بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
سَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ اَسْتَغْفَرْتَ لَهُمْ اَمْ لَمْ تَسْتَغْفِرْ لَهُمْۗ لَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَهُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ ﴿٦﴾
sawā`un 'alaihim astagfarta lahum am lam tastagfir lahum, lay yagfirallāhu lahum, innallāha lā yahdil-qaumal-fāsiqīn
Sama saja bagi mereka, engkau (Muhammad) mohonkan ampunan untuk mereka atau tidak engkau mohonkan ampunan bagi mereka, Allah tidak akan mengampuni mereka; sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
Tafsir Surah Al-Munafiqun Ayat: 6
*( 6-8. ) Sama halnya dengan apa yang disebutkan di dalam surat At-Taubah yang telah diterangkan jauh sebelum ini dan juga telah disebutkan pula padanya hadis-hadis yang diriwayatkan mengenainya.
*Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar Al-Adani yang mengatakan bahwa Sufyan telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: ( mereka membuang muka mereka. ) (Al-Munafiqun, 63:5) Ibnu Abu Umar mengatakan bahwa Sufyan memalingkan mukanya ke arah kanan seraya melirikkan pandangan matanya dengan pandangan yang sinis, lalu berkata bahwa seperti inilah sikap mereka.
*Telah disebutkan dari bukan hanya seorang dari kalangan ulama salaf, bahwa konteks semua ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abdullah ibnu Ubay ibnu Salul, seperti yang akan kami terangkan berikut ini.
*Muhammad ibnu Ishaq telah mengatakan di dalam kitab As-Sirah-nya, bahwa ketika Rasulullahﷺ tiba di Madinah sekembalinya dari Perang Uhud. Sedangkan Abdullah ibnu Ubay ibnu Salul, menurut keterangan yang kuperoleh dari Ibnu Syihab Az-Zuhri, merupakan seorang yang mempunyai kedudukan di kalangan kaumnya. Setiap orang mengakui kedudukannya yang terhormat; dia dihormati di kalangan kaumnya. Apabila Nabiﷺ duduk dalam khotbahnya di hari Jumat, maka Abdullah ibnu Ubay ibnu Salul berdiri, lalu mengatakan, "Hai manusia, ini adalah utusan Allah berada di antara kalian, Allah telah memuliakan kalian dengan melaluinya dan menjadikan kalian berjaya karenanya. Untuk itu maka tolonglah dia, dukunglah dia, dan tunduk patuhlah kalian kepadanya. Setelah itu ia duduk kembali.
*Ketika dia melakukan apa yang dilakukannya dalam Perang Uhud, yakni dia kembali ke Madinah dengan sepertiga pasukan, lalu pasukan kaum muslim kembali, maka berdirilah ia dan melakukan kebiasaan yang sebelumnya. Maka kaum muslim memegangi bajunya dari semua sisinya, dan mereka mengatakan, "Duduklah, hai musuh Allah, kamu tidak pantas melakukan hal ini setelah apa yang engkau lakukan dalam Perang Uhud. Lalu ia keluar dengan melangkahi leher banyak orang seraya berkata, "Demi Allah, seakan-akan aku mengatakan ucapan yang tidak pantas, padahal aku berdiri untuk memperkuat urusannya.
*Di dekat pintu masjid ia bersua dengan sejumlah orang Ansar. Mereka mengatakan, "Celakalah kamu, mengapa kamu ini? Abdullah ibnu Ubay ibnu Salul menjawab, "Aku berdiri untuk mendukung urusannya, lalu sejumlah orang dari sahabatnya menarikku dan bersikap kasar terhadapku, seakan-akan aku mengatakan hal yang tidak pantas, padahal sebenarnya aku bermaksud untuk mendukungnya. Mereka berkata, "Celakalah kamu ini, sekarang kembalilah kamu kepada Rasulullahﷺ, beliau akan memohonkan ampunan bagimu. Ibnu Salul menjawab, "Demi Allah, aku tidak ingin dia memohonkan ampunan bagiku.
*Qatadah dan As-Saddi mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abdullah ibnu Ubay ibnu Salul. Demikian itu karena ada seorang pemuda dari kalangan kerabatnya melapor kepada Rasulullahﷺ dan menceritakan kepada beliau tentang kata-kata yang dikeluarkan oleh Ibnu Salul mengenai diri Rasulullahﷺ, yakni mencaci maki beliauﷺ Maka Rasulullahﷺ memanggilnya, tetapi ternyata dia bersumpah dengan menyebut nama Allah bahwa dirinya tidak mengatakannya dan berlepas diri dari hal tersebut. Akhirnya orang-orang Ansar mendatangi pemuda tersebut dan mencacinya serta mengisolirnya. Lalu Allah menurunkan firman-Nya mengenai peristiwa ini, sebagaimana yang kalian dengar. Kemudian dikatakan kepada musuh Allah itu, "Sebaiknya kamu datang menghadap kepada Rasulullahﷺ, tetapi dia memalingkan mukanya, dengan maksud bahwa dia tidak melakukan apa yang dituduhkan kepadanya.
*Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abur Rabi' Az-Zahrani, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Zaid, telah menceritakan kepada kami Ayyub, dari Sa'id ibnu Jubair, bahwa Rasulullahﷺ apabila turun istirahat di suatu tempat tidak pernah meninggalkannya sebelum melakukan salat padanya. Dan ketika Perang Tabuk, ada suatu berita yang sampai kepada beliau, bahwa Abdullah ibnu Ubay ibnu Salul mengatakan, "Benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah daripadanya (Madinah). Maka Rasulullahﷺ langsung kembali ke Madinah sebelum siang hari berakhir (tanpa salat terlebih dahulu). Lalu dikatakan kepada Abdullah ibnu Ubay ibnu Salul, "Datanglah kamu kepada Nabiﷺ agar beliau memohonkan ampunan bagimu, dan Allah menurunkan firman-Nya: ( Apabila orang-orang munafik datang kepadamu. ) (Al-Munafiqun, 63:1) sampai dengan firman-Nya: ( Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Marilah (beriman), agar Rasulullah memintakan ampunan bagimu, mereka membuang muka mereka. ) (Al-Munafiqun, 63:5)
*Sanad hadis ini sahih sampai kepada Sa'id ibnu Jubair. Tetapi perkataannya bahwa sesungguhnya hal tersebut terjadi dalam Perang Tabuk, masih perlu diteliti kembali. Bahkan kalimat tersebut tidaklah tepat, karena sesungguhnya Abdullah ibnu Ubay ibnu Salul bukan termasuk orang yang keluar menuju medan Tabuk, bahkan dia kembali ke Madinah bersama sekelompok pasukan. Dan sesungguhnya menurut pendapat yang terkenal di kalangan para pemilik kitab Magazi dan Sirah, peristiwa ini terjadi dalam Perang Al-Muraisi', yaitu perang melawan Banil Mustaliq.
*Yunus ibnu Bukair telah meriwayatkan dari Ibnu Ishaq, bahwa telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Yahya ibnu Hibban dan Abdullah ibnu Abu Bakar dan Asim ibnu Umar ibnu Qatadah dalam kisah Banil Mustaliq, bahwa ketika Rasulullahﷺ berada di tempat Banil Mustaliq, Jahjah ibnu Sa'id Al-Gifari seorang pekerja Umar ibnul Khattab berkelahi dengan Sinan ibnu Yazid, karena memperebutkan air.
*Ibnu Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Yahya ibnu Hibban, bahwa keduanya berdesakan untuk memperebutkan air dari suatu mata air, lalu keduanya berkelahi. Akhirnya Sinan berkata, "Hai orang-orang Ansar, sedangkan Al-Jahjah berkata, "Hai orang-orang Muhajir. Saat itu Zaid ibnu Arqam dan segolongan kaum Ansar berada bersama Abdullah ibnu Ubay ibnu Salul. Ketika Abdullah ibnu Ubay mendengar hal tersebut, maka ia memberikan komentarnya, "Sesungguhnya mereka telah berani mengadakan pemberontakan di negeri kita. Demi Allah, perumpamaan kita dan sempalan orang-orang Quraisy ini (yakni Muhajirin) sama dengan peribahasa yang mengatakan 'gemukkanlah anjingmu, maka ia akan memakanmu'. Demi Allah, sungguh jika kita kembali ke Madinah, orang-orang yang kuat benar-benar akan mengusir orang-orang yang lemah daripadanya. Kemudian dia menghadap kepada orang-orang yang ada di dekatnya dari kalangan kaumnya, lalu berkata kepada mereka, "Inilah akibat dari perbuatan kalian, kalian telah mengizinkan mereka menempati negeri kalian, dan kalian telah merelakan harta kalian berbagi dengan mereka. Ingatlah, demi Allah, sekiranya kalian menghindari mereka, niscaya mereka akan berpindah dari kalian menuju ke negeri lain.
*Kemudian perkataan Abdullah ibnu Ubay itu terdengar oleh Zaid ibnu Arqam£, maka ia melaporkannya kepada Rasulullahﷺ yang pada saat itu Zaid ibnu Arqam masih berusia remaja. Ketika ia sampai kepada Rasulullahﷺ, di sisi beliau terdapat Umar ibnul Khattab£, lalu ia menceritakan kepada beliau apa yang telah dikatakan oleh Abdullah ibnu Ubay tadi. Maka Umar£ berkata, "Wahai Rasulullah, perintahkanlah kepada Abbad ibnu Bisyar agar memenggal kepala Ibnu Salul. Rasulullahﷺ menjawab: Hai Umar, bagaimanakah jawabanmu apabila orang-orang mengatakan bahwa Muhammad telah membunuh temannya sendiri. Tidak, tetapi serukanlah, hai Umar, kepada orang-orang untuk segera berangkat (pulang).
*Ketika hal itu sampai kepada Abdullah ibnu Ubay, maka ia mendatangi Rasulullahﷺ dan meminta maaf kepadanya serta bersumpah bahwa dia tidak mengatakannya, yakni tidak mengatakan seperti apa yang dilaporkan oleh Zaid ibnu Arqam. Sedangkan Abdullah ibnu Ubay adalah seorang lelaki yang mempunyai kedudukan yang tinggi di kalangan kaumnya, maka mereka mengatakan, "Wahai Rasulullah, barangkali anak remaja ini (yakni Zaid ibnu Arqam) hanya berilusi dan masih belum dapat menangkap pembicaraan yang dikatakan oleh seorang yang telah dewasa. Tetapi Rasulullahﷺ pergi di tengah hari, yaitu di saat yang pada kebiasaannya beliau tidak pernah memerintahkan untuk berangkat. Lalu Usaid ibnu Hudair£ datang menjumpai beliauﷺ dan mengucapkan salam penghormatan kenabian kepada beliauﷺ Kemudian Usaid berkata, "Demi Allah, engkau memerintahkan berangkat di saat yang tidak disukai dan yang belum pernah engkau lakukan sebelumnya. Maka Rasulullahﷺ bersabda: Tidakkah engkau mendengar apa yang telah dikatakan oleh temanmu, Ibnu Ubay. Dia mengira bahwa apabila aku sampai di Madinah, maka orang yang kuat akan mengusir orang yang lemah daripadanya.
*Usaid ibnu Hudair£ berkata, "Wahai Rasulullah, engkaulah orang yang kuat dan dia adalah orang yang hina (kalah). Kemudian Usaid berkata pula, "Wahai Rasulullah, kasihanilah dia. Demi Allah, sesungguhnya ketika Allah mendatangkan engkau, sesungguhnya kami benar-benar telah menguntai manikam guna memahkotainya (menjadi pemimpin kami). Dan sesungguhnya dia memandang bahwa engkau telah merebut kerajaan itu dari tangannya. Kemudian Rasulullahﷺ membawa pasukan kaum muslim berjalan hingga petang hari dan dilanjutkan pada malam harinya hingga pada pagi hari dan matahari meninggi hingga panasnya mulai terasa. Setelah itu beliauﷺ memerintahkan kepada pasukan kaum muslim untuk turun istirahat,aguna mengalihkan perhatian mereka dari topik pembicaraan yang sedang menghangat di kalangan mereka. Maka begitu orang-orang menyentuh tanah, mereka langsung tidur karena kecapaian, dan di tempat itulah diturunkan surat Al-Munafiqun.
*Al-Hafiz Abu Bakar Al-Baihaqi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Abdullah Al-Hafiz, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Ishaq, telah menceritakan kepada kami Bisyr ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Al-Humaidi, telah menceritakan kepada kami Sufyan, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Dinar bahwa ia pernah mendengar Jabir ibnu Abdullah mengatakan, "Ketika kami bersama Rasulullahﷺ dalam suatu peperangan, maka ada seorang lelaki dari kalangan Muhajirin mendorong seorang lelaki dari kalangan Ansar (karena memperebutkan sesuatu). Maka orang Ansar mengatakan, 'Hai orang-orang Ansar!' Sedangkan orang Muhajirin mengatakan, 'Hai orang-orang Muhajirin!' Yakni meminta bantuan kepada temannya masing-masing. Maka Rasulullahﷺ bersabda: 'Mengapa seruan jahiliah itu muncul lagi?Tinggalkanlah oleh kalian, karena sesungguhnya seruan jahiliah itu sudah usang (busuk)'.
*Abdullah ibnu Ubay ibnu Salul berkata, "Ternyata mereka melakukan seruan jahiliah itu. Demi Allah, sesungguhnya jika kita kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah daripadanya.
*Jabir melanjutkan bahwa jumlah orang-orang Ansar di Madinah jauh lebih banyak daripada orang-orang Muhajirin di saat Rasulullahﷺ baru tiba di Madinah, kemudian lama-kelamaan sesudah itu jumlah kaum Muhajirin bertambah banyak. Maka Umar berkata, "Biarkanlah aku memenggal batang leher si munafik ini. Tetapi Rasulullahﷺ bersabda: Biarkanlah dia, agar orang-orang tidak membicarakan bahwa Muhammad membunuh temannya sendiri.
*Imam Ahmad meriwayatkan hadis ini dari Husain ibnu Muhammad Al-Marwazi, dari Sufyan ibnu Uyaynah. Imam Bukhari meriwayatkannya pula dari Al-Humaidi, Imam Muslim meriwayatkannya dari Abu Bakar ibnu Abu Syaibah dan lain-lainnya, dari Sufyan dengan sanad dan lafaz yang semisal.
*Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja'far, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Al-Hakam, dari Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi, dari Zaid ibnu Arqam yang mengatakan bahwa aku bersama Rasulullahﷺ dalam Perang Tabuk, maka Abdullah ibnu Ubay ibnu Salul mengatakan, "Sesungguhnya jika kita kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang yang lemah daripadanya. Zaid ibnu Arqam melanjutkan kisahnya, bahwa lalu ia menceritakan hal itu kepada Nabiﷺ
*Maka Abdullah ibnu Ubay ibnu Salul bersumpah bahwa dirinya tidak mengatakan hal tersebut. Akhirnya kaum Zaid ibnu Arqam mencela dirinya, dan mereka mengatakan, "Apakah tujuanmu dengan hal tersebut? Zaid ibnu Arqam pergi, lalu tidur dalam keadaan bersedih hati. Tidak lama kemudian Rasulullahﷺ memanggilku dan bersabda kepadaku: Sesungguhnya Allah telah menurunkan wahyu yang memaafkanmu dan membenarkanmu. Zaid ibnu Arqam mengatakan bahwa ayat ini diturunkan, yaitu firman-Nya: ( Mereka orang-orang yang mengatakan (kepada orang-orang Ansar), "Janganlah kamu memberikan perbelanjaan kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada di sisi Rasulullah supaya mereka bubar (meninggalkan Rasulullah). ) (Al-Munafiqun, 63:7) Sampai dengan firman-Nya: ( Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah daripadanya. ) (Al-Munafiqun, 63:8)
*Imam Bukhari meriwayatkan hadis ini dalam tafsir ayat ini melalui Adam ibnu Abu Iyas, dari Syu'bah. Kemudian ia mengatakan bahwa Ibnu Abu Zaidah telah meriwayatkan dari Al-A'masy, dari Amr, dari Ibnu Abu Laila, dari Zaid, dari Nabiﷺ Dan Imam Turmuzi serta Imam Nasa'i meriwayatkan hadis ini sehubungan dengan tafsir ayat ini melalui hadis Syu'bah dengan sanad yang sama.