بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
قُلْ اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ ۚ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْكٰفِرِيْنَ ﴿٣٢﴾
qul aṭī'ullāha war-rasụl, fa in tawallau fa innallāha lā yuḥibbul-kāfirīn
Katakanlah (Muhammad), “Taatilah Allah dan Rasul. Jika kamu berpaling, ketahuilah bahwa Allah tidak menyukai orang-orang kafir.”
Tafsir Surah Ali `Imran Ayat: 32
*Allah memerintahkan setiap orang, baik dari kalangan khusus ataupun dari kalangan awam melalui firman-Nya:
قُلْ أَطِيعُوا اللّٰهَ وَالرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا
( Katakanlah, "Taatilah Allah dan Rasul-Nya, jika kalian berpaling ) (Ali Imran, 3:32) yaitu menentang perintah-Nya.
فَاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْكٰفِرِيْنَ
( maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir? ) (Ali Imran, 3:32)
*Ayat ini memberikan pengertian bahwa menyimpang dari jalan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya merupakan perbuatan yang kufur; dan Allah tidak menyukai orang yang mempunyai sifat demikian, sekalipun ia mengakui bahwa dirinya cinta kepada Allah dan selalu mendekatkan diri kepada-Nya, sebelum ia mengikuti Rasul yang ummi penutup para rasul yang diutus untuk seluruh makhluk jin dan manusia. Karena seandainya para nabi -dan bahkan para rasul atau mereka yang dari kalangan ulul azmi- berada di zaman Nabi Muhammadﷺ, maka tiada jalan lain bagi mereka kecuali mengikuti Nabi Muhammadﷺ, taat kepadanya, serta mengikuti syariatnya. Seperti yang akan diterangkan nanti dalam tafsir firman-Nya:
وَاِذْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ النَّبِيّٖنَ
( Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi. ) (Ali Imran, 3:81), hingga akhir ayat.