بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
لَاهِيَةً قُلُوْبُهُمْۗ وَاَسَرُّوا النَّجْوَىۖ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْاۖ هَلْ هٰذَآ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْۚ اَفَتَأْتُوْنَ السِّحْرَ وَاَنْتُمْ تُبْصِرُوْنَ ﴿٣﴾
lāhiyatang qulụbuhum, wa asarrun-najwallażīna ẓalamụ hal hāżā illā basyarum miṡlukum, a fa ta`tụnas-siḥra wa antum tubṣirụn
Hati mereka dalam keadaan lalai. Dan orang-orang yang zalim itu merahasiakan pembicaraan mereka, “(Orang) ini (Muhammad) tidak lain hanyalah seorang manusia (juga) seperti kamu. Apakah kamu menerima sihir itu padahal kamu menyaksikannya?”
Tafsir Surah Al-Anbiya Ayat: 3
Firman Allahﷻ:
وَاَسَرُّوا النَّجْوَى الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا
( Dan mereka yang zalim itu merahasiakan pembicaraan mereka. ) (Al-Anbiya, 21:3) seraya membisikkan di antara sesama mereka dengan sembunyi-sembunyi.
هَلْ هٰذَآ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ
( Orang ini tiada lain hanyalah seorang manusia (jua) seperti kamu. ) (Al-Anbiya, 21:3)
*Yang mereka maksudkan adalah Rasulullahﷺ Mereka tidak percaya beliau menjadi seorang nabi, mengingat beliau adalah seorang manusia sama dengan mereka; mana mungkin ia mendapat keistimewaan beroleh wahyu, sedangkan mereka tidak. Karena itu, dalam perkataan mereka selanjutnya disebutkan dalam firman-Nya:
اَفَتَأْتُوْنَ السِّحْرَ وَاَنْتُمْ تُبْصِرُوْنَ
( maka apakah kalian menerima sihir, padahal kalian menyaksikannya? ) (Al-Anbiya, 21:3)
Yakni apakah kalian mau mengikutinya, sehingga akibatnya kalian sama dengan orang yang melakukan sihir, sedangkan ia mengetahui bahwa apa yang dilakukannya itu adalah ilmu sihir.