Musnad Ahmad

باقي مسند الأنصار

Kitab Sisa Musnad Sahabat Anshar

باقي المسند السابق
Lanjutan Musnad yang lalu

مسند أحمد ٢٤٠٩٣: حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ وَسُرَيْجٌ يَعْنِي ابْنَ النُّعْمَانِ قَالَا حَدَّثَنَا فُلَيْحٌ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ مَعْمَرٍ عَنْ أَبِي يُونُسَ مَوْلَى عَائِشَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ اسْتَأْذَنَ رَجُلٌ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ بِئْسَ ابْنُ الْعَشِيرَةِ فَلَمَّا دَخَلَ هَشَّ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَانْبَسَطَ إِلَيْهِ ثُمَّ خَرَجَ فَاسْتَأْذَنَ رَجُلٌ آخَرُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِعْمَ ابْنُ الْعَشِيرَةِ فَلَمَّا دَخَلَ لَمْ يَنْبَسِطْ إِلَيْهِ كَمَا انْبَسَطَ إِلَى الْآخَرِ وَلَمْ يَهَشَّ لَهُ كَمَا هَشَّ فَلَمَّا خَرَجَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ اسْتَأْذَنَ فُلَانٌ فَقُلْتَ لَهُ مَا قُلْتَ ثُمَّ هَشَشْتَ لَهُ وَانْبَسَطْتَ إِلَيْهِ وَقُلْتَ لِفُلَانٍ مَا قُلْتَ وَلَمْ أَرَكَ صَنَعْتَ بِهِ مَا صَنَعْتَ لِلْآخَرِ فَقَالَ يَا عَائِشَةُ إِنَّ مِنْ شِرَارِ النَّاسِ مَنْ اتُّقِيَ لِفُحْشِهِ

Musnad Ahmad 24093: Telah menceritakan kepada kami Abu Amir dan Suraij, yaitu Ibnu An Nu'man keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami Fulaij dari Abdullah bin Abdurrahman bin Ma'mar dari Abi Yunus, pembantu Aisyah, dari Aisyah berkata: "Ada seorang lelaki yang meminta izin kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda: "Sungguh tidak baiknya Ibnu Al Asyirah." Tatkala dia masuk (menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam), anehnya Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam justeru menampakkan keriangan dan tersenyum kepadanya kemudian mempersilahkan kepadanya, baru kemudian dia pergi. Kemudian ada lelaki lain yang meminta izin, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sungguh baiknya Ibnu Al Asyirah, tatkala ia masuk (menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam), anehnya beliau justeru tidak menampakkan keriangan dan tidak pula tersenyum kepadanya sebagaimana beliau tersenyum dengan orang yang telah keluar tadi. Saya berkata: "Wahai Rasulullah! Tatkala si fulan meminta izin, engkau berkata kepadanya dengan sambutan yang tidak pernah engkau katakan dan engkau tersenyum dengan kepadanya, mempersilakannya, dan memberi sambutan kepada si fulan yang tidak engkau katakan kepada lainnya. Saya tidak melihat engkau melakukan perbuatan yang sama atas kawan-kawanmu." Lalu beliau bersabda: "Sesungguhnya seburuk-buruk orang adalah yang harus diwaspadai karena kejahatannya."

Musnad Ahmad Nomer 24093