مسند أحمد ١٩٠٦٠: حَدَّثَنَا يَحْيَى حَدَّثَنَا عِمْرَانُ الْقَصِيرُ حَدَّثَنَا أَبُو رَجَاءٍ عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ قَالَ نَزَلَتْ آيَةُ الْمُتْعَةِ فِي كِتَابِ اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى وَعَمِلْنَا بِهَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ تَنْزِلْ آيَةٌ تَنْسَخُهَا وَلَمْ يَنْهَ عَنْهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى مَاتَ
Musnad Ahmad 19060: Telah menceritakan kepada kami Yahya, telah menceritakan kepada kami 'Imran bin Qashir, telah menceritakan kepada kami Abu Raja' dari 'Imran bin Hushain dia berkata: "Telah turun ayat tentang (haji) tamattu' dalam kitabullah Tabaraka wa Ta'ala, kami pun mematuhinya sedang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berada di tengah-tengah kami, sementara tidak ada satu ayat pun yang turun menghapusnya dan melarangnya hingga Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam wafat."
Musnad Ahmad Nomer 19060