مسند أحمد ١٤٣٩٣: حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ أَخْبَرَنَا أَيُّوبُ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ وَسَعِيدِ بْنِ مِينَا عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ الْمُحَاقَلَةِ وَالْمُزَابَنَةِ وَالْمُعَاوَمَةِ فَقَالَ أَحَدُهُمَا وَبَيْعِ السِّنِينَ وَعَنْ بَيْعِ الثُّنْيَا وَرَخَّصَ فِي الْعَرَايَا
Musnad Ahmad 14393: Telah menceritakan kepada kami 'Affan Telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid telah mengabarkan kepada kami Ayyub dari Abu Az Zubair dan Sa'id Bin Mina dari Jabir bin Abdullah sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melarang muhaqolah (menjual tanaman yang masih dalam tangkainya dengan makanan pokok), muzabanah (menjual kurma di pohon yang masih basah dengan beberapa wasak buah kurma kering), dan mu'awamah (jual beli secara tahunan, setahu, dua tahun atau semisal). -Salah satunya berkata: dan juAl beli pertahun-- dan juAl beli tsunya (mengecualikan sesuatu yang tidak jelas dalam akad juAl beli misalnya si penjual berkata: saya menjual setakar gandum ini kecuali sebagiannya) Dan memberi keringanan pada juAl beli 'araya (juAl beli kurma basah yang masih di pohon dengan yang hampir menjadi kurma).
Musnad Ahmad Nomer 14393