مسند أحمد ٢٣٧٦٢: حَدَّثَنَا عَفَّانُ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ قَالَ حَدَّثَنَا الْحَجَّاجُ بْنُ أَرْطَاةَ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ وَحَدَّثَنِيهِ مَكْحُولٌ قَالَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا اسْتُحِلَّ بِهِ فَرْجُ الْمَرْأَةِ مِنْ مَهْرٍ أَوْ عِدَّةٍ فَهُوَ لَهَا وَمَا أُكْرِمَ بِهِ أَبُوهَا أَوْ أَخُوهَا أَوْ وَلِيُّهَا بَعْدَ عُقْدَةِ النِّكَاحِ فَهُوَ لَهُ وَأَحَقُّ مَا أُكْرِمَ بِهِ الرَّجُلُ ابْنَتُهُ وَأُخْتُهُ
Musnad Ahmad 23762: Telah menceritakan kepada kami Affan, dia berkata: telah menceritakan kepada kami 'Abdul Wahid bin Ziyad, dia berkata: telah menceritakan kepada kami Al-Hajaj bin Arthah dari 'Amru bin Syu'aib dari 'Urwah bin Az-Zubair dari Aisyah berkata: telah menceritakan kepadaku Makhul, keduanya berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda: "Sesuatu yang manjadikan kemaluan wanita halal berupa mahar atau pemberian, maka dia menjadi milik wanita tersebut dan apa-apa yang diberikan ayahnya, saudaranya, atau walinya setelah akad nikah maka ia menjadi miliknya (sang suami) dan yang paling berhak terhadap pemberian yang diberikan kepada seseorang adalah anak perempuan dan saudara perempuannya."
Musnad Ahmad Nomer 23762