بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا ۗ وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِيْ كُنْتَ عَلَيْهَآ اِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَّتَّبِعُ الرَّسُوْلَ مِمَّنْ يَّنْقَلِبُ عَلٰى عَقِبَيْهِۗ وَاِنْ كَانَتْ لَكَبِيْرَةً اِلَّا عَلَى الَّذِيْنَ هَدَى اللّٰهُ ۗوَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُضِيْعَ اِيْمَانَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ ﴿١٤٣﴾
wa każālika ja'alnākum ummataw wasaṭal litakụnụ syuhadā`a 'alan-nāsi wa yakụnar-rasụlu 'alaikum syahīdā, wa mā ja'alnal-qiblatallatī kunta 'alaihā illā lina'lama may yattabi'ur-rasụla mim may yangqalibu 'alā 'aqibaīh, wa ing kānat lakabīratan illā 'alallażīna hadallāh, wa mā kānallāhu liyuḍī'a īmānakum, innallāha bin-nāsi lara`ụfur raḥīm
Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ”umat pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia.
Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat: 143
Firman Allahﷻ :
وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا
( Allahﷻ berfirman, Sesungguhnya Kami palingkan kalian ke arah kiblat Ibrahim dan Kami pilihkan kiblat tersebut untuk kalian, hanya karena Kami akan menjadikan kalian sebagai umat yang terpilih, dan agar kalian kelak di hari kiamat menjadi saksi atas umat-umat lain, mengingat semua umat mengakui keutamaan kalian. )
*AL-WASATH dalam ayat ini berarti pilihan dan yang terbaik, seperti dikatakan bahwa orang-orang Quraisy merupakan orang Arab yang paling baik keturunan dan kedudukannya. Rasulullahﷺ seorang yang terbaik di kalangan kaumnya, yakni paling terhormat keturunannya. Termasuk ke dalam pengertian ini SHALĀTUL WUSTHA, salat yang paling utama, yaitu salat Asar, seperti yang telah disebutkan di dalam kitab-kitab sahih dan lain-lainnya. Allahﷻ menjadikan umat ini (umat Nabi Muhammadﷺ) merupakan umat yang terbaik; Allahﷻ telah mengkhususkannya dengan syariat-syariat yang paling sempurna dan tuntunan-tuntunan yang paling lurus serta jalan-jalan yang paling jelas, seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya:
هُوَ اجْتَبٰىكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِى الدِّيْنِ مِنْ حَرَجٍ مِلَّةَ اَبِيْكُمْ اِبْرٰهِيْمَ هُوَ سَمّٰىكُمُ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ قَبْلُ وَفِيْ هٰذَا لِيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ شَهِيْدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِ
( Dia telah memilih kalian dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kalian dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tua kalian Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al-Qur'an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas diri kalian dan supaya kalian semua menjadi saksi atas segenap manusia. ) (Al-Hajj, 22:78)
*Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Waqi', dari Al-A'masy, dari Abu Saleh, dari Abu Sa'id yang menceritakan bahwa Rasulullahﷺ pernah bersabda: "Nabi Nuh kelak dipanggil di hari kiamat, maka ditanyakan kepadanya, 'Apakah engkau telah menyampaikan (risalahmu)?' Nuh menjawab, 'Ya.' Lalu kaumnya dipanggil dan dikatakan kepada mereka, 'Apakah dia telah menyampaikan(nya) kepada kalian?' Maka mereka menjawab, 'Kami tidak kedatangan seorang pemberi peringatan pun dan tidak ada seorang pun yang datang kepada kami.' Lalu ditanyakan kepada Nuh, 'Siapakah yang bersaksi untukmu?' Nuh menjawab, 'Muhammad dan umatnya.'
Abu Sa'id mengatakan bahwa yang demikian itu adalah firman-Nya, ( Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kalian (umat Islam) umat yang adil ) (Al-Baqarah, 2:143) AL-WASATH artinya adil. Kemudian kalian dipanggil dan kalian mengemukakan persaksian untuk Nabi Nuh, bahwa dia telah menyampaikan (nya) kepada umatnya, dan dia pun memberikan kesaksiannya pula terhadap kalian.
Hadis ini riwayat Imam Bukhari, Imam Turmuzi, Imam Nasa'i. Dan Imam Ibnu Majah melalui berbagai jalur dari Al-A'masy.
*Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, telah menceritakan kepada kami Al-A'masy, dari Abu Saleh, dari Abu Sa'id Al-Khudri yang menceritakan bahwa Rasulullahﷺ pernah bersabda: Seorang nabi datang di hari kiamat bersama dua orang laki-laki atau lebih dari itu, lalu kaumnya dipanggil dan dikatakan, Apakah nabi ini telah menyampaikan(nya) kepada kalian? Mereka menjawab, Tidak. Maka dikatakan kepada nabi tersebut, Apakah kamu telah menyampaikan(nya) kepada mereka? Nabi menjawab, Ya. Lalu dikatakan kepadanya, Siapakah yang menjadi saksimu? Nabi menjawab, Muhammad dan umatnya. Lalu dipanggillah Muhammad dan umatnya dan dikatakan kepada mereka, Apakah nabi ini telah menyampaikan kepada kaumnya? Mereka menjawab, Ya. Dan ditanyakan pula, Bagaimana kalian dapat mengetahuinya? Mereka menjawab, Telah datang kepada kami Nabi kami, lalu dia menceritakan kepada kami bahwa rasul-rasul itu telah menyampaikan risalahnya. Yang demikian itu adalah firman-Nya, ( Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kalian (umat Islam) umat yang adil agar kalian men-jadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kalian. ) (Al-Baqarah, 2:143).
*Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, telah menceritakan kepada kami Al-A'masy, dari Abu Saleh, dari Abu Sa'id Al-Khudri, dari Nabiﷺ sehubungan dengan firman-Nya: ( Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kalian (umat Islam) umat yang adil. ) (Al-Baqarah, 2:143) Bahwa yang dimaksud dengan WASATHAN ialah adil.
*Al-Hafiz Abu Bakar ibnu Murdawaih dan Ibnu Abu Hatim meriwayatkan melalui hadis Abdul Wahid ibnu Ziad, dari Abu Malik Al-Asyja'i, dari Al-Mugirah ibnu Utaibah ibnu Nabbas yang mengatakan bahwa seseorang pernah menuliskan sebuah hadis kepada kami dari Jabir ibnu Abdullah, dari Nabiﷺ, bahwa Nabiﷺ pernah bersabda:
اَنَا۠ وَاُمَّتيْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ عَلٰى كَوْمٍ مُشْرِفِيْنَ عَلَى الْخَلَائِقِ. مَا مِنَ النَّاسِ اَحَدٌ اِلَّا وَدَّ اَنَّهٗ منَّا. وَمَا مِنْ نَبِيٍّ كَذَّبَهٗ قَوْمُهٗ اِلَّا وَنَحْنُ نَشْهَدُ اَنَّهٗ قَدْ بَلَّغَ رِسَالَةَ رَبِّهٖ عَزَّ وَجَلَّ
( "Aku dan umatku kelak di hari kiamat berada di atas sebuah bukit yang menghadap ke arah semua makhluk; tidak ada seorang pun di antara manusia melainkan dia menginginkan menjadi salah seorang di antara kami, dan tidak ada seorang nabi pun yang didustakan oleh umatnya melainkan kami menjadi saksi bahwa nabi tersebut benar-benar telah menyampaikan risalah Tuhannya. )
*Imam Hakim meriwayatkan di dalam Kitab Mustadrak-nya dan Ibnu Murdawaih meriwayatkan pula, sedangkan lafaznya menurut apa yang ada pada Ibnu Murdawaih melalui hadis Mus'ab ibnu Sabit, dari Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi, dari Jabir ibnu Abdullah yang menceritakan, bahwa Rasulullahﷺ menghadiri suatu jenazah di kalangan Bani Maslamah, sedangkan aku berada di sebelah Rasulullahﷺ Maka sebagian dari mereka mengatakan, Demi Allah, wahai Rasulullah, dia benar-benar orang yang baik, sesungguhnya dia semasa hidupnya adalah orang yang memelihara kehormatannya lagi seorang yang berserah diri (muslim), dan mereka memujinya dengan pujian yang baik. Maka Rasulullahﷺ bersabda, Anda berani mengatakan yang seperti itu? Maka laki-laki itu menjawab, Hanya Allah Yang Mengetahui rahasianya. Adapun yang tampak pada kami, begitulah. Maka Nabiﷺ bersabda, Hal itu pasti (baginya). Kemudian Rasulullahﷺ menghadiri pula jenazah lain di kalangan Bani Harisah, sedangkan aku berada di sebelah Rasulullahﷺ Maka sebagian dari mereka (orang-orang yang hadir) berkata, Wahai Rasulullah, dia adalah seburuk-buruk manusia, jahat lagi kejam. Lalu mereka membicarakannya dengan pembicaraan yang buruk. Maka Rasulullahﷺ bersabda kepada sebagian mereka, Anda berani mengatakan yang seperti itu? Jawabnya, Hanya Allah Yang Mengetahui rahasianya. Adapun yang tampak pada kami, begitulah. Maka Rasulullahﷺ bersabda, Hal itu pasti (baginya). Mus'ab ibnu Sabit berkata, Pada saat itu Muhammad ibnu Ka'b mengatakan kepada kami, 'Benarlah apa yang dikatakan oleh Rasulullahﷺ itu,' kemudian ia membacakan firman-Nya: ( Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kalian (umat Islam) umat yang adil dan pilihan, agar kalian menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kalian ) (Al-Baqarah, 2:143). Kemudian Imam Hakim mengatakan bahwa hadis ini sahih sanadnya, tetapi keduanya (Imam Bukhari dan Imam Muslim) tidak mengetengahkannya.
*Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu Muhammad, telah menceritakan kepada kami Daud ibnu Abul Furat, dari Abdullah ibnu Buraidah, dari Abul Aswad yang menceritakan hadis berikut: Aku datang ke Madinah, maka aku jumpai kota Madinah sedang dilanda wabah penyakit, hingga banyak di antara mereka yang meninggal dunia. Lalu aku duduk di sebelah Khalifah Umar£, maka lewatlah suatu iringan jenazah, kemudian jenazah itu dipuji dengan pujian yang baik. Khalifah Umar ibnul Khattab berkata, Hal itu pasti baginya. Kemudian lewat pula suatu iringan jenazah yang lain. Jenazah itu disebut-sebut sebagai jenazah yang buruk. Maka Umar£ berkata, Hal itu pasti baginya. Abul Aswad bertanya, Apanya yang pasti itu, wahai Amirul Muminin? Umar£ mengatakan bahwa apa yang dikatakannya itu hanyalah menuruti apa yang pernah dikatakan oleh Rasulullahﷺ, yaitu sabdanya:
اَيُّمَا مُسْلِمٍ شَهِدَ لَهٗ اَرْبَعَةٌ بِخَيْرٍ اَدْخَلَهُ اللّٰهُ الْجَنَّةَ. قَالَ: فَقُلْنَا وَثَلَاثَةٌ. قَالَ وَثَلَاثَةٌ. قَالَ فَقُلْنَا وَاثْنَانِ. قَالَ وَاثْنَانِ ثُمَّ لَمْ نَسْاَلْهٗ عَنِ الْوَاحِدِ
( Siapa pun orang muslimnya dipersaksikan oleh empat orang dengan sebutan yang baik, niscaya Allah memasukkannya ke surga. Maka kami bertanya, Bagaimana kalau tiga orang? Beliauﷺ menjawab, Ya, tiga orang juga. Maka kami bertanya, Bagaimana kalau oleh dua orang? Beliauﷺ menjawab, Ya, dua orang juga. Tetapi kami tidak menanyakan kepadanya tentang persaksian satu orang. )
*Demikian pula hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Imam Turmuzi, dan Imam Nasa'i melalui hadis Daud ibnul Furat dengan lafaz yang sama.
*Ibnu Murdawaih mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Usman ibnu Yahya, telah menceritakan kepada kami Abu Qilabah Ar-Raqqasyi, telah menceritakan kepadaku Abul Walid, telah menceritakan kepada kami Nafi' ibnu Umar, telah menceritakan kepadaku Umayyah ibnu Safwan, dari Abu Bakar ibnu Abu Zuhair As-Saqafi, dari ayahnya yang menceritakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullahﷺ bersabda ketika di Al-Banawah:
يُوْشِكُ اَنْ تَعْلَمُوْا خِيَارَكُمْ مِنْ شِرَارِكُمْ. قَالُوْا بِمَ يَا رَسُوْلَ اللّٰهِ. قَالَ بِالثَّنَاءِ الْحَسَنِ وَالثَّنَاءِ السَّيِّئِ اَنْتُمْ شُهَدَاءُ اللّٰهِ فِى الْاَرْضِ
( Hampir saja kalian mengetahui orang-orang yang terpilih dari kalian dan orang-orang yang jahat dari kalian. Mereka bertanya, Dengan melalui apakah, wahai Rasulullah? Rasulullahﷺ menjawab, Dengan melalui pujian yang baik dan sebutan yang buruk; kalian adalah saksi-saksi Allah yang ada di bumi. )
*Hadis ini diriwayatkan pula oleh Ibnu Majah, dari Abu Bakar ibnu Abu Syaibah, dari Yazid ibnu Harun, dan diriwayatkan pula oleh Imam Ahmad, dari Yazid ibnu Harun dan Abdul Malik ibnu Umar serta Syuraih, dari Nafi', dari Ibnu Umar dengan lafaz yang sama.
*******
Firman Allahﷻ:
وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِيْ كُنْتَ عَلَيْهَآ اِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَّتَّبِعُ الرَّسُوْلَ مِمَّنْ يَّنْقَلِبُ عَلٰى عَقِبَيْهِ وَاِنْ كَانَتْ لَكَبِيْرَةً اِلَّا عَلَى الَّذِيْنَ هَدَى اللّٰهُ
( Dan Kami tidak menjadikan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. ) (Al-Baqarah, 2:143)
*Allahﷻ berfirman, Sesungguhnya Kami pada mulanya mensyariatkan kepadamu Muhammad untuk menghadap ke arah Baitul Maqdis, kemudian Kami palingkan kamu darinya untuk menghadap ke Ka'bah. Hal ini tiada lain hanya untuk menampakkan keadaan sesungguhnya dari orang-orang yang mengikutimu, taat kepadamu, dan menghadap bersamamu ke mana yang kamu hadapi.
*******
Firman Allahﷻ :
مِمَّنْ يَّنْقَلِبُ عَلٰى عَقِبَيْهِ
( dan siapa yang membelot. ) (Al-Baqarah, 2:143)
Maksudnya adalah siapa yang murtad dari agamanya.
*******
Firman Allahﷻ :
وَاِنْ كَانَتْ لَكَبِيْرَةً
( Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat. ) (Al-Baqarah, 2:143)
Yakni pemindahan kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka'bah terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang mendapat hidayah dari Allah serta merasa yakin dengan percaya kepada Rasul, dan semua yang didatangkan beliau hanyalah perkara hak semata yang tidak diragukan lagi. Allahﷻ berbuat menurut apa yang dikehendaki-Nya, Dia memutuskan hukum menurut kehendak-Nya, Dia berhak membebankan kepada hamba-hamba-Nya apa yang Dia kehendaki, dan me-nasakh apa yang Dia kehendaki. Hanya milik-Nyalah hikmah yang sempurna dan hujah (alasan) yang kuat dalam hal tersebut secara keseluruhan.
*Lain halnya dengan orang-orang yang di dalam hati mereka terdapat penyakit; sesungguhnya setiap kali terjadi sesuatu hal, maka timbullah rasa keraguan dalam hati mereka. Berbeda dengan keadaan orang-orang yang beriman, di dalam hati mereka keyakinan dan kepercayaan bertambah kuat, seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya:
وَاِذَا مَآ اُنْزِلَتْ سُوْرَةٌ فَمِنْهُمْ مَّنْ يَّقُوْلُ اَيُّكُمْ زَادَتْهُ هٰذِهٖٓ اِيْمَانًا فَاَمَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا فَزَادَتْهُمْ اِيْمَانًا وَّهُمْ يَسْتَبْشِرُوْنَ وَاَمَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا اِلٰى رِجْسِهِمْ
( Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata, Siapakah di antara kalian yang bertambah imannya dengan (turunnya) surat ini? Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya, sedangkan mereka merasa gembira. Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya (yang telah ada). ) (At-Taubah, 9:124-9:125)
قُلْ هُوَ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا هُدًى وَّشِفَاۤءٌ وَالَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ فِيْٓ اٰذَانِهِمْ وَقْرٌ وَّهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى
( Katakanlah, Al-Qur'an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedangkan Al-Qur'an itu suatu kegelapan bagi mereka. ) (Fushshilat, 41:44)
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا
( Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan Al-Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. ) (Al-Isra, 17:82)
*Karena itu, terbuktilah bahwa orang-orang yang teguh dalam membenarkan Rasulullahﷺ dan tetap mengikutinya dalam hal tersebut serta menghadap menurut apa yang diperintahkan oleh Allahﷻ kepadanya tanpa bimbang dan tanpa ragu barang sedikit pun, mereka adalah para sahabat yang terhormat.
*Sebagian ulama mengatakan bahwa orang-orang yang mendapat predikat SĀBIQŪNAL AWWALĪN adalah dari kalangan Muhajirin dan orang-orang Ansar, yaitu mereka yang salat ke dua kiblat.
*Imam Bukhari mengatakan sehubungan dengan tafsir ayat ini, telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah menceritakan kepada kami Yahya, dari Sufyan, dari Abdullah ibnu Dinar, dari Ibnu Umar yang menceritakan: Ketika orang-orang sedang mengerjakan salat Subuh di Masjid Quba, tiba-tiba datanglah seorang lelaki, lalu lelaki itu berkata, Sesungguhnya telah diturunkan kepada Nabiﷺ sebuah ayat yang memerintahkan kepada Nabiﷺ agar menghadap ke arah Ka'bah, maka menghadaplah kalian ke Ka'bah. Maka mereka pun menghadapkan dirinya ke Ka'bah.
*Hadis ini diriwayatkan pula oleh Imam Muslim melalui jalur yang lain dari Ibnu Umar, dan Imam Turmuzi meriwayatkannya melalui hadis Sufyan As-Sauri. Di dalam riwayat Imam Turmuzi disebutkan, bahwa mereka sedang rukuk, lalu mereka berputar, sedangkan mereka dalam keadaan masih rukuk menghadap ke arah Ka'bah.
*Demikian pula yang diriwayatkan oleh Imam Muslim melalui hadis Hammad ibnu Salimah, dari Sabit, dari Anas dengan lafaz yang semisal.
*Hal ini menunjukkan betapa sempurnanya ketaatan mereka kepada Allah dan Rasul-Nya, juga ketundukan mereka terhadap perintah-perintah Allahﷻ Semoga Allah melimpahkan keridaan-Nya kepada mereka (para sahabat) semua.
*******
Firman Allahﷻ:
وَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُضِيْعَ اِيْمَانَكُمْ
( Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan iman kalian. ) (Al-Baqarah, 2:143)
*Yakni salat kalian yang telah kalian lakukan dengan menghadap ke arah Baitul Maqdis sebelum ada pemindahan ke arah Ka'bah. Dengan kata lain, Allahﷻ tidak akan menyia-nyiakan pahalanya; pahala itu ada di sisi-Nya.
*Di dalam kitab sahih disebutkan melalui Abu Ishaq As-Subai'i, dari Al-Barra yang menceritakan, telah meninggal dunia kaum yang dahulu mereka salat menghadap ke Baitul Maqdis, maka orang-orang bertanya, Bagaimanakah keadaan mereka? Lalu Allahﷻ menurunkan firman-Nya, ( Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan iman kalian. ) (Al-Baqarah, 2:143). Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Turmuzi, dari Ibnu Abbas, dan Imam Turmuzi menilainya sahih.
*Ibnu Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Abu Muhammad, dari Ikrimah atau Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan takwil firman-Nya: ( Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan iman kalian. ) (Al-Baqarah, 2:143) Yaitu iman kalian kepada kiblat yang terdahulu, dan kepercayaan kalian kepada Nabi kalian serta mengikutinya menghadap ke arah kiblat yang lain (Ka'bah). Dengan kata lain, Allah pasti akan memberi kalian pahala keduanya. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.
*Al-Hasan Al-Basri mengatakan sehubungan dengan takwil firman-Nya: ( Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan iman kalian. ) (Al-Baqarah, 2:143) Dengan kata lain, Allah tidak akan menyia-nyiakan Muhammadﷺ dan berpaling kalian bersamanya mengikuti ke mana dia menghadap. "Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.
*Di dalam kitab sahih disebutkan bahwa Rasulullahﷺ melihat seorang wanita dari kalangan tawanan perang, sedangkan antara wanita itu dengan anaknya telah dipisahkan. Maka setiap kali wanita itu menjumpai seorang bayi, ia menggendongnya dan menempelkannya pada teteknya, sedangkan dia terus berputar ke sana kemari mencari bayinya. Setelah wanita itu menemukan bayinya, maka langsung digendong dan disusukannya. Maka Rasulullahﷺ bertanya:
اَتَرَوْنَ هٰذِهٖ طَارِحَةً وَلَدَهَا فِى النَّارِ وَهِيَ تَقْدِرُ عَلٰى ذٰلِكَ. قَالُوْا لَا يَا رَسُوْلَ اللّٰهِ. قَالَ فَوَ اللّٰهِ لَلّٰهُ اَرْحَمُ بِعِبَادِهٖ مِنْ هٰذِهٖ بِوَلَدِهَا
( "Bagaimanakah menurut kalian, tegakah wanita ini mencampakkan bayinya ke dalam api, sedangkan dia mampu melakukannya. Mereka menjawab, "Tidak, wahai Rasulullah. Nabiﷺ bersabda. "Maka demi Allah, sesungguhnya Allah lebih sayang kepada hamba-hamba-Nya daripada wanita ini kepada anaknya. )