بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَاِنَّمَا تُوَفَّوْنَ اُجُوْرَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَاُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ ﴿١٨٥﴾
kullu nafsin żā`iqatul maụt, wa innamā tuwaffauna ujụrakum yaumal-qiyāmah, fa man zuḥziḥa 'anin-nāri wa udkhilal-jannata fa qad fāz, wa mal-ḥayātud-dun-yā illā matā'ul-gurụr
Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.
Tafsir Surah Ali `Imran Ayat: 185
*Allahﷻ memberitahukan kepada semua makhluknya secara umum. bahwa setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati. Perihalnya Sama dengan firman Allahﷻ yang mengatakan:
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ وَّيَبْقٰى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلٰلِ وَالْاِكْرَامِ
( Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Tetap kekal Zat Tuhan-mu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. ) (Ar-Rahman, 55:26-55:27)
*Hanya Dia sendirilah yang Hidup Kekal dan tidak mati, sedangkan jin dan manusia semuanya mati, begitu pula para malaikat umumnya dan para malaikat pemangku Arasy. Hanya Allah sematalah Yang Maha Esa lagi Mahaperkasa Yang Kekal Abadi. Dengan demikian, berarti Allah Yang Mahaakhir, sebagaimana Dia Maha Pertama (Akhirnya Allah tidak ada kesudahannya dan Permulaan Allah tidak ada awal-nya, pent.).
*Ayat ini merupakan belasungkawa kepada semua manusia, karena sesungguhnya tidak ada seorang pun di muka bumi ini melainkan pasti mati. Apabila masa telah habis dan nutfah yang telah ditakdirkan oleh Allah keberadaannya dari sulbi Adam telah habis, serta semua makhluk habis, maka Allah melakukan hari kiamat dan membalas semua makhluk sesuai dengan amal perbuatannya masing-masing, yang besar, yang kecil, yang banyak, yang sedikit, serta yang tua dan yang muda, semuanya mendapat balasannya. Tiada seorang pun yang jianiaya barang sedikit pun dalam penerimaan pembalasannya. Karena itulah maka Allahﷻ berfirman:
وَاِنَّمَا تُوَفَّوْنَ اُجُوْرَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ
( Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahala kalian. ) (Ali Imran, 3:185)
*Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz Al-Uwaisi, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Abu Ali Al-Hasyimi, dari Ja'far ibnu Muhammad Ali ibnul Husain, dari ayah-nya, dari.Ali ibnu Abu Thalib£ yang menceritakan bahwa ketika Nabiﷺ wafat, dan belasungkawa berdatangan, maka datanglah kepada mereka seseorang yang mereka rasakan keberadaannya, tetapi mereka tidak dapat melihat ujudnya. Orang tersebut mengatakan: Semoga keselamatan terlimpah kepada kalian, hai Ahlul Bait. Begitu pula rahmat Allah dan berkahnya, tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahala kalian. Sesungguhnya belasungkawa dari setiap musibah itu hanyalah kepada Allah, dan hanya kepada-Nya memohon ganti dari setiap yang telah binasa, dan hanya kepada-Nya meminta disusulkan dari setiap yang terlewatkan. Karena itu, hanya kepada Allah-lah kalian percaya, dan hanya kepada-Nyalah kalian berharap, karena sesungguhnya orang yang tertimpa musibah itu ialah orang yang terhalang tidak mendapat pahala. Dan semoga keselamatan terlimpah kepada kalian begitu pula rahmat Allah dan berkah-Nya. Ja'far ibnu Muhammad mengatakan, telah menceritakan kepadaku ayahku, bahwa Ali Abu Talib berkata.Tahukah kalian, siapakah orang ini? Ali mengatakan pula, "Dia adalah Al-Khidir
*******
Firman Allahﷻ:
فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَاُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ
( Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. ) (Ali Imran, 3:185)
Artinya, barang siapa yang dijauhkan dari neraka dan selamat darinya serta dimasukkan ke dalam surga, berarti ia sang at beruntung.
*Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdullah Al-Ansari, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Amr ibnu Alqamah, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullahﷺ pernah bersabda:
مَوْضِعُ سَوْطٍ فِى الْجَنَّةِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا. اَقْرَؤُوْا اِنْ شِئْتُمْ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَاُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ
( "Tempat sebuah cemeti di dalam surga lebih baik daripada dunia dan apa yang ada di dalamnya. Bacalah oleh kalian jika kalian suka, yaitu firman-Nya, Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguhlah ia telah beruntung. ) (Ali Imran, 3:185)
Hadis ini ditetapkan di dalam kitab Sahihain melalui jalur lain tanpa memakai tambahan ayat.
*Telah diriwayatkan pula oleh Ibnu Abu Hatim serta Ibnu Hibban di dalam kitab Sahih-nya dan Imam Hakim di dalam Kitab Mustadrak-nya tanpa memakai tambahan ini melalui hadis Muhammad ibnu Amr.
*Telah diriwayatkan pula dengan memakai tambahan ini oleh Ibnu Murdawaih melalui jalur yang lain. Untuk itu Ibnu Murdawaih mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ahmad ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Yahya. telah menceritakan kepada kami Humaid ibnu Mas'adah, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Ali, dari Abu Hazim, dari Sahl ibnu Sa'd yang menceritakan bahwa Rasulullahﷺ pernah bersabda:
لَمَوْضِعُ سَوْطٍ اَحَدَكُمْ فِى الْجَنَّةِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا
( "Sesungguhnya tempat sebuah cemeti seseorang di antara kalian di dalam surga lebih baik daripada dunia ini dan semua yang ada di dalamnya. )
*Sahl ibnu Sa'd melanjutkan kisahnya, bahwa setelah itu beliauﷺ membacakan firman-Nya:
فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَاُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ
( Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga,maka sungguh ia telah beruntung. ) (Ali Imran, 3:185)
*Dalam pembahasan yang lalu sehubungan dengan firman-Nya:
وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
( dan janganlah sekali-kali kalian mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. ) (Ali Imran, 3:102)
*Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Waki' ibnul Jarrah di dalam kitab tafsirnya, dari Al-A'masy ibnu Zaid ibnu Wahb, dari Abdur Rahman ibnu Abdu Rabbil Ka'bah, dari Abdullah ibnu Amr ibnul As yang menceritakan bahwa Rasulullahﷺ pernah bersabda:
مَنْ اَحَبَّ اَنْ يُزَحْزَحَ عَنِ النَّارِ وَاَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ فَلْتُدْرِكْهُ مَنِيَّتُهٗ وَهُوَ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَلْيَأْتِ اِلَى النَّاسِ مَا يُحِبُّ اَنْ يُؤْتٰى اِلَيْهِ
( "Barang siapa yang ingin dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka hendaklah ia mati sedang ia dalam keadaan beriman kepada Allah dan hari kemudian. Dan hendaklah ia memberikan kepada orang-orang apa yang ia suka bila diberikan kepada dirinya sendiri. )
*Imam Ahmad meriwayatkannya di dalam kitab musnadnya dari Waki' dengan lafaz yang sama.
*******
Firman Allahﷻ:
وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ
( Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. ) (Ali Imran, 3:185)
Makna ayat ini mengecilkan perkara duniawi dan meremehkan urusannya. Bahwa masalah duniawi itu adalah masalah yang rendah, pasti lenyap, sedikit, dan pasti rusak. Seperti yang diungkapkan oleh Allahﷻ dalam ayat yang lain, yaitu firman-Nya:
بَلْ تُؤْثِرُوْنَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا . وَالْاٰخِرَةُ خَيْرٌ وَّاَبْقٰى
( Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedangkan kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. ) (Al-A'la, 87:16-87:17)
وَمَآ اُوْتِيْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَمَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَزِيْنَتُهَا وَمَا عِنْدَ اللّٰهِ خَيْرٌ وَّاَبْقٰى
( Dan apa saja yang diberikan kepada kalian, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya, sedangkan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. ) (Al-Qashash, 28:60)
Dan dalam sebuah hadis disebutkan:
وَاللّٰهِ مَا الدُّنْيَا فِى الْاٰخِرَةِ اِلَّا كَمَا يَغْمِسُ اَحَدُكُمْ اِصْبَعَهٗ فِى الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ تَرْجِعُ اِلَيْهِ
( "Demi Allah, tiadalah dunia ini dalam kehidupan di akhirat, melainkan sebagaimana seseorang di antara kalian mencelupkan jari telunjuknya ke dalam laut, maka hendaklah ia melihat apa yang didapat olehnya dari laut itu. )
*Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: ( Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. ) (Ali Imran, 3:185) Bahwa kehidupan duniawi itu merupakan kesenangan yang akan ditinggalkan; tidak lama kemudian, demi Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia, pasti menyurut dan hilang dari pemiliknya. Karena itu, ambillah dari kehidupan ini sebagai sarana untuk taat kepada Allah, jika kalian mampu dan tidak ada kekuatan (untuk melakukan ketaatan) kecuali berkat pertolongan Allahﷻ.