بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
اَجَعَلَ الْاٰلِهَةَ اِلٰهًا وَّاحِدًا ۖاِنَّ هٰذَا لَشَيْءٌ عُجَابٌ ﴿٥﴾
a ja'alal-ālihata ilāhaw wāḥidan inna hāżā lasyai`un 'ujāb
Apakah dia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan yang satu saja? Sungguh, ini benar-benar sesuatu yang sangat mengherankan.
Tafsir Surah Sad Ayat: 5
( 5-7. ) Dan orang-orang kafir berkata:
وَقَالَ الْكٰفِرُوْنَ هٰذَا سٰحِرٌ كَذَّابٌ اَجَعَلَ الْاٰلِهَةَ اِلٰهًا وَّاحِدًا
( Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta. Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu suja? ) (Shad, 38:4-38:5)
Maksudnya, apakah dia mengira bahwa Tuhan yang wajib disembah itu hanya satu saja, yang tidak ada Tuhan selain Dia? Hal ini diungkapkan oleh orang-orang musyrik sebagai ungkapan rasa ingkar mereka terhadap keesaan Tuhan, semoga Allah melaknat mereka. Mereka merasa heran bila kemusyrikan yang selama ini harus mereka tinggalkan karenanya, padahal mereka telah menerimanya dari nenek moyang mereka -yaitu menyembah berhala-berhala-yang telah menjadi kecintaan mereka.
*Ketika Rasulullahﷺ menyeru mereka untuk melenyapkan kecintaan menyembah berhala dari hati mereka, lalu menggantinya dengan mengesakan Allahﷻ, maka mereka merasa heran dan merasa berdosa besar dengan hal tersebut. Karenanya mereka mengatakan:
اَجَعَلَ الْاٰلِهَةَ اِلٰهًا وَّاحِدًا اِنَّ هٰذَا لَشَيْءٌ عُجَابٌ وَانْطَلَقَ الْمَلَاُ مِنْهُمْ
( Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan. Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka. ) (Shad, 38:5-38:6)
*Yang dimaksud dengan AL MALA` ialah pemuka, pemimpin, dan pembesar mereka. Mereka pergi seraya mengatakan:
اَنِ امْشُوْا
( Pergilah kamu ) (Shad, 38:6)
Yakni tetaplah pada agama kalian
وَاصْبِرُوْا عَلٰٓى اٰلِهَتِكُمْ
( dan bertahanlah (menyembah) tuhan-tuhanmu ) (Shad, 38:6)
Artinya, janganlah kamu menuruti ajaran tauhid yang diserukan oleh Muhammad kepada kamu.
*******
Firman Allahﷻ:
اِنَّ هٰذَا لَشَيْءٌ يُّرَادُ
( sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang dikehendaki ) (Shad, 38:6)
*Ibnu Jarir mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah sesungguhnya ajaran tauhid yang diserukan oleh Muhammad kepada kita benar-benar dijadikannya sebagai sarana untuk meraih kedudukan yang tinggi di atas kalian, juga agar kalian semua menjadi pengikutnya, dan kita tidak akan mau menerima seruannya itu.
(|Latar belakang turunnya ayat yang mulia ini.|)
*As-Saddi menceritakan bahwa sesungguhnya sejumlah orang Quraisy mengadakan suatu pertemuan, yang antara lain dihadiri oleh Abu Jahal ibnu Hisyam, Al-As ibnu Wa'il, Al-Aswad ibnu Muttalib, dan Al-Aswad ibnu Abdu Yagus bersama sejumlah pemuka kabilah Quraisy.
*Sebagian dari mereka berkata kepada sebagian yang lain. "Marilah kita berangkat menuju tempat Abu Talib, kita harus berbicara kepadanya tentang keponakannya itu, mudah-mudahan kita terbebas dari gangguannya dan dia tidak lagi mencaci maki sembahan-sembahan kita, maka kita akan membiarkan dia dan Tuhan yang disembahnya. Karena sesungguhnya kita khawatir bila syekh (Abu Talib) ini mati, lalu dia (Nabiﷺ) harus kita tangkap, maka orang-orang Arab akan mencela kita semua. Mereka akan mengatakan bahwa kita membiarkannya. Dan manakala Abu Talib mati meninggalkannya, baru kita berani menangkapnya.
*Maka mereka mengutus seorang lelaki dari kalangan mereka yang dikenal dengan nama Al-Muttalib, lalu Al-Muttalib meminta izin masuk kepada Abu Talib untuk mereka, seraya mengatakan, "Mereka adalah para tetua kaummu dan para hartawannya ingin bertemu denganmu. Abu Talib menjawab, "Persilakanlah mereka masuk.
*Setelah menemui Abu Talib, mereka berkata, "Hai Abu Talib, engkau adalah pemimpin dan penghulu kami, bebaskanlah kami dari ulah keponakanmu itu, perintahkanlah kepadanya agar dia menahan diri dan tidak lagi mencaci maki sembahan-sembahan kami, maka kami akan membiarkan dia bebas bersama Tuhan yang disembahnya.
*Abu Talib memanggil Nabiﷺ Ketika Rasulullahﷺ telah masuk menemuinya, maka Abu Talib berkata, "Hai Keponakanku, mereka adalah tetua kaummu dan orang-orang terhormatnya, mereka telah meminta agar kamu menahan diri dan menghentikan caci makimu terhadap sembahan-sembahan mereka, maka mereka akan membiarkanmu dan sembahanmu. Rasulullah Saw menjawab, "Hai Paman, apakah tidak boleh aku menyeru mereka kepada sesuatu yang lebih baik bagi mereka? Abu Talib bertanya, "Apakah yang engkau serukan kepada mereka (untuk mengikutinya)? Rasulullahﷺ menjawab, "Aku ajak mereka untuk mengucapkan suatu kalimah, yang dengan kalimah itu semua orang Arab akan tunduk kepada mereka dan mereka dapat menguasai orang-orang Ajam (non-Arab).
*Abu Jahal laknatullah yang ada di antara kaum berkata, Demi ayahmu, katakanlah apakah kalimah itu, sungguh kami akan memberikannya kepadamu dan sepuluh kali lipatnya. Rasulullahﷺ bersabda: Kalian ucapkan, "Tidak ada Tuhan melainkan Allah.
*Mereka menolak dan mereka berkata, "Mintalah kepada kami selainnya! Rasulullahﷺ bersabda: "Sekiranya kalian dapat mendatangkan matahari kepadaku, lalu kalian letakkan di tanganku, aku tidak akan meminta kepada kalian selain darinya (kalimah tauhid itu)
*Maka mereka pergi darinya dalam keadaan marah seraya berkata, "Demi Tuhan, kami benar-benar akan mencaci maki kamu dan Tuhanmu yang telah memerintahkanmu menyampaikan hal ini.
وَانْطَلَقَ الْمَلَاُ مِنْهُمْ اَنِ امْشُوْا وَاصْبِرُوْا عَلٰٓى اٰلِهَتِكُمْ اِنَّ هٰذَا لَشَيْءٌ يُّرَادُ
( Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka (seraya berkata), "Pergilah kamu dan tetaplah (menyembah) tuhan-tuhanmu, sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang dikehendaki ) (Shad, 38:6)
*Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Jarir telah meriwayatkan hadis ini, dan Ibnu Jarir dalam riwayatnya menambahkan, bahwa setelah para pemimpin Quraisy keluar, Rasulullahﷺ menyeru pamannya untuk mengucapkan kalimat Lā ilāha illallāh. Tetapi Abu Talib menolak, bahkan berkata, "Tidak, bahkan tetap pada agama para tetua. Lalu turunlah firman-Nya: ( Sesungguhnya kamu tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau sukai. ) (Al-Qashash, 28:56)
*Abu Ja'far ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib dan Ibnu Waki'. Keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Usamah, telah menceritakan kepada kami Al-A'masy, telah menceritakan kepada kami Abbad, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas£ yang mengatakan bahwa ketika Abu Talib sakit keras, serombongan orang-orang Quraisy datang menjenguknya, di antaranya terdapat Abu Jahal. Mereka berkata, "Sesungguhnya keponakanmu telah mencaci maki sembahan-sembahan kami dan melakukan serta mengatakan anu dan anu. Maka sebaiknya engkau panggil dia, lalu kita suruh dia agar menghentikan perbuatannya itu.
*Abu Talib menyuruh seseorang untuk memanggilnya, dan ia (Nabiﷺ) datang dan masuk ke dalam rumah. Saat itu terdapat jarak yang cukup untuk duduk seseorang antara mereka dan Abu Talib. Melihat kedatangan Nabiﷺ, Abu Jahal merasa khawatir jika Nabiﷺ duduk di dekat Abu Talib. Maka Abu Talib akan lebih kasihan kepada keponakannya dan akan memihaknya. Abu Jahal cepat-cepat melompat dan menempati tempat itu, sehingga Rasulullahﷺ tidak menemukan tempat duduk yang terdekat dengan pamannya. Maka beliau terpaksa duduk di dekat pintu.
*Abu Talib berkata kepadanya, "Hai Anak Saudaraku, mengapa kaummu ini mengadukan perihalmu, dan mereka menuduh bahwa kamu telah mencaci maki sembahan-sembahan mereka dan kamu katakan anu dan anu? Maka berhamburanlah dari mereka kata-kata yapg menyudutkan Rasulullahﷺ Akhirnya Rasulullahﷺ angkat bicara dan berkata, "Hai paman, sesungguhnya aku menginginkan mereka kepada suatu kalimah yang harus mereka katakan, maka semua orang Arab akan tunduk patuh kepadanya dan orang-orang Ajam akan membayar Jizyah (upeti) kepada mereka berkat kalimah itu.
*Mereka terkejut dengan jawaban yang dikemukakan oleh Rasulullahﷺ dan suatu kalimah yapg dikehendakinya itu. Maka mereka mengatakan, "Hanya satu kalimah saja, baiklah. Demi ayahmu, sepuluh pun kami sanggup. Mereka berkata, "Kalimah apakah itu? Dan Abu Talib pun bertanya, "Benar, hai keponakanku, kalimah apakah itu? Rasulullahﷺ menjawab: Tidak ada Tuhan melainkan Allah. Maka mereka berdiri dengan terkejut seraya menepiskan baju mereka, lalu berkata, sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya: ( Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan. ) (Shad, 38:8)
*Ibnu Jarir mengatakan bahwa demikianlah kisah turunnya ayat ini sampai dengan firman-Nya: ( dan sebenarnya mereka belum merasakan azab-Ku. ) (Shad, 38:8)
*Menurut lafaz yang dikemukakan oleh Abu Kuraib. Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Nasa'i melalui hadis Muhammad ibnu Abdullah ibnu Namir; keduanya dari Abu Usamah, dari Al-A'masy, dari Abbad tanpa dinisbatkan kepadanya dengan lafaz yang semisal.
*Imam Turmuzi, Imam Nasa'i, Ibnu Abu Hatim, dan Ibnu Jarir telah meriwayatkan pula hadis ini, semuanya mengetengahkannya di dalam kitab tafsir masing-masing melalui Sufyan As-Sauri, dari Al-A'masy, dari Yahya ibnu Imarah Al-Kufi, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas£, lalu disebutkan hal yang semisal. Imam Turmuzi mengatakan hadis ini hasan.
*Firman Allahﷻ yang menyitir ucapan mereka, yaitu:
مَا سَمِعْنَا بِهٰذَا فِى الْمِلَّةِ الْاٰخِرَةِ
( Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir. ) (Shad, 38:7)
Yakni kami belum pernah mendengar ajaran tauhid yang diserukan oleh Muhammad ini dalam agama yang terakhir.
*Menurut Mujahid, Qatadah, dan Abu Zaid, yang mereka maksudkan adalah agama orang-orang Quraisy.
*Selain mereka (Mujahid, Qatadah, dan Abu Zaid) mengatakan bahwa agama yang dimaksud adalah agama Nasrani, menurut Muhammad ibnu Ka'b dan As-Saddi. Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas£, bahwa makna yang dimaksud ialah, "Kami belum pernah mendengar ini dalam agama yang terakhir, yakni agama Nasrani. Dan mereka mengatakan bahwa sekiranya Al-Qur'an ini benar, tentulah orang-orang Nasrani menceritakannya kepada kami.
اِنْ هٰذَآ اِلَّا اخْتِلَاقٌ
( Ini tidak lain hanyalah (dusta) yang diada-adakan. ) (Shad, 38:7)
*Mujahid dan Qatadah mengatakan bahwa ikhtilaq ialah dusta. Ibnu Abbas mengatakan bahwa ikhtilaq ialah dugaan.