بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
وَاِذَا الْعِشَارُ عُطِّلَتْۖ ﴿٤﴾
wa iżal-'isyāru 'uṭṭilat
dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak terurus),
Tafsir Surah At-Takwir Ayat: 4
*Ikrimah dan Mujahid mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah unta-unta yang sedang bunting, Mujahid mengatakan, unta-unta yang sangat berharga bagi pemiliknya itu diabaikan dan tidak dipedulikan lagi.
*Ubay ibnu Ka'b dan Ad-Dahhak mengatakan bahwa para pemiliknya mengabaikannya.
*Ar-Rabi' ibnu Khaisam mengatakan bahwa unta-unta itu tidak diperah air susunya, melainkan dibiarkan dan diacuhkan oleh para pemiliknya.
*Ad-Dahhak mengatakan, unta-unta itu dibiarkan tanpa ada yang menggembala. Makna yang dimaksud dari semua pendapat di atas berdekatan.
*Kesimpulannya ialah bahwa AL-'ISYĀR ialah unta-unta betina pilihan yang sedang hamil dalam masa sepuluh bulan; bentuk tunggalnya disebut ( 'usyara ). Dan unta ini masih tetap disebut demikian sampai melahirkan anaknya.
*Demikian itu karena manusia cukup disibukkan oleh urusannya sendiri hingga melupakannya dan tidak lagi memelihara dan memanfaatkannya lagi, padahal sebelumnya unta-unta tersebut merupakan harta mereka yang paling berharga. Hal ini tiada lain karena mereka sedang mengalami peristiwa yang dahsyat lagi sangat menakutkan, yaitu menghadapi kejadian-kejadian yang mengawali hari kiamat. Menurut pendapat lain, hal itu terjadi di hari kiamat sendiri; para pemilik unta-unta itu melihatnya, tetapi tiada jalan bagi mereka kepadanya.
*Menurut pendapat yang lainnya, AL-'ISYĀR artinya awan yang terhenti di antara langit dan bumi tidak dapat bergerak karena dunia sudah rusak. Dan menurut pendapat yang lainnya lagi, makna yang dimaksud adalah tanah yang diukur dengan puluhan hasta, yakni tanah yang mahal harganya. Dan menurut pendapat yang lain, yang dimaksud ialah rumah-rumah yang dahulunya ramai dengan para penghuninya, kemudian hari itu menjadi kosong semuanya karena semua penghuninya telah pergi (mati).
*Semua pendapat ini dikemukakan oleh Imam Abu Abdullah Al-Qurtubi di dalam kitabnya yang berjudul Al-Tazkirah. Kemudian dia menguatkan pendapat yang mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah unta-unta yang sedang bunting, dan ia menisbatkannya kepada kebanyakan ulama.
*Menurut hemat penulis, memang tidak dikenal ada pendapat lain yang bersumber dari ulama salaf dan para imam selain dari pendapat ini.