مسند أحمد ١٠٩٢٠: حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ حَدَّثَنَا شَيْبَانُ عَنْ فِرَاسٍ عَنْ عَطِيَّةَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ عَنْ نَبِيِّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا تَطَهَّرَ الرَّجُلُ فَأَحْسَنَ الطُّهُورَ ثُمَّ أَتَى الْجُمُعَةَ فَلَمْ يَلْغُ وَلَمْ يَجْهَلْ حَتَّى يَنْصَرِفَ الْإِمَامُ كَانَتْ كَفَّارَةً لِمَا بَيْنَهَا وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ وَفِي الْجُمُعَةِ سَاعَةٌ لَا يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُؤْمِنٌ يَسْأَلُ اللَّهَ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَالْمَكْتُوبَاتُ كَفَّارَاتٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ
Musnad Ahmad 10920: Telah menceritakan kepada kami Mu'awiyah berkata: telah menceritakan kepada kami Syaiban dari Firas dari 'Athiyyah dari Abu Sa'id dari Nabiyullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Jika seorang laki-laki bersuci dan membaguskannya kemudian setelah itu datang ke masjid, ia tidak berbuat sia-sia dan tidak berlaku jahil hingga imam pergi, maka hal itu akan menjadi kafarah antara jum'at tersebut dengan jum'at yang akan datang. Dan pada hari jum'at ada satu waktu tidaklah seorang mukmin mendapati waktu tersebut kemudian ia meminta sesuatu kepada Allah kecuali Dia pasti akan memberikan kepadanya. Dan shalat lima waktu adalah kafarah antara shalat yang satu dengan yang lainnya."
Musnad Ahmad Nomer 10920