dapat dipadamkan dengan air. Karena itu, apabila seseorang di antara kalian marah, hendaklah ia berwudu. )
*Hal yang sama diriwayatkan oleh Imam Abu Daud melalui hadis Ibrahim ibnu Khalid As-San'ani, dari Abu Wa-il Al-Qas Al-Muradi As-San'ani. Imam Abu Daud mengatakan bahwa Abu Wa-il ini adalah Abdullah ibnu Buhair.
(|Hadis lain.|)
*Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Yazid, telah menceritakan kepada kami Nuh ibnu Ja'wanah As-Sulami, dari Muqatil ibnu Hayyan, dari Ata, dari Ibnu Abbas£ yang mengatakan bahwa Rasulullahﷺ pernah bersabda:
مَنْ اَنْظَرَ مُعْسِرًا اَوْ وَضَعَ لَهٗ وَقَاهُ اللّٰهُ مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ اَلَا اِنَّ عَمَلَ الْجَنَّةِ حَزْنٌ بِرَبْوُةٍ -ثَلَاثًا- اَلَا اِنَّ عَمَلَ النَّارِ سَهْلٌ بِسَهْوَةٍ. والسَّعِيْدُ مَنْ وُقِيَ الْفِتَنَ وَمَا مِنْ جَرْعَةٍ اَحَبُّ اِلَى اللّٰهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ جَرْعَةِ غَيْظٍ يَكْظِمُهَا عَبْدٌ مَا كَظَمَهَا عَبْدٌ لِلّٰهِ اِلَّا مَلَأَ جَوْفُهٗ اِيْمَانًا
( "Barang siapa yang memberikan masa tangguh kepada orang yang sedang kesulitan atau memaafkan (utang)nya, niscaya Allah memelihara dirinya dari panasnya neraka Jahannam. Ingatlah, sesungguhnya amal surga itu bagaikan tanah licin yang ada di bukit -sebanyak tiga kali-. Ingatlah, sesungguhnya amal neraka itu bagaikan tanah yang mudah dilalui yang berada di tanah datar. Orang yang berbahagia ialah orang yang dipelihara dari segala fitnah. Dan tiada suatu regukan pun yang lebih disukai oleh Allah selain dari regukan amarah yang ditelan oleh seseorang hamba; tidak sekali-kali seorang hamba Allah mereguk amarahnya karena Allah, melainkan Allah memenuhi rongganya dengan iman. )
*Hadis ini hanya diriwayatkan oleh Imam Ahmad sendiri, sanadnya hasan; tiada seorang perawi pun yang mempunyai kelemahan di dalamnya, dan matannya hasan pula.
(|Hadis lain yang semakna dengannya.|)
*Imam Abu Daud mengatakan, telah menceritakan kepada kami Uqbah ibnu Makram, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman (yakni Ibnu Mahdi), dari Bisyr (yakni Ibnu Mansur), dari Muhammad ibnu Ajlan, dari Suwaid ibnu Wahb, dari seorang lelaki anak seorang sahabat Rasulullahﷺ, dari ayahnya yang mengatakan bahwa Rasulullahﷺ pernah bersabda:
مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلٰى اَنْ يُنْفِذَهٗ مَلَأَهُ اللّٰهُ اَمْنًا وَاِيْمَانًا وَمَنْ تَرَكَ لُبْسَ ثَوْبِ جَمَالٍ وَهُوَ يَقْدِرُ عَلَيْهِ -قَالَ بِشْرٌ: اَحْسَبُهٗ قَالَ تَوَاضُعًا-كَسَاهُ اللّٰهُ حُلَّةَ الْكَرَامَةِ وَمَنْ زَوَّجَ اللّٰهِ كَسَاهُ اللّٰهُ تَاجَ الْمُلْكِ
( Barang siapa yang menahan amarah, sedangkan dia mampu mengeluarkannya, maka Allah memenuhi rongganya dengan keamanan dan iman. Dan barang siapa yang meninggalkan pakaian keindahan, sedangkan dia mampu mengadakannya -Bisyr menduga bahwa Muhammad ibnu Ajlan mengatakan karena tawadu (rendah diri)-, maka Allah memakaikan kepadanya pakaian kehormatan. Dan barang siapa memakai mahkota karena Allah, niscaya Allah akan memakaikan kepadanya mahkota seorang raja. )
(|Hadis lain.|)
*Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Yazid, telah menceritakan kepada kami Sa'id, telah menceritakan kepadaku Abu Marhum, dari Sahl ibnu Mu'az ibnu Anas, dari ayahnya, bahwa Rasulullahﷺ pernah bersabda:
مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلٰى اَنْ يُنْفِذَهٗ دَعَاهُ اللّٰهُ عَلٰى رُؤُوْسِ الْخَلَائِقِ حَتّٰى يُخَيِّرَهٗ مِنْ اَيِّ الْحُوْرِ شَاءَ
( "Barang siapa menahan amarah, sedangkan dia mampu untuk melaksanakannya, maka Allah kelak akan memanggilnya di mata semua makhluk, hingga Allah menyuruhnya memilih bidadari manakah yang disukainya. )
*Imam Abu Daud, Imam Turmuzi, dan Imam Ibnu Majah meriwayatkannya melalui hadis Sa'id ibnu Abu Ayyub dengan lafaz yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa predikat hadis ini hasan garib.
(|Hadis lain, diriwayatkan oleh Abdur Razzaq.|)
*Telah menceritakan kepada kami Daud ibnu Qais, dari Yazid ibnu Aslam, dari seorang lelaki dari kalangan ulama Syam yang dikenal dengan nama Abdul Jalil, dari seorang pamannya, dari Abu Hurairah£ sehubungan dengan firman-Nya: ( dan orang-orang yang menahan amarahnya. ) (Ali Imran, 3:134) Bahwa Nabiﷺ pernah bersabda:
مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ يَقْدِرُ عَلٰى اِنْفَاذِهٖ مِلْاَهُ اللّٰهُ اَمْنًا وَاِيْمَانًا
( "Barang siapa menahan amarahnya, sedangkan dia mampu melaksanakannya, niscaya Allah memenuhi rongganya dengan keamanan dan keimanan. )
(|Hadis lain.|)
*Ibnu Murdawaih mengatakan, telah menceritakan bahwa Ahmad ibnu Muhammad ibnu Ziyad telah menceritakan kepada kami, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Abu Talib, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Asim, telah menceritakan kepadaku Yunus ibnu Ubaid, dari Al-Hasan, dari Ibnu Umar£ yang menceritakan bahwa Rasulullahﷺ pernah bersabda:
مَا تَجَرَّعَ عَبْدٌ مِنْ جُرْعَةٍ اَفْضَلَ اَجْرًا مِنْ جُرْعَةِ غَيْظٍ كَظَمَهَا ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللّٰهِ
( "Tiada suatu regukan pun yang ditelan oleh seorang hamba dengan pahala yang lebih utama selain dari regukan amarah yang ditelan olehnya karena mengharapkan rida Allah. )
Hadis diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir.
*Hal yang sama diriwayatkan oleh Ibnu Majah, dari Bisyr ibnu Umar, dari Hammad ibnu Salamah, dari Yunus ibnu Ubaid dengan lafaz yang sama.
*******
Firman Allahﷻ:
وَالْكَاظِمِيْنَ الْغَيْظَ
( dan orang-orang yang menahan amarahnya. ) (Ali Imran, 3:134)
Yakni mereka tidak melampiaskan kemarahannya kepada orang lain, melainkan mencegah dirinya agar tidak menyakiti orang lain, dan ia lakukan hal tersebut demi mengharapkan pahala Allahﷻ
Kemudian Allahﷻ berfirman:
وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِ
( dan memaafkan (kesalahan) orang. ) (Ali Imran, 3:134)
Yaitu selain menahan diri, tidak melampiaskan kemarahannya, mereka juga memaafkan orang yang telah berbuat aniaya terhadap dirinya, sehingga tiada suatu uneg-uneg pun yang ada dalam hati mereka terhadap seseorang. Hal ini merupakan akhlak yang paling sempurna. Karena itulah dalam akhir ayat ini disebutkan:
وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ
( Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. ) (Ali Imran, 3:134)
*Hal yang disebut di atas merupakan salah satu dari kebajikan. Di dalam sebuah hadis disebutkan seperti berikut:
ثَلَاثٌ اُقْسِمُ عَلَيْهِنَّ: مَا نَقَصَ مَالٌ مِنْ صَدَقَةٍ وَمَا زَادَ اللّٰهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ اِلَّا عِزًّا وَمَنْ تَوَاضَعَ لِلّٰهِ رَفَعَهُ اللّٰهُ
( "Ada tiga perkara yang aku berani bersumpah untuknya; tiada harta yang berkurang karena sedekah, dan tidak sekali-kali Allah menambahkan kepada seorang hamba yang pemaaf melainkan hanya keagungan; serta barang siapa yang merendahkan dirinya karena Allah, niscaya Allah mengangkat (kedudukan)nya. )
*Imam Hakim di dalam Kitab Mustadrak-nya meriwayatkan melalui hadis Musa ibnu Uqbah, dari Ishaq ibnu Yahya ibnu Abu Talhah Al-Qurasyi, dari Ubadah ibnus Samit, dari Ubay ibnu Ka'b, bahwa Rasulullahﷺ pernah bersabda:
مَنْ سَرَّهٗ اَنْ يُشْرَفُ لَهُ الْبُنْيَانُ وَتُرْفَعَ لَهُ الدَّرَجَاتُ فَلْيَعْفُ عَمَّنْ ظَلَمَهٗ وَيُعْطِ مَنْ حَرَمَهٗ وَيَصِلْ مَنْ قَطَعَهٗ
( "Barang siapa yang menginginkan bangunan untuknya (di surga; dimuliakan, dan derajat (pahala)nya ditinggikan, hendaklah ia memaafkan orang yang berbuat aniaya kepadanya, memberi kepada orang yang kikir terhadap dirinya, dan bersilaturahmi kepada orang yang memutuskannya. )
*Kemudian Imam Hakim mengatakan bahwa hadis ini sahih dengan syarat Syaikhain, tetapi keduanya tidak mengetengahkannya.
*Ibnu Murdawaih meriwayatkannya melalui hadis ali, Ka'b ibnu Ujrah, dan Abu Hurairah serta Ummu Salamah hadis yang semakna.
*Telah diriwayatkan melalui Ad-Dahhak, dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullahﷺ pernah bersabda:
اِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيٰمَةِ نَادٰى مُنَادٍ يَقُوْلُ اَيْنَ الْعَافُوْنَ عَنِ النَّاسِ. هَلُمُّوْا اِلٰى رَبِّكُمْ وَخُذُوْا اُجُوْرَكُمْ وَحُقَّ عَلٰى كُلِّ امْرِئٍ مُسْلِمٍ اِذَا عَفَا اَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ
( "Apabila hari kiamat terjadi, maka ada seruan yang memanggil, "Di manakah orang-orang yang suka memaafkan orang lain? Kemarilah kalian kepada Tuhan kalian dan ambillah pahala kalian! Dan sudah seharusnya bagi setiap orang muslim masuk surga bila ia suka memaafkan (orang lain). )