بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
وَزَكَرِيَّآ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗ رَبِّ لَا تَذَرْنِيْ فَرْدًا وَّاَنْتَ خَيْرُ الْوٰرِثِيْنَ ۚ ﴿٨٩﴾
wa zakariyyā iż nādā rabbahụ rabbi lā tażarnī fardaw wa anta khairul-wāriṡīn
Dan (ingatlah kisah) Zakaria, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan) dan Engkaulah ahli waris yang terbaik.
Tafsir Surah Al-Anbiya Ayat: 89
*Allahﷻ menceritakan tentang hamba-Nya (yaitu Zakaria) ketika ia meminta kepada Allah agar dikaruniai seorang anak laki-laki yang kelak akan menjadi nabi sesudah ia tiada. Kisah ini telah disebutkan dengan panjang lebar dalam permulaan tafsir surat Maryam dan surat Ali Imran, tetapi dalam surat ini lebih singkat.
اِذْ نَادٰى رَبَّهٗ
( tatkala ia menyeru Tuhannya. ) (Al-Anbiya, 21:89) dengan sembunyi-sembunyi dari penglihatan kaumnya.
رَبِّ لَا تَذَرْنِيْ فَرْدًا
( Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri. ) (Al-Anbiya, 21:89)
Yakni tidak beranak dan tidak ada ahli waris yang akan menduduki jabatan kenabian sesudahnya untuk mengatur manusia.
وَاَنْتَ خَيْرُ الْوٰرِثِيْنَ
( dan Engkaulah waris yang paling baik. ) (Al-Anbiya, 21:89)
*Hal ini merupakan doa dan sanjungan yang sesuai dengan permintaan yang diajukan.