بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
يُوْفُوْنَ بِالنَّذْرِ وَيَخَافُوْنَ يَوْمًا كَانَ شَرُّهٗ مُسْتَطِيْرًا ﴿٧﴾
yụfụna bin-nażri wa yakhāfụna yaumang kāna syarruhụ mustaṭīrā
Mereka memenuhi nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana.
Tafsir Surah Al-Insan Ayat: 7
*Yaitu mereka beribadah kepada Allah menurut apa yang telah diwajibkan oleh Allah kepada mereka berupa ketaatan yang diwajibkan berdasarkan hukum asal syariat, dan apa yang mereka wajibkan atas dirinya sendiri melalui nazar mereka.
*Imam Malik telah meriwayatkan dari Talhah ibnu Abdul Malik Al-Aili, dari Al-Qasim ibnu Malik, dari Aisyah¥, bahwa Rasulullahﷺ telah bersabda:
مَنْ نَذَرَ اَنْ يُطِيْعَ اللّٰهَ فَلْيُطِعْهُ وَمَنْ نَذَرَ اَنْ يَعْصِيَ اللّٰهَ فَلَا يَعْصِهٖ
( "Barang siapa yang bernazar untuk taat kepada Allah, maka hendaklah ia taat kepada-Nya; dan barang siapa yang bernazar akan durhaka kepada Allah, maka janganlah ia durhaka kepada-Nya. )
Imam Bukhari meriwayatkan hadis ini melalui Malik.
*Dan mereka meninggalkan hal-hal yang diharamkan yang mereka dilarang melakukannya terdorong oleh rasa takut akan tertimpa hisab yang buruk di hari kemudian. Yaitu hari yang padanya azab terdapat merata di mana-mana, yakni menyeluruh menimpa manusia semuanya terkecuali orang yang dirahmati oleh Allahﷻ
*Ibnu Abbas mengatakan bahwa ( mustathīran ) artinya ( fasyiyan ), yakni merata.
*Qatadah mengatakan, "Demi Allah, azab di hari itu benar-benar merata hingga memenuhi langit dan bumi.
*Ibnu Jarir mengatakan, bahwa termasuk ke dalam pengertian ini ucapan mereka (orang Arab), "Keretakan itu telah merata mengenai semua permukaan kaca. Juga perkataan seorang penyair, yaitu Al-A'sya:
فَبَانَتْ وَقَد أسْأرت فِي الفُؤا..دِ صَدْعًا، عَلَى نَأيها مُستَطيرًا
Maka berpisahlah dia (kekasihnya) dengan meninggalkan keretakan dalam hati yang bekasnya merata di mana-mana.
Yakni memanjang dan sangat mendalam kesannya.