بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
وَاقْتَرَبَ الْوَعْدُ الْحَقُّ فَاِذَا هِيَ شَاخِصَةٌ اَبْصَارُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْاۗ يٰوَيْلَنَا قَدْ كُنَّا فِيْ غَفْلَةٍ مِّنْ هٰذَا بَلْ كُنَّا ظٰلِمِيْنَ ﴿٩٧﴾
waqtarabal-wa'dul-ḥaqqu fa iżā hiya syākhiṣatun abṣārullażīna kafarụ, yā wailanā qad kunnā fī gaflatim min hāżā bal kunnā ẓālimīn
Dan (apabila) janji yang benar (hari berbangkit) telah dekat, maka tiba-tiba mata orang-orang yang kafir terbelalak. (Mereka berkata), ”Alangkah celakanya kami! Kami benar-benar lengah tentang ini, bahkan kami benar-benar orang yang zalim.”
Tafsir Surah Al-Anbiya Ayat: 97
Firman Allahﷻ:
وَاقْتَرَبَ الْوَعْدُ الْحَقُّ
( Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar. ) (Al-Anbiya, 21:97)
Yakni hari kiamat. Bilamana telah terjadi huru-hara, keguncangan dan kekacauan tersebut, maka hari kiamat telah dekat. Dan bilamana hari kiamat terjadi, maka orang-orang kafir yang hidup di masa itu berkata, "Ini adalah hari yang sangat sulit. Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:
فَاِذَا هِيَ شَاخِصَةٌ اَبْصَارُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا
( maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. ) (Al-Anbiya, 21:97) karena kengerian mereka yang sangat saat menyaksikan peristiwa-peristiwa yang besar di hari kiamat itu.
يٰوَيْلَنَا
( Aduhai, celakalah kami. ) (Al-Anbiya, 21:97)
Yaitu mereka berkata, "Aduhai, celakalah kami,
قَدْ كُنَّا فِيْ غَفْلَةٍ مِّنْ هٰذَا
( Sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini. ) (Al-Anbiya, 21:97)
Maksudnya, saat mereka di dunia melalaikan adanya hari kiamat.
بَلْ كُنَّا ظٰلِمِيْنَ
( bahkan kami adalah orang-orang yang zalim. ) (Al-Anbiya, 21:97)
*Mereka mengakui kezaliman mereka terhadap dirinya sendiri. Tetapi nasi sudah menjadi bubur, hal itu tidak dapat menolong mereka.