Tafsir Al-Qur'an Surah Maryam Ayat 26

Tafsir Al-Qur'an Surah Maryam Ayat 26

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ


فَكُلِيْ وَاشْرَبِيْ وَقَرِّيْ عَيْنًا ۚفَاِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ اَحَدًاۙ فَقُوْلِيْٓ اِنِّيْ نَذَرْتُ لِلرَّحْمٰنِ صَوْمًا فَلَنْ اُكَلِّمَ الْيَوْمَ اِنْسِيًّا ۚ ﴿٢٦

fa kulī wasyrabī wa qarrī 'ainā, fa immā tarayinna minal-basyari aḥadan fa qulī innī nażartu lir-raḥmāni ṣauman fa lan ukallimal-yauma insiyyā

Maka makan, minum dan bersenanghatilah engkau. Jika engkau melihat seseorang, maka katakanlah, “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pengasih, maka aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini.”


Tafsir Ibnu Katsir

Tafsir Surah Maryam Ayat: 26
Firman Allahﷻ:

تُسٰقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا فَكُلِيْ وَاشْرَبِيْ وَقَرِّيْ عَيْنًا
( niscaya pohon kurma itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu, maka makan dan minumlah serta bersenang hatilah kamu. ) (Maryam, 19:25-19:26)

Yaitu tenanglah dan bersenang hatilah kamu. Amr ibnu Maimun mengatakan, bahwa tidak ada suatu makanan pun yang lebih baik bagi wanita sehabis melahirkan selain kurma muda dan kurma masak.

*Ibnu Abu Hatim mengatakan telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Syaiban, telah menceritakan kepada kami Masrur ibnu Sa'id At-Tamimi, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Amr Al-Auza'i, dari Urwah ibnu Ruwayyim, dari Ali ibnu Abu Talib yang mengatakan bahwa Rasulullahﷺ pernah bersabda:

( "Muliakanlah bibi kalian dengan kurma, karena sesungguhnya kurma diciptakan dari tanah yang diciptakan darinya Adam. Tiada suatu pohon pun yang dikawinkan selain dari pohon kurma. )

Rasulullahﷺ pernah bersabda pula:

( "Berilah makan kurma muda kepada wanita kalian yang habis melahirkan, jika tidak ada maka kurma masak. Tidak ada suatu pohon pun yang paling dimuliakan oleh Allah selain dari pohon kurma yang menjadi tempat berteduh Maryam binti Imran. )

Hadis ini munkar sekali, tetapi Abu Ya'la telah meriwayatkannya pula dari Syaiban dengan sanad yang sama.

*Sebagian ulama qiraat mambaca ( tussāqit ) dengan memakai tasydid, sedangkan sebagian ulama lainnya membacanya ( tusāqit ) tanpa tasydid. Adapun Abu Nuhaik membacanya ( tasqut ). Abu Ishaq telah meriwayatkan dari Al-Barra, bahwa ia membacanya ( yusāqit ), yakni pangkal pohon kurma itu merunduk. Pada garis besarnya masing-masing dari pendapat tersebut berdekatan maknanya.

*******
Firman Allahﷻ:

فَاِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ اَحَدًا
( Jika kamu melihat seorang manusia. ) (Maryam, 19:26)

Yakni manakala kamu melihat seseorang.

فَقُوْلِيْٓ اِنِّيْ نَذَرْتُ لِلرَّحْمٰنِ صَوْمًا فَلَنْ اُكَلِّمَ الْيَوْمَ اِنْسِيًّا
( maka katakanlah, "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah; maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini. ) (Maryam, 19:26)

*Makna yang dimaksud ialah Maryam berisyaratkan kepadanya yang pengertiannya seperti itu, bukan mengucapkannya dengan kata-kata; agar tidak bertentangan dengan firman-Nya:

فَلَنْ اُكَلِّمَ الْيَوْمَ اِنْسِيًّا
( maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini. ) (Maryam, 19:26)

*Anas ibnu Malik telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:

اِنِّيْ نَذَرْتُ لِلرَّحْمٰنِ صَوْمًا
( Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah. ) (Maryam, 19:26)

*Yang dimaksud dengan puasa ialah diam atau puasa tidak bicara. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ibnu Abbas dan Ad-Dahhak. Menurut suatu riwayat dari Anas, disebutkan puasa dan tidak bicara; hal yang sama telah dikatakan oleh Qatadah dan selain keduanya.

*Makna yang dimaksud ialah mereka apabila melakukan puasa, maka menurut syariat mereka tidak boleh makan dan berbicara. Demikianlah menurut apa yang dinaskan oleh As-Saddi, Qatadah, dan Abdur Rahman ibnu Zaid.

*Ibnu Ishaq telah meriwayatkan dari Harisah yang mengatakan bahwa ketika ia berada di rumah Ibnu Mas'ud, datanglah dua orang lelaki kepadanya; salah seorang dari keduanya mengucapkan salam, sedangkan yang lainnya tidak mengucapkan salam. Maka Ibnu Mas'ud bertanya, "Mengapa kamu? Teman-temannya menjawab, "Dia telah bersumpah bahwa pada hari ini dia tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun. Maka Abdullah ibnu Mas'ud menjawab, "Berbicaralah kepada orang dan ucapkanlah salam kepada mereka. Karena sesungguhnya wanita itu (Maryam) merasa yakin bahwa tidak akan ada seorang pun yang percaya kepadanya bahwa dirinya mengandung tanpa suami. Dimaksudkan puasanya itu sebagai alasan untuk tidak bicara dengan mereka bila ia ditanya mereka. Asar ini telah diriwayatkan pula oleh Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Jarir.

*Abdur Rahman ibnu Zaid mengatakan bahwa ketika Isa berkata kepada Maryam, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya (menurut tafsir ulama yang mengatakan bahwa orang yang menyerunya adalah Isa): ( Janganlah kamu bersedih hati. ) (Maryam, 19:24) Maryam menjawab, "Bagaimana saya tidak sedih, sedangkan kamu ada bersama dengan saya tanpa suami, juga bukan sebagai budak wanita (yang dinikahi tuannya). Maka dengan alasan apakah saya berhujah kepada orang-orang? Aduhai, sekiranya aku mati sebelum ini dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti lagi dilupakan. Isa berkata kepadanya, "Sayalah yang akan menjawab mereka, kamu tidak usah bicara lagi. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah, ( Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini. ) (Maryam, 19:26) Ini merupakan perkataan Isa kepada ibunya.

Hal yang sama telah dikatakan pula oleh Wahb.


Tafsir Jalalain  Tafsir Muyassar