Tafsir Al-Qur'an Surah An-Nas Ayat 4

Tafsir Al-Qur'an Surah An-Nas Ayat 4

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ


مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ ﴿٤

min syarril-waswāsil-khannās

dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi,


Tafsir Ibnu Katsir

Tafsir Surah An-Nas Ayat: 4
*Orang yang memohon perlindungan diperintahkan agar dalam permohonannya itu menyebutkan sifat-sifat tersebut agar dihindarkan dari kejahatan godaan yang bersembunyi, yaitu setan yang selalu mendampingi manusia. Karena sesungguhnya tiada seorang manusia pun melainkan mempunyai qarin (pendamping)nya dari kalangan setan yang menghiasi perbuatan-perbuatan fahisyah hingga kelihatan bagus olehnya. Setan itu juga tidak segan-segan mencurahkan segala kemampuannya untuk menyesatkannya melalui bisikan dan godaannya, dan orang yang terhindar dari bisikannya hanyalah orang yang dipelihara oleh Allahﷻ

*Di dalam kitab sahih disebutkan bahwa Rasulullahﷺ telah bersabda:

مَا مِنْكُمْ مِنْ اَحَدٍ اِلَّا قَدْ وُكِلَ بِهٖ قَرِيْنَةٌ. قَالُوْا وَاِيَّاكَ يَا رَسُوْلَ اللّٰهِ قَالَ نَعَمْ اِلَّا اَنَّ اللّٰهَ اَعَانَنِيْ عَلَيْهِ فَاَسْلَمَ فَلَا يَأْمُرُنِيْ اِلَّا بِخَيْرٍ
( "Tiada seorang pun dari kamu melainkan telah ditugaskan terhadapnya qarin (teman setan) yang mendampinginya. ) Mereka bertanya, "Juga termasuk engkau, ya Rasulullah? Beliauﷺ menjawab: ( "Ya, hanya saja Allah membantuku dalam menghadapinya; akhirnya ia masuk Islam, maka ia tidak memerintahkan kepadaku kecuali hanya kebaikan. )

*Dan di dalam kitab Sahihain disebutkan dari Anas tentang kisah kunjungan Safiyyah kepada Nabiﷺ yang saat itu sedang i'tikaf, lalu beliau keluar bersamanya di malam hari untuk menghantarkannya pulang ke rumahnya. Kemudian Nabiﷺ bersua dengan dua orang laki-laki dari kalangan Ansar. Di saat melihat Nabiﷺ, bergegaslah keduanya pergi dengan cepat. Maka Rasulullahﷺ berkata: "Perlahan-lahanlah kamu berdua, sesungguhnya ia adalah Safiyyah binti Huyayyin. Maka keduanya berkata. "Subhanallah, ya Rasulullah. Rasulullahﷺ bersabda:

اِنَّ الشَّيْطٰنَ يَجْرِيْ مِنَ ابْنِ اٰدَمَ مَجْرَى الدَّمِ وَاِنِّيْ خَشِيْتُ اَنْ يَقْذِفَ فِيْ قُلُوْبِكُمَا شَيْئًا. اَوْ قَالَ شَرًّا
( "Sesungguhnya setan itu mengalir ke dalam tubuh anak Adam melalui aliran darahnya. Dan sesungguhnya aku merasa khawatir bila dilemparkan sesuatu (prasangka buruk) ke dalam hati kamu berdua. )

*Al-Hafiz Abu Ya'la Al-Mausuli mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Bahr, telah menceritakan kepada kami Addiy ibnu Abu Imarah, telah menceritakan kepada kami Ziyad An-Numairi, dari Anas ibnu Malik yang mengatakan bahwa Rasulullahﷺ telah bersabda:

اِنَّ الشَّيْطٰنَ وَاضِعٌ خَطْمَهٗ عَلٰى قَلْبِ ابْنِ اٰدَمَ فَاِنْ ذَكَرَ اللّٰهَ خَنَسَ وَاِنْ نَسِيَ الْتَقَمَ قَلْبَهٗ فَذٰلِكَ الْوَسْوَاسُ الْخَنَّاسُ
( "Sesungguhnya setan itu meletakkan belalainya di hati anak Adam. Jika anak Adam mengingat Allah, maka bersembunyi; dan jika ia lupa kepada Allah, maka setan menelan hatinya; maka itulah yang dimaksud dengan bisikan setan yang tersembunyi. )

Hadis ini berpredikat garib.

*Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja'far, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Asim, bahwa ia pernah mendengar Abu Tamimah yang menceritakan hadis berikut dari orang yang pernah dibonceng oleh Nabiﷺ Ia mengatakan bahwa di suatu ketika keledai yang dikendarai oleh Nabiﷺ tersandung, maka aku berkata, "Celakalah setan itu. Maka Nabiﷺ bersabda:

لَا تَقُلْ تَعِسَ الشَّيْطٰنُ فَاِنَّكَ اِذَا قُلْتَ تَعِسَ الشَّيْطٰنُ تَعَاظَمَ وَقَالَ بِقُوَّتِيْ صَرَعْتُهٗ وَاِذَا قُلْتَ بِاسْمِ اللّٰهِ تَصَاغَرَ حَتّٰى يَصِيْرَ مِثْلَ الذُّبَابِ
( "Janganlah engkau katakan, "Celakalah setan. Karena sesungguhnya jika engkau katakan, "Celakalah setan, maka ia menjadi bertambah besar, lalu mengatakan, "Dengan kekuatanku, aku kalahkan dia. Tetapi jika engkau katakan, "Bismillah, maka mengecillah ia hingga menjadi sekecil lalat. )

*Hadis diriwayatkan oleh Imam Ahmad, sanadnya jayyid lagi kuat. Dan di dalam hadis ini terkandung makna yang menunjukkan bahwa hati itu manakala ingat kepada Allah, setan menjadi mengecil dan terkalahkan. Tetapi jika ia tidak ingat kepada Allah, maka setan membesar dan dapat mengalahkannya.

*Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar Al-Hanafi, telah menceritakan kepada kami Ad-Dahhak ibnu Usman, dari Sa'id Al-Maqbari, dari Abu Hurairah£ yang mengatakan bahwa Rasulullahﷺ telah bersabda:

اِنَّ اَحَدَكُمْ اِذَا كَانَ فِى الْمَسْجِدِ جَاءَهُ الشَّيْطٰنُ فَاَبَسَ بِهٖ كَمَا يَأْبِسُ الرَّجُلُ بِدَابَّتِهٖ فَاِذَا سَكَنَ لَهٗ زَنَقَهٗ اَوْ اَلْجَمَهٗ
( "Sesungguhnya seseorang di antara kamu apabila berada di dalam masjid, lalu setan datang, lalu setan diikat olehnya sebagaimana seseorang mengikat hewan kendaraannya. Dan jika ia diam (tidak berzikir kepada Allah), maka setan berbalik mengikat dan mengekangnya. )

*Abu Hurairah£ mengatakan bahwa kalian dapat menyaksikan hal tersebut. Adapun yang dimaksud dengan maznuq yakni orang yang diikat pada lehernya, maka engkau lihat dia condong seperti ini tidak berzikir kepada Allah. Adapun orang yang dikekang, maka ia kelihatan membuka mulutnya dan tidak mengingat Allah. (Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad secara munfarid).

*Sa'id ibnu Jubair telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: ( setan yang biasa bersembunyi. ) (An-Nas, 114:4) Bahwa setan bercokol di atas hati anak Adam. Maka apabila ia lupa dan lalai kepada Allah setan menggodanya; dan apabila ia ingat kepada Allah maka setan itu bersembunyi. Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid dan Qatadah.

*Al-Mu'tamir ibnu Sulaiman telah meriwayatkan dari ayahnya, bahwa pernah diceritakan kepadanya, sesungguhnya setan yang banyak menggoda itu selalu meniup hati anak Adam manakala ia sedang bersedih hati dan juga manakala sedang senang hati. Tetapi apabila ia sedang ingat kepada Allah, maka setan bersembunyi ketakutan.

*Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya, AL-WASWAS bahwa makna yang dimaksud ialah setan yang membisikkan godaannya; apabila yang digodanya taat kepada Allah, maka setan bersembunyi.


Tafsir Jalalain  Tafsir Muyassar