Tafsir Al-Qur'an Surah Al-Kafirun Ayat 6

Tafsir Al-Qur'an Surah Al-Kafirun Ayat 6

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ


لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ ﴿٦

lakum dīnukum wa liya dīn

Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”


Tafsir Ibnu Katsir

Tafsir Surah Al-Kafirun Ayat: 6
*Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

وَاِنْ كَذَّبُوْكَ فَقُلْ لِّيْ عَمَلِيْ وَلَكُمْ عَمَلُكُمْ اَنْتُمْ بَرِيْۤـُٔوْنَ مِمَّآ اَعْمَلُ وَاَنَا۠ بَرِيْۤءٌ مِّمَّا تَعْمَلُوْنَ
( Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah, "Bagiku pekerjaanku dan bagi kalian pekerjaan kalian. Kalian berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kalian kerjakan. ) (Yunus, 10:41)

Dan firman Allahﷻ:

وَلَنَآ اَعْمَالُنَا وَلَكُمْ اَعْمَالُكُمْ
( bagi kami amalan kami dan bagi kalian amalan kalian. ) (Al-Baqarah: 2:139)

*Imam Bukhari mengatakan bahwa dikatakan: "Untukmulah agamamu yakni kekafiran, "dan untukkulah agamaku yaitu agama Islam, dan tidak disebutkan dini, karena akhir semua ayat memakai huruf NUN, maka huruf YA-nya dibuang. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain:

فَهُوَ يَهْدِيْنِ
( maka Dialah yang menunjuki aku. ) (Asy-Syu'ara, 26:78)

Dan firman Allahﷻ:

فَهُوَ يَشْفِيْنِ
( Dialah Yang menyembuhkan aku. ) (Asy-Syu'ara, 26:80)

*Selain Imam Bukhari mengatakan bahwa sekarang aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah, dan aku tidak akan pula memenuhi ajakan kalian.dalam sisa usiaku, dan kalian tidak akan menyembah Tuhan yang aku sembah. Mereka adalah orang-orang yang disebutkan di dalam firman-Nya:

وَلَيَزِيْدَنَّ كَثِيْرًا مِّنْهُمْ مَّآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَ طُغْيَانًا وَّكُفْرًا
( Dan Al-Qur'an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. ) (Al-Maidah, 5:64)

*Ibnu Jarir telah menukil dari sebagian ahli bahasa Arab bahwa ungkapan seperti ini termasuk ke dalam Bab Taukid sebagaimana yang terdapat di dalam firman-Nya:

فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
( Karena sesungguhnya sesudah kesulitan ilu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. ) (Asy Syarh, 94:5-94:6)

Dan firman Allahﷻ:

لَتَرَوُنَّ الْجَحِيْمَ ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِيْنِ
( niscaya kalian benar-benar akan melihat neraka Jahim, dan sesungguhnya kalian benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin. ) (At-Takatsur, 102:6-102:7)

*Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh sebagian dari mereka -seperti Ibnul Juzi dan lain-lainnya- dari Ibnu Qutaibah; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.

*Kesimpulan dari pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa ada tiga pendapat sehubungan dengan makna ayat-ayat surat ini. Pendapat yang pertama adalah sebagaimana yang telah kami kemukakan di atas. Pendapat yang kedua adalah apa yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan lain-lainnya dari ulama tafsir, bahwa makna yang dimaksud dari firman-Nya: ( aku tidak pernah menyembah apa yang kalian sembah. Dan kalian bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. ) (Al-Kafirun, 109:2-109:3) Ini berkaitan dengan masa lalu, sedangkan firman-Nya: ( Dan aku bukan penyembah apa yang kalian sembah, dan kalian bukanpulapenyembah Tuhan yang aku sembah. ) (Al-Kafirun, 109:4-109:5) Ini berkaitan dengan masa mendatang.

*Dan pendapat yang ketiga mengatakan bahwa hal tersebut merupakan taukid (pengukuhan kata) semata.

*Masih ada pendapat lainnya, yaitu pendapat keempat; pendapat ini didukung oleh Abu Abbas ibnu Taimiyah dalam salah satu karya tulisnya. Disebutkan bahwa yang dimaksud dengan firman-Nya: ( aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah. ) (Al-Kafirun, 109:2) menafikan perbuatan karena kalimatnya adalah jumlah fi'liyyah, sedangkan firman-Nya: ( Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kalian sembah. ) (Al-Kafirun, 109:4) menafikan penerimaan tawaran tersebut secara keseluruhan, karena makna jumlah ismiyah yang dinafikan pengertiannya lebih kuat daripada jumlah fi 'liyah yang dinafikan. Jadi, seakan-akan yang dinafikan bukannya hanya perbuatannya saja, tetapi juga kejadiannya dan pembolehan dari hukurn syara'. Pendapat ini dinilai cukup baik pula; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.

*Imam Abu Abdullah Asy-Syafii dan lain-lainnya telah menyimpulkan dari ayat ini, yaitu firman-Nya: ( Untuk kalianlah agama kalian, dan untukkulah agamaku. ) (Al-Kafirun, 109:6) sebagai suatu dalil yang menunjukkan bahwa kufur itu semuanya sama saja, oleh karenanya orang Yahudi dapat mewaris dari orang Nasrani; begitu pula sebaliknya, jika di antara keduanya terdapat hubungan nasab atau penyebab yang menjadikan keduanya bisa saling mewaris. Karena sesungguhnya semua agama selain Islam bagaikan sesuatu yang tunggal dalam hal kebatilannya.

*Imam Ahmad ibnu Hambal dan ulama lainnya yang sependapat dengannya mengatakan bahwa orang Nasrani tidak dapat mewaris dari orang Yahudi, demikian pula sebaliknya. Karena ada hadis yang diriwayatkan dari Amr ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya yang mengatakan bahwa Rasulullahﷺ telah bersabda: "Dua orang pemeluk agama yang berbeda tidak dapat saling mewaris di antara keduanya.


Tafsir Jalalain  Tafsir Muyassar