مسند أحمد ١٠١٩٧: حَدَّثَنَا يَزِيدُ أَخْبَرَنَا هِشَامُ بْنُ حَسَّانَ عَنْ مُحَمَّدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَخْطُبُ الرَّجُلُ عَلَى خِطْبَةِ أَخِيهِ وَلَا يَسُومُ عَلَى سَوْمِ أَخِيهِ وَلَا تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ عَلَى عَمَّتِهَا وَلَا عَلَى خَالَتِهَا وَلَا تَسْأَلُ طَلَاقَ أُخْتِهَا لِتَكْتَفِئَ مَا فِي صَحْفَتِهَا وَلْتَنْكِحْ فَإِنَّمَا لَهَا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَهَا
Musnad Ahmad 10197: Telah menceritakan kepada kami Yazid, dia berkata: telah mengabarkan kepada kami Hisyam bin Hassan dari Muhammad dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda: "Janganlah seorang lelaki meminang atas pinangan saudaranya dan jangan menawar atas tawarannya, seorang wanita tidak boleh dinikahi dengan memadu bibinya baik dari pihak bapak ataupun dari pihak ibu, dan seorang wanita juga tidak boleh meminta atas cerainya wanita lain sehingga ia bisa memenuhi tempat makannya dan agar ia dinikahi (suami wanita yang telah dicerai, pent), karena baginya adalah apa yang telah Allah tetapkan."
Musnad Ahmad Nomer 10197