Tafsir Al-Qur'an Surah Ali `Imran Ayat 194

Tafsir Al-Qur'an Surah Ali `Imran Ayat 194

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ


رَبَّنَا وَاٰتِنَا مَا وَعَدْتَّنَا عَلٰى رُسُلِكَ وَلَا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ اِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيْعَادَ ﴿١٩٤

rabbanā wa ātinā mā wa'attanā 'alā rusulika wa lā tukhzinā yaumal-qiyāmah, innaka lā tukhliful-mī'ād

Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami melalui rasul-rasul-Mu. Dan janganlah Engkau hinakan kami pada hari Kiamat. Sungguh, Engkau tidak pernah mengingkari janji.”


Tafsir Ibnu Katsir

Tafsir Surah Ali `Imran Ayat: 194
Firman Allahﷻ:

رَبَّنَا وَاٰتِنَا مَا وَعَدْتَّنَا عَلٰى رُسُلِكَ
( Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. ) (Ali Imran, 3:194)

*Menurut suatu pendapat, makna yang dimaksud ialah Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami. sebagai balasan atas iman kepada rasul-rasul-Mu. Menurut pendapat yang lainnya lagi, maksudnya adalah, apa yang telah Engkau janjikan kepada kami melalui lisan rasul-rasul-Mu. Makna yang kedua ini lebih kuat dan lebih jelas.

*Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abul Yaman, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Iyasy, dari Anir ibnu Muhammad, dari Abu Iqal, dari Anas ibnu Malik yang mengatakan bahwa Rasulullahﷺ pernah bersabda, "Ada dua golongan manusia yang menjadi pusat perhatian manusia, Allah membangkitkan salah satunya kelak di hari kiamat sebanyak tujuh puluh ribu orang yang tidak ada hisab atas diri mereka. Darinya Allah membangkitkan sebanyak lima puluh ribu orang syuhada, mereka adalah delegasi-delegasi yang menghadap kepada Allah. Di antara mereka yang lima puluh ribu orang itu terdapat barisan para syuhada yang kepala mereka dalam keadaan terpotong dan berada di tangannya masing-masing, sedangkan wajah mereka berlumuran dengan darah seraya mengucapkan: "Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji. (Ali Imran, 3:194) Maka berfirmanlah Allahﷻ, 'Benarlah hamba-hamba-Ku, mandikanlah mereka di dalam sungai putih.' Akhirnya mereka keluar dari sungai itu dalam keadaan bersih lagi putih, lalu mereka berjalan-jalan di dalam surga menurut apa yang disukainya.

Hadis ini termasuk hadis garib yang ada di dalam kitab musnad. Di antara mereka ada yang menilainya sebagai hadis maudu'.

*******
Firman-Nya:

وَلَا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ
( Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. ) (Ali Imran, 3:194)

Yakni di hadapan mata semua makhluk.

اِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيْعَادَ
( Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji. ) (Ali Imran, 3:194)

*Sudah merupakan kepastian adanya hari yang dijanjikan yang Engkau beritakan melalui rasul-rasul-Mu, yaitu hari kiamat. hari di mana semua makhluk berdiri di hadapan-Mu.

*Al-Hafiz Abu Ya'la mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hafiz Abu Syuraih, telah menceritakan kepada kami Al-Mutabar, telah menceritakan kepada kami Al-Fadl ibnu Isa, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Munkadir, bahwa Jabir ibnu Abdullah pernah menceritakan kepadanya bahwa Rasulullahﷺ pernah bersabda:

( "Keaiban dan kehinaan yang dialami oleh anak Adam (yang berdosa) kelak di hari kiamat di hadapan Allahﷻ mencapai tingkatan yang membuat diri si orang yang bersangkutan berharap agar dirinya segera dimasukkan ke dalam neraka (karena malu yang sangat). )

Hadis berpredikat garib.

*Telah disebutkan di dalam sebuah hadis bahwa Rasulullahﷺ acapkali membaca sepuluh ayat dari akhir surat Ali Imran ini apabila bangkit di sebagian malam hari untuk tahajudnya. Untuk itu Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sa'id ibnu Abu Maryam, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja'far, telah menceritakan kepadaku Syarik ibnu Abdullah ibnu Abu Namir, dari Kuraib, dari Ibnu Abbas£ yang menceritakan bahwa ia tidur di rumah bibinya (yaitu Siti Maimunah). Lalu Rasulullahﷺ bercakap-cakap dengan istrinya selama sesaat, kemudian beliau tidur. Ketika malam hari tinggal sepertiganya lagi, beliau bangun dan duduk, lalu memandang ke arah langit seraya mengucapkan: ( Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. ) (Ali Imran, 3:190), hingga beberapa ayat selanjutnya. Setelah itu beliau bangkit dan melakukan wudu. Setelah bersiwak, beliau melakukan salat sebanyak sebelas rakaat. Kemudian Bilal menyerukan azannya, maka beliauﷺ salat dua rakaat, lalu keluar dan salat Subuh menjadi imam orang-orang.

*Demikian pula Imam Muslim meriwayatkannya dari Abu Bakar ibnu Ishaq As-San'ani, dari Ibnu Abu Maryam dengan lafaz yang sama.

*Imam Bukhari meriwayatkannya pula melalui berbagai jalur dari Malik, dari Makhramah ibnu Sulaiman, dari Kuraib, bahwa Ibnu Abbas pernah menceritakan kepadanya bahwa ia pernah menginap di rumah Siti Maimunah, istri Nabiﷺ yang juga bibinya.

Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya, bahwa ia tidur pada bagian dari bantal yang melebar, sedangkan Rasulullahﷺ bersama istrinya (Siti Maimunah) tidur pada bagian yang memanjang dari bantal itu. Rasulullahﷺ tidur hingga tengah malam, atau sedikit sebelumnya atau sedikit sesudahnya. Rasulullahﷺ bangun dari tidurnya, lalu mengusap wajah dengan tangannya untuk mengusir rasa kantuk. Setelah itu beliau membaca sepuluh ayat yang mengakhiri surat Ali Imran. Lalu bangkit menuju arah tempat air yang digantungkan, mengambil air wudu darinya, dan melakukan wudu dengan baik. Sesudah itu beliau berdiri mengerjakan salat.

Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya, "Maka aku berdiri dan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukannya. Setelah itu aku menuju kepadanya dan berdiri di sebelahnya. Maka Rasulullahﷺ meletakkan tangan kanannya di atas kepalaku dan memegang telinga kananku, lalu menjewernya (yakni memindahkan Ibnu Abbas dari sebelah kiri ke sebelah kanannya). Beliau melakukan salat dua rakaat, lalu dua rakaat lagi, lalu dua rakaat lagi, lalu dua rakaat lagi, lalu dua rakaat lagi, lalu dua rakaat lagi, kemudian witir. Sesudah itu beliau berbaring hingga juru azan datang kepadanya. Kemudian beliau bangkit dan melakukan salat dua rakaat secara ringan, lalu keluar (menuju masjid) dan salat Subuh (sebagai imam semua orang).

*Demikianlah hal yang diketengahkan oleh Jamaah lainnya melalui berbagai jalur dari Malik dengan lafaz yang sama.

*Imam Muslim meriwayatkannya pula -juga Imam Abu Daud- melalui berbagai jalur dari Makhramah ibnu Sulaiman dengan lafaz yang sama.

*Jalur lain diriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan hadis ini oleh Abu Bakar ibnu Murdawaih.

*Disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ahmad ibnu Muhammad ibnu Ali, telah menceritakan kepada kami Abu Yahya. dari Abu Mai-sarah, telah menceritakan kepada kami Khallad ibnu Yahya, telah menceritakan kepada kami Yunus, dari Abi Ishaq, dari Al-Minhal ibnu Amr, dari Ali ibnu Abdullah ibnu Abbas, dari Abdullah ibnu Abbas yang menceritakan bahwa Al-Abbas memerintahkan kepadaku untuk menginap di rumah keluarga Rasulullahﷺ untuk menghafalkan cara salat (malam hari)nya.

Ibnu Abbas melanjutkan kisahnya, bahwa Rasulullahﷺ melakukan salat Isya bersama orang banyak. Setelah di dalam masjid tidak terdapat seorang pun selain diriku, maka beliau berdiri dan lewat di hadapanku. Beliau bertanya, "Siapakah ini? Abdullah bukan? Aku menjawab, "Ya. Rasulullahﷺ bertanya, "Mengapa masih di sini? Aku menjawab, "Al-Abbas (ayahku) telah memerintahkan aku untuk menginap di rumahmu malam ini. Rasulullahﷺ bersabda, "Mari masuk, mari masuk. Setelah masuk ke dalam rumah, beliauﷺ bersabda, "Mau memakai kasur, Abdullah? Beliauﷺ mengambil sebuah bantal yang berlapiskan kain bulu. Rasulullahﷺ tidur memakai bantal itu hingga aku mendengar dengkurannya, setelah itu beliau duduk tegak di atas kasurnya dan mengarahkan pandangannya ke langit, lalu mengucapkan: ( Subhanal Malikil Quddus ) (Mahasuci Raja Yang Mahasuci), sebanyak tiga kali, lalu membacakan ayat-ayat yang berada di akhir surat Ali Imran hingga akhir surat Ali Imran.

*Imam Muslim, Imam Abu Daud, dan Imam Nasa'i meriwayatkan melalui hadis Ali ibnu Abdullah ibnu Abbas, dari ayahnya sebuah hadis mengenai hal yang sama.


Tafsir Jalalain  Tafsir Muyassar