Tafsir Al-Qur'an Surah Al-Muzzammil Ayat 6

Tafsir Al-Qur'an Surah Al-Muzzammil Ayat 6

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ


اِنَّ نَاشِئَةَ الَّيْلِ هِيَ اَشَدُّ وَطْـًٔا وَّاَقْوَمُ قِيْلًاۗ ﴿٦

inna nāsyi`atal-laili hiya asyaddu waṭ`aw wa aqwamu qīlā

Sungguh, bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa); dan (bacaan pada waktu itu) lebih berkesan.


Tafsir Ibnu Katsir

Tafsir Surah Al-Muzzammil Ayat: 6
*Abu Ishaq telah meriwayatkan dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas, bahwa nasya-a artinya berdiri menurut bahasa Habsyah, yakni bangun tidur. Umar, Ibnu Abbas, dan Ibnuz Zubair mengatakan bahwa malam hari seluruhnya dinamakan nasyi-ah. Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang. Dikatakan nasya-a apabila orang yang bersangkutan bangun di waktu sebagian malam hari. Menurut riwayat yang bersumber dari Mujahid, disebutkan sesudah waktu isya. Hal yang sama telah dikatakan oleh Abu Mijlaz, Qatadah, Salim, Abu Hazim, dan Muhammad ibnul Munkadir.

*Kesimpulan, NĀSYI-ATUL LAIL artinya bagian-bagian waktu dari malam hari, yang keseluruhannya dinamakan NASYI-AH, juga indentik dengan pengertian saat-saatnya. Makna yang dimaksud ialah bahwa melakukan qiyamul lail atau salat sunat di malam hari lebih khusyuk dan juga melakukan bacaan Al-Qur'an padanya lebih meresap di hati. Karena itu, disebutkan oleh firman-Nya:

هِيَ اَشَدُّ وَطْـًٔا وَّاَقْوَمُ قِيْلًا
( adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. ) (Al-Muzzammil, 73:6)

Yakni lebih berkesan dalam hati dalam menunaikan bacaan Al-Qur'an di saat itu dan lebih meresap dalam hati dalam memahami makna bacaannya ketimbang dalam salat sunat siang hari. Karena siang hari merupakan waktu beraktivitas bagi manusia, banyak suara gaduh dan kesibukan dalam mencari rezeki penghidupan.

*Al-Hafiz Abu Ya'la Al-Mausuli mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Sa'id Al-Jauhari, telah menceritakan kepada kami Abu Usamah, telah menceritakan kepada kami Al-A'masy, bahwa Anas ibnu Malik£ membaca ayat ini dengan bacaan berikut, "wa aswabu qīla. Maka berkatalah seseorang Ielaki kepadanya, "Sesungguhnya kami biasa membacanya dengan wa aqwamu qīla. Maka Anas menjawabnya, bahwa sesungguhnya aswabu, aqwamu, dan ahya-u serta lafaz-lafaz lainnya yang semakna artinya sama. Karena itulah maka disebutkan dalam firman berikutnya:

اِنَّ لَكَ فِى النَّهَارِ سَبْحًا طَوِيْلًا
( Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak). ) (Al-Muzzammil, 73:7)


Tafsir Jalalain  Tafsir Muyassar