بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
بَلْ يُرِيْدُ الْاِنْسَانُ لِيَفْجُرَ اَمَامَهٗۚ ﴿٥﴾
bal yurīdul-insānu liyafjura amāmah
Tetapi manusia hendak membuat maksiat terus-menerus.
Tafsir Surah Al-Qiyamah Ayat: 5
*Sa'id ibnu Jubair telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, yakni terus-menerus dalam kedurhakaannya. Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: ( hendak membuat maksiat terus-menerus. ) (Al-Qiyamah, 75:5) Yakni berangan-angan, seorang manusia berkata pada dirinya, "Aku akan berbuat maksiat, kemudian bertobat sebelum kiamat terjadi. Menurut pendapat yang lain, makna yang dimaksud ialah ingkar kepada perkara hak sebelum hari kiamat.
*Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: ( hendak membuat maksiat terus-menerus. ) (Al-Qiyamah, 75:5) Maksudnya, berjalan terus ke depan mengikuti hawa nafsunya.
*Al-Hasan mengatakan bahwa anak Adam tidak akan pernah merasa puas dalam memperturutkan hawa nafsunya kepada perbuatan durhaka terhadap Allah terus-menerus kecuali orang yang dipelihara oleh Allah dari perbuatan maksiat.
*Telah diriwayatkan dari Ikrimah, Sa'id ibnu Jubair, Ad-Dahhak, dan As-Saddi serta selain mereka yang bukan hanya seorang dari kalangan ulama salaf, bahwa makna yang dimaksud menyangkut orang yang menyegerakan perbuatan-perbuatan dosa dan menangguh-nangguhkan tobatnya.
*Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud ialah orang kafir yang mendustakan hari hisab.
*Hal yang sama telah dikatakan oleh Ibnu Zaid, dan inilah yang lebih kuat dan lebih sesuai dengan makna yang dimaksud. Oleh karena itu, maka disebutkan dalam firman berikutnya:
يَسْـَٔلُ اَيَّانَ يَوْمُ الْقِيٰمَةِ
( Ia bertanya, "Bilakah hari kiamat itu? ) (Al-Qiyamah, 75:6)