بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
وَاٰتٰىكُمْ مِّنْ كُلِّ مَا سَاَلْتُمُوْهُۗ وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَاۗ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَظَلُوْمٌ كَفَّارٌ ﴿٣٤﴾
wa ātākum ming kulli mā sa`altumụh, wa in ta'uddụ ni'matallāhi lā tuḥṣụhā, innal-insāna laẓalụmung kaffār
Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).
Tafsir Surah Ibrahim Ayat: 34
Firman Allahﷻ:
وَاٰتٰىكُمْ مِّنْ كُلِّ مَا سَاَلْتُمُوْهُ
( Dan Dia telah memberikan kepada kalian (keperluan kalian) dari segala apa yang kalian mohonkan kepada-Nya. ) (Ibrahim, 14:34)
*Dengan kata lain, Allah menyediakan bagi kalian segala sesuatu yang kalian perlukan dalam semua keadaan sesuai dengan apa yang kalian mohonkan kepada-Nya.
*Sebagian ulama salaf mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah dari semua yang kalian mohonkan kepada-Nya dan yang tidak kalian mohonkan kepada-Nya. Sebagian ulama membacanya dengan bacaan yang artinya "Dan Dia telah memberikan kepada kalian keperluan kalian dari segala apa yang kalian mohonkan kepada-Nya dan yang tidak kalian mohonkan kepada-Nya.
*******
Firman Allahﷻ:
وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَا
( Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kalian menghinggakannya. ) (Ibrahim, 14:34)
*Allahﷻ menceritakan sisi ketidakmampuan hamba-hamba-Nya untuk menghitung nikmat-nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada mereka, terlebih lagi untuk menunaikan syukurnya. Talq ibnu Habib telah mengatakan bahwa sesungguhnya hak Allah itu jauh lebih berat daripada apa yang dikerjakan oleh hamba-hamba-Nya sebagai rasa syukurnya. Dan sesungguhnya nikmat-nikmat Allah itu jauh lebih banyak daripada apa yang dihitung-hitung oleh hamba-hamba-Nya, tetapi mereka melakukan tobatnya di pagi hari, dan di sore hari mereka bertobat pula.
*Di dalam kitab Shahih Bukhari disebutkan bahwa Rasulullahﷺ pernah mengucapkan doa berikut:
اللهم لَكَ الْحَمْدُ غَيْرَ مَكْفِيٍّ وَلَا مُوَدَّعٍ وَلَا مُسْتَغْنًى عَنْهُ ربَّنَا
( Ya Allah, bagi Engkaulah segala puji yang tidak pernah tercukupkan, tidak pernah terpisahkan, dan tidak pernah tertinggalkan, wahai Tuhan kami. )
*Al-Hafiz Abu Bakar Al-Bazzar mengatakan di dalam kitab Musnad-nya bahwa telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Abu Haris, telah menceritakan kepada kami Daud ibnul Muhabbar, telah menceritakan kepada kami Saleh Al-Murri, dari Ja'far ibnu Zaid Al-Abdi, dari Anas, dari Nabiﷺ yang telah bersabda "Kelak dikeluarkan tiga diwan (catatan) bagi anak Adam pada hari kiamat, yaitu diwan yang di dalamnya tercatatkan amal salehnya, diwan yang didalamnya tercatatkan dosa-dosanya, dan diwan yang di dalamnya tercatatkan nikmat-nikmat Allahﷻ yang telah diberikan kepadanya. Lalu Allah berfirman kepada nikmat-Nya yang paling kecil, - yang menurut Al-Bazzar Ismail Ibnu Haris adalah diwan yang di dalamnya tercatatkan nikmat-nikmat-Nya,- "Ambillah upahmu dari amal salehnya. Maka ia mengambil semua amal salehnya, lalu menjauh dan berkata, "Demi Keagungan-Mu, aku masih belum cukup, tetapi yang tertinggal hanyalah dosa-dosanya dan catatan nikmat-nikmat-Mu. Apabila Allah menghendaki merahmatinya, maka Dia berfirman, "Hai hamba-Ku, sekarang Aku lipat gandakan kebaikan-kebaikanmu dan Aku maafkan keburukan-keburukanmu. Menurut Al-Bazzar Ismail ibnul Haris, Allah mengatakan, "Aku anugerahkan nikmat-nikmat-Ku kepadamu (tanpa balasan).
Predikat hadis ini garib, dan sanadnya daif.
*Di dalam kitab asar disebutkan bahwa Daud pernah berkata, "Wahai Tuhanku, bagaimana aku dapat bersyukur kepada Engkau, sedangkan syukurku kepada-Mu termasuk nikmat dari-Mu pula yang Engkau berikan kepadaku? Maka Allah menjawab melalui firman-Nya, "Sekarang engkau, hai Daud, telah bersyukur kepada-Ku; karena kamu telah mengakui akan kelalaianmu dalam menunaikan rasa syukurmu kepada-Ku atas nikmat-nikmat-Ku yang Kuberikan kepadamu.
*Imam Syafi'i rahimahullah mengatakan, "Segalapuji bagi Allah, yang salah satu dari nikmat-Nya tidak dapat disyukuri kecuali berkat adanya nikmat baru yang mendorong seseorang untuk bersyukur kepada-Nya.