Tafsir Al-Qur'an Surah Al-Anbiya Ayat 87

Tafsir Al-Qur'an Surah Al-Anbiya Ayat 87

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ


وَذَا النُّوْنِ اِذْ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ اَنْ لَّنْ نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادٰى فِى الظُّلُمٰتِ اَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ ۚ ﴿٨٧

wa żan-nụni iż żahaba mugāḍiban fa ẓanna al lan naqdira 'alaihi fa nādā fiẓ-ẓulumāti al lā ilāha illā anta sub-ḥānaka innī kuntu minaẓ-ẓālimīn

Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ”Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.”


Tafsir Ibnu Katsir

Tafsir Surah Al-Anbiya Ayat: 87
*Kisah mengenai Nabi Yunus ini disebutkan di dalam surat ini, juga di dalam surat Ash-Shaffat dan surat Nun. Yunus ibnu Mata diutus oleh Allah kepada penduduk kota Nainawi, yaitu suatu kota besar yang terletak di negeri Mausul. Yunus menyeru mereka untuk menyembah Allahﷻ, tetapi mereka menolak dan tetap tenggelam di dalam kekafirannya. Maka Yunus pergi meninggalkan mereka dalam keadaan marah seraya mengancam mereka bahwa dalam waktu tiga hari lagi akan datang azab dari Allah.

*Setelah mereka melihat tanda-tanda datangnya azab itu dan mereka mengetahui bahwa nabi mereka tidak dusta dalam ancamannya, maka mereka keluar menuju ke padang sahara bersama anak-anak mereka dengan membawa ternak unta dan ternak lainnya milik mereka yang mereka pisahkan antara induk dan anaknya.

*Kemudian mereka memohon kepada Allah dengan merendahkan diri, dan menyeru-Nya untuk meminta pertolongan, semua ternak unta dan anak-anaknya mengeluarkan suara lenguhan, begitu pula sapi dan anak-anaknya, dan juga kambing dan anak-anaknya. Akhirnya Allah tidak jadi menurunkan azab kepada mereka. Kisah ini disebutkan oleh Allahﷻ melalui firman-Nya:

فَلَوْلَا كَانَتْ قَرْيَةٌ اٰمَنَتْ فَنَفَعَهَآ اِيْمَانُهَآ اِلَّا قَوْمَ يُوْنُسَ لَمَّآ اٰمَنُوْا كَشَفْنَا عَنْهُمْ عَذَابَ الْخِزْيِ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَمَتَّعْنٰهُمْ اِلٰى حِيْنٍ
( Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu. ) (Yunus, 10:98)

*Sesudah itu Yunus pergi meninggalkan kaumnya dan menaiki perahu bersama suatu kaum. Di tengah laut, perahu oleng; mereka merasa takut akan tenggelam (karena keberatan penumpang). Maka mereka mengadakan undian di antara mereka untuk menentukan siapa yang bakal dilemparkan ke dalam laut untuk meringankan beban muatan perahu. Akhirnya undian jatuh ke tangan Yunus, tetapi mereka menolak, tidak mau melemparkannya. Lalu dilakukan undian lagi, ternyata kali itu undian jatuh ke tangan Yunus lagi. Mereka menolak, lalu mengadakan undian lagi. Ternyata undian jatuh ke tangan Yunus juga. Hal ini disebutkan oleh Allahﷻ melalui firman-Nya:

فَسَاهَمَ فَكَانَ مِنَ الْمُدْحَضِيْنَ
( kemudian ia ikut berundi, lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. ) (Ash-Shaffat, 37:141)

Yakni undian jatuh ke tangannya. Maka Yunus melucuti pakaiannya dan menceburkan diri ke dalam laut. Saat itu Allah telah memerintahkan kepada ikan paus dari laut hijau -menurut apa yang diceritakan oleh Ibnu Mas'ud- membelah lautan dan sampai di tempat Yunus, lalu menelannya saat Yunus menceburkan diri ke laut. Allah telah memerintahkan kepada ikan paus itu, "Janganlah kamu memakan secuil pun dari dagingnya, jangan pula mematahkan tulangnya, karena sesungguhnya Yunus itu bukanlah rezeki makananmu, melainkan perutmu Aku jadikan sebagai penjara buatnya.

*Zun Nun adalah nama ikan paus itu menurut riwayat yang sahih, lalu dikaitkan dengan nama Nabi Yunus karena ia ditelan olehnya. Makna harfiyahnya ialah orang yang mempunyai ikan besar.

*******
Firman Allahﷻ:

اِذْ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا
( ketika ia pergi dalam keadaan marah. ) (Al-Anbiya, 21:87)

*Menurut Ad-Dahhak, Yunus marah terhadap kaumnya.

فَظَنَّ اَنْ لَّنْ نَّقْدِرَ عَلَيْهِ
( lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya). ) (Al-Anbiya, 21:87)

Maksudnya, tidak akan mempersempitnya dengan dimasukkan ke dalam perut ikan besar. Hal yang semisal telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Mujahid, Ad-Dahhak, dan lain-lainnya. Pendapat ini dipilih oleh Ibnu Jarir, dan ia menentukan pilihannya ini berdasarkan dalil firman Allahﷻ yang mengatakan:

وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهٗ فَلْيُنْفِقْ مِمَّآ اٰتٰىهُ اللّٰهُ لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا مَآ اٰتٰىهَا سَيَجْعَلُ اللّٰهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُّسْرًا
( Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang, melainkan (sekadar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan. ) (Ath-Thalaq, 65:7)

*Atiyyah Al-Aufi telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: ( lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya). ) (Al-Anbiya, 21:87) Yaitu memutuskan ketetapan takdir baginya. Seakan-akan Atiyyah menganggap lafaz ( naqdira ) ini bermakna takdir. Karena sesungguhnya orang-orang Arab mengatakan qadara dan qaddara dengan makna yang sama.

*Termasuk ke dalam pengertian takdir ini, firman Allahﷻ:

فَالْتَقَى الْمَاۤءُ عَلٰٓى اَمْرٍ قَدْ قُدِرَ
( maka bertemulah air-air itu untuk satu urusan yang sungguh telah ditakdirkan. ) (Al-Qamar, 54:12)

Adapun firman Allahﷻ:

فَنَادٰى فِى الظُّلُمٰتِ اَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ
( maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap, "Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim. ) (Al-Anbiya, 21:87)

*Ibnu Mas'ud£ mengatakan bahwa ( zhulumāt ) bentuk jamak, maksudnya gelapnya perut ikan paus, gelapnya lautan, dan gelapnya malam hari. Hal yang sama telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Amr ibnu Maimun, Sa'id ibnu Jubair, Muhammad ibnu Ka'b, Ad-Dahhak, Al-Hasan, dan Qatadah.

*Salim ibnu Abul Ja'd mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah gelapnya keadaan di dalam perut ikan besar dan gelapnya laut.

*Ibnu Mas'ud dan Ibnu Abbas serta lain-lainnya mengatakan ikan paus itu membawa Yunus menyelam hingga sampai di dasar laut, lalu Yunus mendengar suara tasbih batu-batu kerikil di dasar laut. Maka pada saat itu juga Yunus mengucapkan:

لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ
( Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim. ) (Al-Anbiya, 21:87)

*Auf Al-A'rabi mengatakan bahwa ketika Yunus telah berada di dalam perut ikan besar, ia menduga dirinya telah mati. Kemudian ia menggerakkan kedua kakinya, ternyata bergerak, lalu ia bersujud di tempatnya, dan menyeru Tuhannya, "Wahai Tuhanku, saya jadikan di tempat yang tidak dapat dijangkau oleh manusia ini tempat bersujud kepada Engkau.

*Sa'id ibnu Abul Hasan Al-Basri mengatakan bahwa Yunus tinggal di dalam perut ikan besar selama empat puluh hari. Kedua riwayat di atas dikemukakan oleh Ibnu Jubair.

*Muhammad ibnu Ishaq ibnu Yasar telah menceritakan kisah berikut yang ia terima dari orang yang menceritakan kisah ini kepadanya dari Abdullah ibnu Rafi' maula Ummu Salamah yang mengatakan, bahwa ia pernah mendengar Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullahﷺ telah bersabda: "Ketika Allah hendak menyekap Yunus di dalam perut ikan besar, Allah memerintahkan kepada ikan besar untuk menelannya, tetapi tidak boleh melukai dagingnya dan tidak boleh pula meremukkan tulangnya. Setelah ikan besar sampai di dasar laut, sedangkan di perutnya terdapat Yunus, Yunus mendengar suara, maka Yunus berkala dalam hatinya, "Suara apakah ini? Lalu Allah menurunkan wahyu kepadanya, sedangkan ia berada di dalam perut ikan, bahwa suara itu adalah suara tasbih hewan-hewan laut. Maka Yunus pun bertasbih pula dalam perut ikan besar itu; suara tasbihnya terdengar oleh para malaikat. Maka mereka bertanya, "Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar suara (tasbih) yang lemah di kedalaman yang jauh sekali lagi terpencil. Allah berfirman, "Itu adalah suara hamba-Ku, Yunus. Dia durhaka kepada-Ku, maka Aku sekap dia di dalam perut ikan di laut. Para malaikat bertanya, "Dia adalah seorang hamba yang saleh, setiap malam dan siang hari dilaporkan ke hadapanMu amal saleh darinya. Allah berfirman, "Ya, benar. Maka pada saat itu para malaikat memohon syafaat buat Yunus, akhirnya Allah memerintahkan kepada ikan besar itu untuk mengeluarkan Yunus, lalu ikan besar melemparkannya ke tepi pantai, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya,

وَهُوَ سَقِيْمٌ
( Sedangkan ia dalam keadaan sakit. ) (Ash-Shaffat, 37:145)

*Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, juga oleh Al-Bazzar di dalam kitab Musnadnya melalui jalur Muhammad ibnu Ishaq, dari Abdullah ibnu Rafi', dari Abu Hurairah, lalu disebutkan hal yang semisal, kemudian ia menyebutkan bahwa kami tidak mengetahui hadis ini bersumber dari Nabiﷺ kecuali melalui jalur sanad ini.

*Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Abdullah Ahmad ibnu Abdur Rahman (anak saudara lelaki Ibnu Wahb), telah menceritakan kepada kami pamanku, telah menceritakan kepadaku Abu Sakhr, bahwa Yazid Ar-Raqqasyi pernah mengatakan, bahwa ia pernah mendengar Anas ibnu Malik -yang menurut keyakinanku Anas tiada lain menerimanya dari Rasulullahﷺ-menceritakan kisah berikut, "Bahwa Yunus ketika mulai memanjatkan doa berikut di dalam perut ikan, yaitu, "Ya Allah, tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang aniaya.' Maka doanya itu naik sampai di bawah 'Arasy, maka para malaikat bertanya, "Wahai Tuhanku, ada suara lemah yang telah dikenal bersumber dari negeri yang terasing. Allah berfirman, "Tidakkah kalian ketahui suara itu? Mereka bertanya, "Tidak, wahai Tuhanku, siapakah dia? Allah berfirman, "Dia adalah hamba-Ku Yunus. Mereka berkata, "Hamba-Mu Yunus yang sampai sekarang masih tetap dilaporkan ke hadapan-Mu amalnya yang diterima dan doanya diperkenankan. Mereka berkata pula, "Wahai Tuhan kami, tidakkah Engkau merahmatinya berkat amal yang dikerjakannya di saat dia senang, karenanya Engkau selamatkan dia di saat mendapat cobaan? Allah berfirman, "Baiklah, maka Allah memerintahkan kepada ikan besar itu agar memuntahkannya ke daerah yang tandus.


Tafsir Jalalain  Tafsir Muyassar