بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
وَالَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَۖ اِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا ۖ ﴿٦٥﴾
wallażīna yaqụlụna rabbanaṣrif 'annā 'ażāba jahannama inna 'ażābahā kāna garāmā
Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, jauhkanlah azab Jahanam dari kami, karena sesungguhnya azabnya itu membuat kebinasaan yang kekal,”
Tafsir Surah Al-Furqan Ayat: 65
*Yaitu tetap dan abadi. Seperti yang dikatakan oleh seorang penyair sehubungan dengan makna garaman ini, melalui salah satu bait syairnya:
"Jika dia (orang yang disanjung penyair) menyiksa, maka siksaannya terus-menerus lagi tetap; dan jika dia memberi dengan pemberian yang banyak, ia tidak peduli (berapa pun banyaknya).
*Al-Hasan telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: ( sesungguhnya azab Jahanam itu adalah kebinasaan yang kekal. ) (Al-Furqan, 25:65) Segala sesuatu yang menimpa anak Adam, lalu lenyap darinya, tidak dapat dikatakan garam. Sesungguhnya pengertian garam itu tiada lain bagi sesuatu yang kekal selagi ada bumi dan langit.
Hal yang sama dikatakan oleh Sulaiman At-Taimi.
*Muhammad ibnu Ka'b telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: ( sesungguhnya azab Jahanam itu adalah kebinasaan yang kekal. ) (Al-Furqan, 25:65) Yakni mereka tidak merasakan nikmat hidup di dunia ini. Sesungguhnya Allahﷻ menanyakan kepada orang-orang kafir tentang nikmat (yang telah dikaruniakan-Nya kepada mereka). Mereka tidak dapat mempertanggungjawabkannya kepada Allah. Maka Allah menghukum mereka, lalu memasukkan mereka ke dalam neraka.