بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
قَالُوْا سُبْحٰنَكَ مَا كَانَ يَنْۢبَغِيْ لَنَآ اَنْ نَّتَّخِذَ مِنْ دُوْنِكَ مِنْ اَوْلِيَاۤءَ وَلٰكِنْ مَّتَّعْتَهُمْ وَاٰبَاۤءَهُمْ حَتّٰى نَسُوا الذِّكْرَۚ وَكَانُوْا قَوْمًاۢ بُوْرًا ﴿١٨﴾
qālụ sub-ḥānaka mā kāna yambagī lanā an nattakhiża min dụnika min auliyā`a wa lākim matta'tahum wa ābā`ahum ḥattā nasuż-żikr, wa kānụ qaumam bụrā
Mereka (yang disembah itu) menjawab, “Mahasuci Engkau, tidaklah pantas bagi kami mengambil pelindung selain Engkau, tetapi Engkau telah memberi mereka dan nenek moyang mereka kenikmatan hidup, sehingga mereka melupakan peringatan; dan mereka kaum yang binasa.”
Tafsir Surah Al-Furqan Ayat: 18
Firman Allahﷻ:
وَلٰكِنْ مَّتَّعْتَهُمْ وَاٰبَاۤءَهُمْ
( tetapi Engkau telah memberi mereka dan bapak-bapak mereka kenikmatan hidup. ) (Al-Furqan, 25:18)
Yaitu mereka diberi usia panjang sehingga mereka melupakan ( az-zikr ). Yang dimaksud dengan ( az-zikr ) ialah wahyu yang telah diturunkan oleh Allah kepada mereka melalui lisan para rasul-Nya, yang isinya menyeru untuk menyembah Allah, mengesakan-Nya, tiada sekutu bagi-Nya.
وَكَانُوْا قَوْمًا بُوْرًا
( dan mereka adalah kaum yang binasa. ) (Al-Furqan, 25:18)
*Ibnu Abbas mengatakan, makna ( būra ) ialah binasa.
*Al-Hasan Al-Basri dan Malik mengatakan dari Az-Zuhri, bahwa makna ( būra ) ialah tiada kebaikan pada mereka.
*Ibnuz Zaba'ri telah mengatakan dalam bait syairnya ketika ia masuk islam: "Wahai Rasul Tuhan Yang Mahakuasa, sesungguhnya lisanku ini terkunci, tidak pernah terbuka saat aku dalam keadaan tidak baik, yaitu ketika aku menuruti langkah setan dalam kesesatannya; dan barang siapa yang cenderung kepada langkah setan, pastilah ia binasa.