بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ صَدَقَنَا وَعْدَهٗ وَاَوْرَثَنَا الْاَرْضَ نَتَبَوَّاُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ نَشَاۤءُ ۚفَنِعْمَ اَجْرُ الْعٰمِلِيْنَ ﴿٧٤﴾
wa qālul-ḥamdu lillāhillażī ṣadaqanā wa'dahụ wa auraṡanal-arḍa natabawwa`u minal-jannati ḥaiṡu nasyā`, fa ni'ma ajrul-'āmilīn
Dan mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah memberikan tempat ini kepada kami sedang kami (diperkenankan) menempati surga di mana saja yang kami kehendaki.” Maka (surga itulah) sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal.
Tafsir Surah Az-Zumar Ayat: 74
Firman Allahﷻ
وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ صَدَقَنَا وَعْدَهٗ
( Dan mereka mengucapkan, "Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami. ) (Az-Zumar, 39:74)
Maksudnya, orang-orang mukmin itu apabila telah menyaksikan pahala mereka yang berlimpah di dalam surga dan pemberian yang besar, nikmat yang abadi, dan kerajaan yang besar, maka pada saat itu mereka mengatakan: ( Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami. ) (Az-Zumar, 39:74) Yaitu apa yang telah dijanjikan-Nya melalui lisan rasul-rasul-Nya yang mulia, sebagaimana mereka pun mengatakannya dalam doa mereka semasa di dunia:
رَبَّنَا وَاٰتِنَا مَا وَعَدْتَّنَا عَلٰى رُسُلِكَ وَلَا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيْعَادَ
( Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji. ) (Ali Imran: 3:194)
Dan mereka mengatakan pula dalam doanya:
وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ هَدٰىنَا لِهٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَآ اَنْ هَدٰىنَا اللّٰهُ لَقَدْ جَاۤءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ
( dan mereka berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami ke (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami, membawa kebenaran ) (Al-A'raf, 7:43)
وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْٓ اَذْهَبَ عَنَّا الْحَزَنَ اِنَّ رَبَّنَا لَغَفُوْرٌ شَكُوْرٌ ۨالَّذِيْٓ اَحَلَّنَا دَارَ الْمُقَامَةِ مِنْ فَضْلِهٖ لَا يَمَسُّنَا فِيْهَا نَصَبٌ وَّلَا يَمَسُّنَا فِيْهَا لُغُوْبٌ
( Dan mereka berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya; di dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu. ) (Fathir, 35:34-35:35)
Dan ucapan mereka yang disitir oleh firman-Nya:
وَاَوْرَثَنَا الْاَرْضَ نَتَبَوَّاُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ نَشَاۤءُ فَنِعْمَ اَجْرُ الْعٰمِلِيْنَ
( dan telah memberi kepada kami tempat ini, sedangkan kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja yang telah kami kehendaki. Maka surga itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal. ) (Az-Zumar, 39:74)
*Abul Aliyah, Abu Saleh, Qatadah, As-Saddi, serta Ibnu Zaid mengatakan bahwa yang dimaksud dengan tanah dalam ayat ini ialah surga.
Ayat ini semakna dengan firman-Nya:
وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِى الزَّبُوْرِ مِنْ بَعْدِ الذِّكْرِ اَنَّ الْاَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصّٰلِحُوْنَ
( Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuz, bahwa bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh. ) (Al-Anbiya, 21:105)
*Karena itulah disebutkan dalam surat ini oleh firman-Nya:
نَتَبَوَّاُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ نَشَاۤءُ
( sedangkan kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja kami kehendaki. ) (Az-Zumar, 39:74)
Yakni di bagian mana pun kami ingin menempatinya diperkenankan, maka sebaik-baik pahala adalah yang telah kami terima sebagai balasan dari amal perbuatan kami.
*Di dalam kitab Sahihain disebutkan melalui hadis Az-Zuhri, dari Anas£ tentang kisah Mi'raj, bahwa Nabiﷺ bersabda: "Aku dibawa masuk ke dalam surga, tiba-tiba di dalamnya terdapat bukit-bukit dari mutiara dan tanahnya adalah minyak kesturi.
*Abdu ibnu Humaid mengatakan, telah menceritakan kepada kami Rauh ibnu Ubadah, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, dari Al-Jariri, dari Abu Nadrah, dari Abu Sa'id£ yang mengatakan bahwa sesungguhnya Rasulullahﷺ pernah bertanya kepada Ibnu Sa'id tentang tanah surga, maka Ibnu Sa'id menjawab, "Tanahnya putih, baunya sangat harum seperti minyak kesturi yang murni. Maka Rasulullahﷺ bersabda, "Benar.
*Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Muslim melalui hadis Abu Salamah, dari Abu Nadrah, dari Abu Sa'id£.
*Imam Muslim telah meriwayatkan pula dari Abu Bakar ibnu Abu Syaibah, dari Abu Usamah, dari Al-Jariri, dari Abu Nadrah, dari Abu Sa'id£ yang menceritakan bahwa sesungguhnya Ibnu Sa'id pernah bertanya kepada Rasulullahﷺ tentang tanah surga, maka beliauﷺ menjawab: "Pasir putih terdiri dari minyak kesturi yang murni.
*Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abu Gassan ibnu Ismail, telah menceritakan kepada kami Israil, dari Abu Ishaq, dari Asim Ibnu Damrah, dari Ali ibnu AbuTalib£ sehubungan dengan makna firman-Nya: ( Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). ) (Az-Zumar, 39:73) Mereka digiring hingga sampai di pintu surga, mereka menemukan padanya sebuah pohon yang dari bagian bawah pohon itu memancar dua mata air. Lalu mereka pergi ke salah satu mata air itu dan bersucilah mereka dari airnya. Maka memancarlah dari tubuh mereka sinar kebahagiaan, dan kulit mereka tidak berubah lagi sesudahnya untuk selama-lamanya; dan rambut mereka tidak awut-awutan lagi selama-lamanya sesudah itu, seakan-akan rambut mereka diminyaki. Kemudian mereka pergi ke mata air yang lainnya seakan-akan mereka mendapat perintah, lalu minumlah mereka dari airnya. Maka lenyaplah semua kotoran dan penyakit yang ada pada perut mereka sebelumnya. Para malaikat menyambut kedatangan mereka di depan pintu surga: Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! Maka masukilah surga ini, sedangkan kamu kekal di dalamnya. (Az-Zumar, 39:73) Semua pelayan surga menyambut kedatangan tuannya masing-masing seraya mengelilinginya -sebagaimana menyambut kedatangan tuannya yang lama pergi dari pengembaraannya- seraya berkata, "Bergembiralah, Allah telah menyediakan anu dan anu sebagai penghormatan buatmu. Kemudian salah seorang dari pelayannya pergi menemui istri-istrinya dari kalangan bidadari, lalu mengatakan kepada mereka, "Si anu telah datang, seraya menyebut namanya saat di dunia. Maka mereka bertanya, "Apakah kamu benar-benar melihat kedatangannya? Pelayan itu menjawab, "Ya. Maka kegembiraan mereka meledak sehingga tidak sabar lagi mereka keluar menuju pintu. Lalu datanglah suami mereka, tiba-tiba menjumpai tempatnya telah dilengkapi dengan bantal-bantal yang bersusun, gelas-gelas yang terletak di dalamnya, dan permadani-permadani yang terhampar. Kemudian ia melihat ke arah fondasi bangunan gedungnya; ternyata ia menjumpainya dibangun di atas fondasi mutiara, ada yang merah, ada yang hijau, ada yang kuning, ada yang putih, dan semua warna lainnya. Kemudian ia arahkan pandangannya ke bagian atas gedung; seandainya Allahﷻ tidak memberinya kekuasaan, niscayalah matanya akan buta karena bagian atasnya berkilauan seperti kilat. Kemudian ia memandang ke arah istri-istrinya dari kalangan bidadari, setelah itu ia bersandar pada dipan dipan pelaminannya seraya berkata: Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. (Al-A'raf, 7:43)
*Kemudian Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abu Gassan Malik ibnu Ismail An-Nahdi, telah menceritakan kepada kami Maslamah ibnu Ja'far Al-Bajali yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Mu'az Al-Basri mengatakan bahwa sesungguhnya Ali£ di suatu hari berada di rumah Nabiﷺ, lalu Nabiﷺ bersabda, "Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya mereka apabila dibangkitkan dari kuburnya, maka didatangkanlah kepada mereka (ahli surga) unta kendaraan yang bersayap yang berpelanakan emas, tali terompah mereka dari cahaya yang berkilauan; setiap langkah dari unta kendaraan itu dapat mencapai jarak sejauh mata memandang. Perjalanan mereka sampai di sebuah pohon yang dari akarnya menyumber dua buah mata air. Lalu dari salah satunya mereka minum, maka tercuci bersihlah semua kotoran yang ada di dalam perut mereka. Dan mereka mandi dari mata air yang lainnya, maka kulit mereka tidak lagi keriput dan rambut mereka tidak awut-awutan lagi untuk selama-lamanya sesudah itu, dan dari penampilan mereka terpancarkan kehidupan yang menyenangkan. Hingga sampailah mereka di depan pintu surga, dan mereka menjumpai lingkaran pegangan pintunya terbuat dari yaqut merah yang dihiasi dengan lempengan emas. Lalu mereka memukulkan lingkaran itu pada lempengan emas, maka terdengarlah suara dentingan yang kedengarannya seperti suara, 'Hai Ali,' sehingga sampailah suara itu ke telinga para bidadari calon istri-istrinya, dan mereka mengerti bahwa suami mereka telah tiba. Lalu istri-istrinya mengutus dayangnya untuk menyambut kedatangan suaminya itu. Manakala si suami melihat kedatangan dayang itu, maka ia menyungkur kepadanya -Maslamah mengatakan bahwa menurut hematku Ali bermaksud mengatakan menyungkur bersujud kepadanya-. Maka si dayang itu berkata kepadanya, 'Angkatlah kepalamu, sesungguhnya aku ini hanyalah dayangmu, aku disuruh untuk menyambut kedatanganmu.' Lalu ia mengikutinya. Para istrinya sudah tidak sabar lagi menyambut kedatangannya, mereka keluar dari kemah berlian dan yaqutnya, lalu langsung memeluk suaminya seraya berkata, "Engkau adalah kekasihku dan aku adalah kekasihmu, akulah istrimu yang kekal yang tidak akan mati, akulah istri yang selalu senang dan tidak pernah sengsara, akulah istri yang selalu rela dan tidak pernah marah, akulah istri yang setia yang selalu berada di tempat dan tidak pernah pergi. Lalu ia memasuki sebuah gedung yang tingginya dari fondasinya adalah seribu hasta, dibangun di atas fondasi mutiara yang beraneka ragam warnanya, kuning, hijau, merah; tiada suatu batu mutiara pun dari fondasi itu yang sewarna dengan lainnya. Di dalam gedung itu terdapat tujuh puluh pelaminan, setiap palaminan mempunyai tujuh puluh buah kasur, dan pada setiap kasur terdapat tujuh puluh orang istri; setiap istri mengenakan tujuh puluh macam perhiasan dan pakaian, sumsum betisnya dapat kelihatan dari balik pakaian yang dikenakannya; dan untuk menyetubuhinya diperlukan waktu semalam suntuk seperti malam kalian ini. Sungai-sungai mengalir di bawah mereka (penduduk surga). Ada sungai air yang tawar, bersih tidak ada kotoran padanya; ada sungai susu yang tidak berubah rasanya, yakni bukan seperti yang dikeluarkan dari tetek hewan perahan; dan ada sungai khamr yang lezat rasanya bagi para peminumnya, bukan seperti khamr yang diperas dengan kaki manusia; ada pula sungai madu yang disaring, bukan seperti madu yang dihasilkan dari perut lebah. Ia dapat memetik buah pepohonan surga sekehendak hatinya, baik dalam keadaan berdiri, duduk, ataupun bersandar. Kemudian Nabiﷺ membaca firman-Nya: ( Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya. ) (Al-Insan, 76:14) Maka bila ia menginginkan makanan, datanglah kepadanya burung putih dan adakalanya burung hijau, lalu burung itu mengangkat sayapnya, maka ia dapat makan dari lambung burung itu segala macam makanan yang disukainya. Setelah itu burung tersebut terbang pergi, dan masuklah kepadanya malaikat yang mengatakan kepadanya, "Kesejahteraan di limpahkan atas kalian, itulah surga yang diwariskan (diberikan) kepadamu sebagai balasan dari apa yang telah kalian kerjakan (selama di dunia). Seandainya sebilah rambut bidadari dijatuhkan ke bumi, niscaya cahayanya dapat menerangi bagian gelap yang tidak terjangkau oleh sinar matahari.
*Hadis ini berpredikat garib, seakan-akan hadis ini mursal; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.